Friday 28 October 2011

印尼华人 (21/1)

印尼华人 (21/1)


YA TUHAN ! APA DOSA ANAKKU

Posted: 28 Oct 2011 09:26 AM PDT

Story: Kenangan baik dan buruk itu masih melekat di lubuk hatiku. Bagiku, Rustam  tipe suami yang baik dan berperilaku santun. Kami berkenalan, kemudian akrab dan akhirnya saling jatuh cinta, Ketika itu aku bekerja di sebuah perusahaan swasta,  sedangkan dia menjadi salah satu distributor di perusahaan tersebut. Dengan kesepakatan dan ikatan batin, akhirnya Rustam meminangku dan akhirnya kami menikah.

Bahtera rumah tangga kami berjalan mulus dan cukup harmonis. Apa lagi setelah kami dikaruniai seorang anak, Ia adalah anak perempuan yang manis dan menggemaskan. Aku bahagia sekali. Rasanya dunia ini milik kami bertiga, tidak ada yang bisa mengganggu kebahagiaan ini. Belaian kasih sayang aku berikan kepada anakku dan suamiku.

Namun sayang, karena kondisi perekonomian kami yang memprihatinkan, putri pertamaku itu, aku titipkan kepada kerabat dekatku di sebuah tempat yang dirahasiakan. Maklumlah kondisi dan taraf hidup kami masih di bawah, sangat memprihatinkan. Biarlah Bella tidak mengetahui kondisi kami sehingga ia tidak terbebani.

Karena itulah, suamiku terus membanting tulang demi mendapatkan hasil yang maksimal. Jerih payahnya itu membuahkan hasil yang luar biasa. Ia bisa memperbaiki taraf perekonomian keluarga. Kehidupan keluargaku beranjak meningkat, lebih baik. Buktinya, kami sudah sanggup lengser dari rumah orangtua, mengontrak rumah di bilangan Jakarta Selatan.

Sayangnya, kebahagianku itu tidak berlangsung lama. Hanya bertahan sekitar tiga tahun, seiring meningkatnya ekonomi keluarga berimbas pula dengan perubahan perilaku suami yang cenderung negatif. Ia sering pulang larut malam bahkan terkadang dini hari baru tiba di rumah. Pertengkaran pun bewarnai kehidupan dan hari-hari kami.

Dan aku mulai berusaha mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi dengan suamiku. Dan aku begitu terkejut ketika mengetahui suamiku ternyata memilki kebiasaan 'jajan' di luar. Perasaanku pedih, sangat pedih! mengetahui tabiat buruk Yanto yang sebenarnya Ingin rasanya aku membunuhnya yang tega berselingkuh dengan pelacur. Kendati demikian, aku tidak menginginkan rumah tanggaku hancur berkeping-keping. Dan akibat kebiasaannya itu, suamiku menderita sakit.

Sebagai seorang istri, aku tetap setia merawat dan memberikan kasih sayang. Sebenarnya aku sudah memiliki firasat tidak baik, kalau suamiku itu bisa mengidap HIV/AIDS karena perilakunya. Dan ternyata memang benar. Kubawa dia ke dokter. Hasil pemeriksaan darah menunjukan HIV positif. Semakin hari tubuh suamiku semakin mengurus. Dan akhirnya suamiku kembali kepangkuan Tuhan Yang Maha Esa.

Penderitaan sepertinya tidak akan berhenti, karena aku juga akhirnya merasakan penyakit dengan gejala yang sama dengan suamiku. Padahal saat ini aku tengah mengandung anak keduaku. Dan ternyata penyakitku itu membawa aku semakin terpuruk dalam menjalani kehidupan. Lingkungan tempatku tinggal dan lingkungan kantorku menolak kehadiranku. Mereka sepertinya menganggap aku sebagai seonggok sampah yang menerbarkan bau busuk dan penyakit.

Namun untunglah aku masih mendapatkan support dari keluargaku, dan aku menemukan kembali  lingkungan dan pekerjaan baru yang bisa menerimaku dan lebih bermanfaat untuk kehidupanku. Aku diterima bekerja disebuah badan kesehatan. Dan aku ditugaskan utnuk memberikan motivasi bagi para penderita AIDS. Aku sangat senang sekali memperoleh pekerjaan ini. Semangat hidupku pun tumbuh berlipat-lipat.

Namun ditengah kebahagiaan itu, aku kembali harus mangalami kenyataan yang lebih pahit lagi. Anak keduaku yang aku lahirkan setahun lalu ternyata juga menderita HIV/AIDS.  Ya Tuhan, ampuni dosa-dosa keluargaku. Lelehan air mata tak bisa kubendung. Aku terus menangis dan menangis menerima kenyataan pahit untuk sekian kalinya. Hatiku pun bergolak kembali. Tapi aku tidak boleh larut di dalam kesedihan ini, aku harus melawan virus HIV itu bersama anakku.

Aku tidak mau menghentikan obat yang diberikan dokter, nanti bisa semakin parah. Aku akan berusaha menjalani hidup yang diberikan Tuhan dengan memberikan manfaat kepada orang lain. Kini, hidup matiku kuserahkan kepada Tuhan. Dokter memperkirakan usiaku bisa bertahan lima tahun. Namun, hingga kini, Tuhan masih memberikan kasih sayangNya kepadaku. Yang kuinginkan, kepergianku tidak menyusahkan orang lain. Dan aku berharap sekali ada yang mau menjaga anakku. Kalaupun kemudian aku meninggal, aku tidak ingin dalam keadaan kurus seperti suamiku, aku ingin tetap cantik. [Vivi Tan / Jakarta / Tionghoanews]

KISAH WANITA PEMBACA NASKAH SUMPAH PEMUDA

Posted: 27 Oct 2011 08:58 PM PDT

Hari ini, 83 tahun yang lalu, pemuda-pemuda bangsa ini bersatu dan mendeklarasikan Sumpah Pemuda.Bertumpah darah satu, berbangsa satu dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.  

Mungkin banyak orang tak mengenal nama almarhumah Sofie Kornelia Pandean. Padahal, Sofie adalah perempuan Minahasa yang membacakan naskah Sumpah Pemuda 1928 di Sulawesi Utara tepatnya di depan Gedung Gemeente Bioscoop Manado--sekarang Bioskop Presiden Pasar 45.

Meity Pandean, putri Sofie Kornelia Pandean saat ditemui Tribun Manado di rumahnya, Kamis (27/10/2011) menuturkan, ibunya mulai berani ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di Sulawesi Utara sejak berumur 17 tahun.

Pada tahun 1928, Sofie yang kemudian dikenal dengan nama SK Pandean menjadi panitia persiapan Sumpah Pemuda. Saat itu, masyarakat dan pemuda Manado  banyak berkumpul di depan Gedung Gemeente Bioscoop.

"Saat itu ada empat orang yang maju. Ibu saya menjadi satu-satunya perempuan. Saat itu,  tiga orang itu tak ada yang berani membacakan nashkah karena  tentara Belanda berjaga-jaga. Namun Ibu saya berani membacakan naskah Sumpah Pemuda itu," kata Meity.  

Setelah membacakan naskah tersebut, SK Pandean bersama tiga temannya langsung ditahan pihak koloni Belanda dan dimasukkan kedalam penjara. Saat itu, paman SK Pandean yang merupakan jaksa berusaha membebaskan perempuan kelahiran Paniki Bawah 28 Agustus 1911 tersebut.

"Tapi Ibu saya tak mau keluar. Ia bilang, sahabatnya juga harus dibebaskan. Setelah semua sahabatnya dibebaskan, barulah ibu saya ikut keluar dari tahanan itu," ujarnya.

Setelah kejadian tersebut, Menurut Meity, almarhumah tak tinggal diam. Pada umur 21, tepatnya sekitar tahun 1932, SK Pandean berangkat menuju ke tanah Jawa Tengah.

Di sana wanita tersebut masuk dalam Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi  (KRIS), dan tinggal dengan Mandagi yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Pengadilan Semarang.

"Di sana ia banyak membantu pergerakan perjuangan di bawah tangan, dan masuk dalam perjuangan bambu runcing dan juga di PMI," ucap Meity.

Tahun 1935, setelah pemberontakan Permesta,  SK Pandean pulang ke Manado bersama suaminya Frans Rudolf Oey, yang merupakan keturunan Tionghoa. Di Manado, ia dipercaya sebagai penasihat para Gubernur Sulut.

Tepatnya tanggal  6 Januari 1997, wanita yang telah berjasa tersebut menghembsukan napas terakhirnya di usia 85 tahun. SK Pandean dimakamkan di samping rumahnya di Jalan AA Maramis Nomor 179. Menurut Meity, ibunya memang ingin dimakamkan di samping rumah.

Semasa hidup, SK Pandean pernah menjabat Letnan BKR Kompi V, Batalyon 15 Resimen I, Magelang, Jateng. Kemudian Pimpinan Wanita KRIS, ditugaskan untuk menjenguk Presiden RI, Ir Soekarno dan HA Salim ketika dibuang ke Bangka tahun 1949. Tahun 1958, ia dianuhgerahi Satya Lencana Aksi Militer kedua oleh Menteri Pertahanan Juanda.

"Dan tahun 1959 dianugerahi Tanda Jasa Pahlawan (Gerilya) oleh Presiden Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI, Soekarno. Selanjutnya pada 1966, dianugerahi Bintang Gerilya oleh Menteri Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto pada 29 Agustus 1966," ujarnya. [Merry Huang / Menado / Tionghoanews]

YAYASAN HAI OW FOKUS PENDIDIKAN

Posted: 27 Oct 2011 08:30 PM PDT

Satu lagi yayasan sosial Tionghoa bakal diresmikan tahun ini yakni Yayasan Hai Ow. Penggagas-nya, Tanti Beniwati selaku Chairman Jaringan Hotel Royal Regal. Rencana pembuatan yayasan sosial itu, diungkapkan Tanti, di ballroom Hotel Royal Regal, Mangga Besar VIII. Jakarta Barat, dua hari lalu.

"Saya berencana akan mendirikan Yayasan Sosial Hai Ow tahun ini. Yayasan itu, nantinya akan memfokuskan diri pada dunia pendidikan, khususnya pada perbaikan infrastruktur bangunan sekolah," terangnya. Dia melihat pentingnya keberadaan bangunan fisik sekolah yang memadai guna menghasilkan siswa yang berkualitas.

"Bagaimana para siswa bisa maju kalau tinggal di Kelas-kelas yang tidak layak? Selain itu, yayasan nantinya juga akan secara berkala mengadakan bakti sosial bagi masyarakat," tegasnya. Keinginannya itu terungkap, pasca pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Kelompok Paduan Suara Hai Ow yang sudah dia rintis sejak 1996 tahun lalu.

"Karena faktor kesehatan, saya sudah tidak bisa lagi aktif dalam kelompok paduan suara Hai Ow, Maka itu saya akan lebih fokus pada kegiatan sosial saja," papar wanita kelahiran Medan itu. Walaupun ada surat palsu yang mengatakan dirinya keluar karena ada masalah dengan salah satu anggota itu disanggahnya. Menurutnya, pengunduran dia hanya karena alasan kesehatan.

"Karena Hai Ow merupakan merk yang sudah saya patenkan hak ciptanya melalui Dirjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM RI, maka saya berharap, tidak ada pihak-pihak yang menggunakan nama Hai Ow lagi. Selain Yayasan Hai Ow yang akan saya dirikan kelak," paparnya juga.

Sedangkan. Pini Benui, anak Tanti Benawati. mengatakan nantinya masyarakat yang mengetahui informasi sekolah yang ingin dibantu, bisa menghubungi pihak yayasan. Tentunya nanti kami akan melakukan survei terlebih dahulu, apakah sekolah itu layak mendapatkan bantuan atau tidak," tuturnya. Diharapkan nantinya Yayasan Hai Ow bisa menjadi partner pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air. Sebab,lanjut Pini, pendidikan merupakan modal awal membangun suatu bangsa yang besar. [Sizi Li / Jakarta / Tionghoanews]

No comments:

Post a Comment