Thursday 20 October 2011

印尼华人 (21/1)

印尼华人 (21/1)


AKU CINTA KEPADAMU (END)

Posted: 20 Oct 2011 10:52 AM PDT

Kenapa...tidak datang ?

Hujan sudah reda dan hari telah berganti sore. Aku masih duduk di peron. Menunggu…menunggu kehadiran Aris. Dadaku hampir sesak dibuatnya. Rasanya ingin menangis saja karena kesal. Aku tidak suka menunggu. Sejak dulu aku tidak suka menunggu.

Puluhan kali aku melihat bis datang dan pergi silih berganti. Namun ia belum datang juga. Aku menatap kerumunan orang-orang, siapa tau dia ada disana. Membawakan sekuntum mawar untukku.

Dimana kamu ?

Aku ingin menangis.

***
"I Miss U", Aku memeluk tubuh Aris yang bidang. Aku suka pria ini. Suka pria dewasa, suka keharuman tubuhnya. Aku suka sesuatu yang ada dalam diri Aris.

"I Miss U to", Balasnya.

"Eitc….bayi kamu", Kataku. Aris melepasakan pelukannya.

"Apa…?", ucapkan sekali lagi kata-kata itu.

"Ya…aku hamil…kamu akan menjadi Ayah.
"Apa….?", Wajahnya memerah.

Aku tersenyum melihat kepanikannya.

"Gila…."

"Apanya yang gila…", Aku tertawa.

"Aku belum siap jadi Ayah".

"Tapi…kenapa suka begituan…", Tanyaku sambil geleng-geleng kepala.

Aku tersenyum lalu pergi meninggalkannya.

"Sayang…tunggu…".

"Apa….merried yuk…".

"Kapan…".

"Besok…".

"Boong……", Teriakku.

Aku tersentak. Merasakan ruh bersatu dengan tubuhku. Percakapan barusan masih terngiang-ngiang dalam ingatanku. Hanya sebuah mimpi.

Aku memandang langit-langit kamar. Memeluk guling. Keringat mengucur dari seluruh tubuhku. Aku lelah. Perlahan-lahan menutup mata kembali. Mencoba tidur.

***
Masih dengan lagu-lagu Melly Goeslaw di winamp-ku. Aku memejamkan mata sambil mendengarkan lagu-lagunya. Memeluk majalah.

Tanpa terasa perlahan-lahan hari menjadi gelap. Aku melihat itu dari balik jendela kamarku. Aku bangkit dari pembaringan. Aku ingin keluar. Menikmati angin malam. Ku raih jaket yang tergantung di gantungan baju lantas mengenakannya ditubuhku.

Akhirnya aku mengunci pintu kamarku. Pelan-pelan meninggalkan kostku.

Entah mau ke mana malam ini ?

Sepanjang jalan yang kulalui tanpak deretan penjaja makanan di malam hari, ada roti bakar, sate, nasi goreng, gorengan hingga Mie ayam. Aku tak tergugah sama sekali untuk singgah di salah satunya, terus berjalan mengikuti arus pikiranku yang tek menentu. Sejak tadi Aris tak menghubungiku sama sekali. Aku merindukannya. [Tamat] [Selvia Chang / Gorontalo / Tionghoanews]

AKU CINTA KEPADAMU (4)

Posted: 20 Oct 2011 10:51 AM PDT

Sayang…",Teringat kata-kata Aris, saat ia berada dipangkuanku. Sehabis kami bercinta malam itu.
Aku berbaring diatas kasur. Membiarkan jendela terbuka. Agar anginnya dapat menyusup kedalam dan menemani malam ini.

"Sayang, kamu sangat menyenangkan",Kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibirnya. Aku memandangi wajahnya yang bulat. Raut wajahnya tidak mengisyaratkan bahwa dia berusia 29 tahunan seperti yang dia katakan padaku waktu itu. Mana mungkin pria ini belum menikah dan mempunyai anak.

"Hingga tiap malam aku merindukanmu, merindukan pelukanmu, bibirmu dan semuanya", Lelaki itu tersenyum. Gombal. Aku mempermainkan rambutnya dengan jari-jemariku.

"Kalau aku hamil bagaimana ?", Mulutku yang sejak tadi bungkam kini bersuara.

Aris diam.

"Sex terputus, tau kan", Kata-katanya mengingatkanku kembali pada mata pelajaran biologi semasa SMP dulu.

"Kalau kebablasan", Kataku lagi.

"Sebisa mungkin menghindarinya", Aris tersenyum dan berusaha melepas satu demi satu pakaianku.

"Jangan…", Aku menolak dengan halus.

"Aku hanya ingin memelukmu, aku nggak menginginkan ini",Aku bangkit dan menyingkirkan kepala Aris yang masih berada dalam pangkuanku.

Aku menuju jendela. Memandangi purnama yang kesepian. Aris mengikuti langkahku.

"Kita menikah saja, baru kita melakukan itu", Aris mendekap tubuhku.

***
Aku tidak bisa tidur malam ini .Dan bayanganku dengan Aris masih saja terngiang-ngiang di pelupuk mataku. Di malam itu.Di saat pertama kalinya Aris menodai kesucianku.

"Mungkin aku hamil",Batinku.Aku tidak pernah mengenakan alat pengaman saat berhubungan dengan Aris. Sambil mengingat-ngingat kembali pertama kalinya aku berhubungan sex dengan Aris.

Malam berkisar antara pukul 1 hingga pukul 2 malam. Namun aku masih belum mengantuk. Tiba-tiba aku merasakan kerinduan yang besar pada Aris. Pria yang belum dapat di sebut sebagai kekasihku.

***
Pagi itu. Saat aku terbangun , Mily sudah berada dalam kamarku.

"Ga…aku sedang jatuh cinta",Aku tertawa mendengar adik kecilku mengatakan kata-kata itu. Mily memang selalu memanggil namaku. Kalau lagi mood baru memanggilku "Kakak".

"Ah…masa,siapa pria beruntung itu", Aku masih tiduran diatas kasur dalam kondisi rambut acak-acakan.

"Soni".

"Nama yang indah, pasti orangnya tampan", Aku tertawa.Mily ikut-ikutan tertawa. Memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Mily mulai beranjak dewasa dan aku berfikir sudah saatnya untuk jatuh cinta buat gadis seumuran dia.

"Pasti senyumnya manis".

"Apakah perasaanmu berbalas",Aku membelai rambut Mily.

"Sepertinya ia",Mily tersenyum.

"Dapatkan pangeranmu",Aku berbisik di telinganya.

***
Pagi itu saat aku berpamitan pada Bapak.

"Pa…jangan terlalu memikirkan Elga.Elga akan baik-baik saja",Aku menggenggam tangan ayah.

Wajah ayah tampak pucat. Sudah 3 bulan lamanya kaki Bapak tidak dapat digerakkan. Kemungkinan lumpuh.

"Elga…kuliah yang serius ya,ayah ingin suatu saat nanti kamu menjadi orang sukses. Tidak seperti ayah dan ibumu. Masih ada sedikit uang di bank untuk biaya kuliahmu", Matanya memandangku tajam.

"Ibu…Elga pamit", Aku memeluk tubuh ibu.

"Hati-hati sayang", Mata ibu berkaca-kaca.

Meisya dan Mily bergantian memelukku. Hari masih pagi dan kedua adik gadisku belum berangkat kesekolah.

"Meisya…jangan nakal dan rajin belajar ya", Aku jongkok dihadapan Meisya.

"Iya kak", Suaranya polos. Aku mencium pipinya.

"Mily…", Kali ini aku hanya berbisik di telinga adik pertamaku. Masalah orang dewasa. Tentu saja tak kubiarkan kedua orang tuaku mendengarnya.

Mily tersenyum saja mendengarkan nasehat dan pertuah yang kupesankan padanya. Lalu kami sama-sama tertawa. Membuat ibu terheran-heran.

Pagi ini aku akan melanjutkan perjalanan kekota. Padahal kalau mau, siang harinyapun masih bisa. Sebenarnya tadi ibu mencegahku dan menyarankan untuk pergi siang harinya. Namun aku ingin lekas buru-buru. Aku sudah tidak sabar. Ada order manis dari Aris untukku. Katanya dia akan menjemputku sesampainya aku di depan terminal.

"Halo….siapa ini", Aku mengangkat panggilan masuk dari seseorang yang tidak kukenal.

"Gue Sani ", Kata suara dari seberang sana.

"Hei…kok nomor hapenya ganti sih…nggak bilang-bilang lagi", Balasku.

"Ada apa non…tumben telepon, pasti ada maunya nih".

"Pinjem Buku Jermanmu donk..".

"Bukannya di kamu non"

"Nggak ada tuh…, Udah dicariin ", Katanya berkeluh kesah.

"Okey…ntar nyampe di kost tak cariin deh".

"Danke say…,eh emank loe dimana nih ?".

"Aku di perjalanan dari kampung".

"He..he…Elga mudik nggak ajak-ajak...".

"Ah..masa pulang kampung kudu bilang-bilang sama kamu…".

"Ya..udah, pulsa gue udah sekarat nih…di tunggu oleh-olehnya ya".

"Ye….maunya".

"Bye….bye….".

"Bye…", Kututup telepon dari Sani, teman baikku.

Masih setengah perjalanan lagi. Bis yang kulalui mulai meninggalkan pangkalan. Melewati perbukitan lalu hutan, Bendungan dan akhirnya semuanya menghilang. Aku ketiduran.

***
Tiba-tiba kurasakan tubuhku diguncang oleh seseorang. Aku terkejut dan mencoba membuka mataku. Dan guncangan itu semakin hebat kurasakan.

"Mbak….tiketnya", Sapa seseorang berbaju biru muda yang telah berdiri dihadapanku.

"Ini Mas…", Aku menyerahkan selembar tiket kepada lelaki yang terkesan sangar itu. Ia merobek tiketnya. Lalu pergi meninggalkanku.

"Jam berapa Mas…", Sapaku pada lelaki muda disebelahku yang nampak sebuah jam melingkar dipergelangan tangannya.

"Jam delapan Mbak..", Balas lelaki itu .

"Makasih Mas…", Balasku.

"Aku kangen padamu Ris…", Hatiku berbisik. Sebentar lagi aku akan menemuimu. Akan melihat kamu. Aku ingin memeluk tubuhmu. Seperti kamu juga yang menginginkan hal yang sama sepertiku.

Aku kembali memejamkan kelopak mataku, memeluk tas.

***
Langit mendung, menandakan sebentar lagi hujan akan turun. Terminal penuh sesak. Aku menuruni tangga bis sambil melihat sekeliling. Sekitar terminal di padati oleh penjaja makanan,minuman dan rokok. Peron terminal dibatasi oleh pagar besi. Membatasi ruang tunggu dan bagian luar. Di sepanjang pagar besi itu berjejer pengemis dengan berbagai kondisi. Ada yang kakinya buntung, matanya buta, ada wanita tua yang kurus dan sebagainya.

Aku trenyuh melihat kondisi seperti ini. Dimana perhatian pemerintah mengatasi orang-orang seperti ini. Paling tidak memberikan sebuah rumah dan pekerjaan yang layak buat mereka.

Aku duduk di peron terminal dengan ransel di pangkuanku. Mataku mencari-cari seseorang. Aris, yang katanya akan menjemputku sesampainya aku di terminal. Mana lelaki itu ?

Sayangnya aku tak memiliki pulsa untuk menghubunginya. Masih ada sedikit kesabaran untuk menunggunya. Semoga ia cepat datang atau paling tidak menghubungiku di telepon untuk menjelaskan alasan keterlambatannya. Dan bayangan itupun terukir kembali di pelupuk mataku. Dimalam itu.

"Sudah punya pacar", Aris bertanya padaku.

"Belum…. kenapa bertanya seperti itu", Aku memandang wajah Aris. Bibirnya tersenyum.

"Kenapa….",Aris ingin tahu.

"Kenapa belum memiliki pacar", Pertanyaannya diulanginya kembali untuk memperjelas makna dari pertanyaan itu.

"Belum nemuin yang cocok aja…", Balasku.

"Kenapa tidak kamu saja yang menawarkan diri untuk menjadi pacarku…", Aku menggenggam tangannya.

Aris diam.

"Hanya menginginkan tubuhku, tak menginginkan cintaku ", Aku membatin sambil memperhatikan wajahnya yang mulai tegang.

Selalu saja tidak dihiraukan, setiap kali aku berbicara seperti ini. Jangankan menyebutkan keinginanku untuk menikah dengannya. Membicarakan masalah ini saja tak digubris sama sekali olehnya. Aku masih belum paham dengan watak lelaki ini.

"Kenapa…?"A ku mengelak saat Aris berusaha meraba wajahku.

Lalu ia melepaskan tangannya dan memandang jauh kedepan. Kulirik wajahnya. Raut ketidakpuasan disertai kekecewaan. Aku menyesal dan berusaha merebut hatinya kembali. Aku tidak senang melihat raut wajahnya seperti itu.

"Cium saja ", Aku memejamkan mata. Memberikan kesempatan padanya untuk menciumku. Supaya hatinya kembali seperti semula.

Tangannya menggenggam erat tanganku. Lalu perlahan bibirnya menyentuh bibirku.Aku menikmatinya.

***
Bunyi hujan membuyarkan lamunanku. Titik-titik air mulai berjatuhan dari langit. Pertama rintik-rintik kemudian semakin deras. Orang-orang berlarian ke tempat yang lebih aman. Sedangkan aku masih duduk diperon memegangi ranselku. Menunggu Aris. Kulirik handphone didalam tas. Waktu telah menunjukkan angka 11.23 wib. Tanpa terasa hampir satu jam aku menunggunya.

Bersambung ...
[Selvia Chang / Gorontalo / Tionghoanews]

AKU CINTA KEPADAMU (3)

Posted: 20 Oct 2011 10:51 AM PDT

Malam semakin larut. Saat aku melihat jam dinding, jam telah menunjuk pada angka 23.45. Aku dan Aris menghabiskan waktu di depan televisi, Saling diam karena sama-sama konsentrasi melihat acara yang sedang ditayangkan. Kulit-kulit kacang rebus berserakan bersama kaleng-kaleng minuman di atas meja.

Masih ada kacang rebus yang tersisa dan aku menghabiskannya satu persatu. Meletakkan setiap kulitnya keatas meja.

Aris...aku senang melihatnya wajahnya. Serius menyaksikan acara televisi. Aris mengenakan celana pendek dan baju hangat. Sungguh manis.

Sebenarnya Aris tidak tampan, tidak jelek juga. Tubuhnya berisi dan pendek. Aku merasa tenang bersamanya, merasa bahagia. Melihat wajahnya yang haus nafsu. "Pria hidung belang", Aku tersenyum.

"Helga… sayang….", Suara Aris membuyarkan lamunanku.

Aku menengok kearahnya."Ya…", Aku tersenyum.

"Bobo yuk…", Sambil memandang kepadaku.

Aku berpikir cukup lama dan akhirnya "yuk…",Kataku. Keinginanku untuk berhubungan sex tiba-tiba muncul.

"Di sofa aja, lebih enak….",Katanya.

***
Saat Aku terbangun.Aku sudah berada dalam dekapan Aris diatas tempat tidur. Kapan pindah ketempat tidur akupun tidak ingat. Yang pasti kurasakan seluruh tubuhku terasa pegal-pegal.

"Selamat pagi sayang", Aris membuka matanya. Melepaskan pelukannya yang erat.

Aku hanya tersenyum membalas ucapannya. Semalam cukup menyenangkan. Tidak seperti pertama kali aku melakukan dengannya. Entah kenapa setelah yang pertama, aku merasa penasaran untuk mengulanginya kembali.

***
Aku membuka gorden kamar hotel. Membiarkan cahaya matahari memasuki kamar. Menghilangkan pengap. AC masih menyala dengan suhu paling dingin. Aris ketiduran di sofa. Di depan televisi. Saat terbangun tadi pagi, Aris pindah ke sofa kembali. Menonton televisi dan akhirnya ketiduran. Aku menyematkan selimut menutupi tubuhnya.Mencium kening Aris. Entah kenapa rasa sayang tiba-tiba muncul direlung hatiku. Aku terkesiap.

Perlahan aku mendekati pintu mengarah ke balkon. Membuka kunci dan keluar. Menikmati angin yang datang dari arah timur. Matahari telah meninggi. Aku memegang pagar balkon . Membiarkan rambutku di belai angin.

Kulihat kearah kamar. Aris sedang berbicara dengan handphone-nya. Wajahnya tegang. Entah apa yang dia rasakan aku tidak tahu. Kembali kuarahkan wajahku memandang jejeran pohon-pohon apel yang kelihatan jauh. Buah-buahnya lebat dan mungkin akan segera di panen oleh pemiliknya.

Tiba-tiba kurasakan dekapan erat dari arahbelakangku. Aris…pasti dia.

"Sayang kemas-kemas Ok, sebentar lagi kita pulang", Aris berbisik di telingaku.

"Aku masih ingin berlama-lama disini denganmu", Aku berbalik dan membalas pelukannya. Kami berciuman.

"Lanjutin yang semalam", Aris berbisik di telingaku.

"Nggak usah,..katanya tadi mau pulang", Aku memencet hidungnya.

"Ukh…kamu jahat juga", Aris kesakitan.

"Ha..ha…", Aku tertawa dan berlari kedalam kamar. Aris mengejarku.

Aku mencari-cari kamar mandi dan meraih handuk. Selanjutnya mengunci pintu kamar. Aris mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi.

"Please …sayang buka dong", Katanya.

"Mandi dulu gih…", Kataku.

"Sekalian nanti aja ", Balasnya.

***
"Rencana kamu setelah ini apa ?", Aris bertanya sambil mengendalikan stir.

"Aku mau pulang ke desa,menengok ayah sama ibu", Kataku.

Aku memandangi keluar kaca mobil. Menyaksikan deretan pohon apel yang sedang berbuah.

Kami sama-sama diam. Aris berkonsentrasi mengemudikan mobil.

"Ris,..", Aku menyandar dibahunya. Membuat Aris sedikit terkejut. "Jangan tinggalin aku…".

Aris hanya diam. Seperti biasa dia hanya diam setiap kali aku bersikap seperti itu. Sangat cuek.

"Saudaramu berapa sayang ?", Seperti biasa selalu saja mengalihkan pembicaraan.

Aku diam. Cukup kesal.

"Berapa sayang ?", Aris mengulangi. Kali ini dia menengok kearahku.

"Tiga...Three…Drei…, cukup ", Kataku kesal.

"Kenapa sayang", Katanya setengah berbisik.

"Pura-pura tidak tahu…Kamu belum menjawabku Ris", Kataku.

"Aku tidak bisa berjanji", Kata Aris. Kemudian ia berkonsentrasi kembali memegang stir.

***
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, akhirnya kami sampai di depan terminal.

"Sampai sini ya sayang…", Katanya saat mobil berhenti di tepi jalan. Sambil memandang wajahku. Seperti berat berpisah.

Aku bersandar dibahunya.

"Kita bertemu lagi, kalau ada waktu", Kata Aris sambil membelai rambutku.

Aris mencium keningku. Lalu kami berpelukan.

"Hati-hati ya sayang ", Aku merasa berat melepaskannya.

Pulang kampung, sebuah rencana yang telah aku tetapkan sejak lama. Aku rindu pada keluargaku. Ayah, ibu serta kedua adikku. Telah 4 bulan lamanya kami terpisah dan kerinduan ini tak dapat kubendung lagi. Apalagi kudengar ayah sakit. Rasanya ingin segera pulang.

Aku mengambil ransel yang kuletakkan di bawah kolong ranjang. Penuh debu karena lama tak dipakai. Aku membersihkannya dengan Sula. Selanjutnya mengepak beberapa baju ke dalam ransel. Aku sengaja tidak membawa banyak baju karena aku tak akan berlama-lama di kampung. Hanya tiga hari.

Usaha pengepakan baju dan bersih-bersih kamar telah selesai. Siang ini aku akan pulang dengan bis.Perjalanan ke kampung akan memakan waktu kurang lebih 2 jam. Dilanjutkan naik ojek kira-kira setengah jam. Baru aku akan benar-benar tiba di rumah.Aku merindukan hamparan padi yang menghijau. Padang ilalang di belakang rumah dan sungai kecil tidak jauh dari rumahku.

***
"Berapa Mas ", Kataku pada penjual tiket.

"Enam ribu , Non", Katanya sambil tersenyum. Mengedip-ngedipkan sebelah matanya. Aku hanya tersenyum menyaksikan tingkah aneh orang itu.

"Ini Mas, makasih ya", Kataku sambil menyerahkan enam lembar uang ribuan.

"B-t-w…Non kok sendirian, mana pacarnya", Katanya lagi.

"Nggak ada mas, masih sendiri …emang napa ", Balasku.

"Jadi pacar mas aja ya", Sambil tertawa kecil.

"Nggak ah , masih ingin sendiri aja", balasku.

"Ya udah mas, aku pergi dulu ya".

"Hati-hati Non, Da..Dah…".

"Kalau ingin cari pacar cari mas aja ya, aku siap menunggumu", Katanya dengan intonasi seperti membacakan sebuah puisi.

Aku tertawa dan berlalu dari lelaki penjual tiket itu. Tak memperdulikannya. Aku menerobos keramaian.

***
Bis mulai berjalan. Melewati kompleks perumahan mewah, persawahan di tengah kota, mal-mal besar. Sambil menahan kantuk menyaksikan semua itu dari balik jendela. Kendaraan yang seabrek, bising, asap-asap knalpot, udara yang tidak nyaman lagi untuk dihirup. Kepalaku mulai pusing.

Tak mampu lagi menahan kantuk berat ini, akupun tertidur.

***
"Ibu..", Aku memeluk tubuh ibu yang mulai mengurus, kulitnya menghitam. Tidak seperti saat aku meninggalkannya. Kerutan-kerutan di wajahnya mulai tampak.

"Halo Meisya ", Sapaku pada adikku yang terkecil. Gadis berusia enam tahun itu spontan mencium tanganku.

"Gimana sekolahnya dik", Tanyaku.

"Aku dapat sepuluh kak..", Katanya bangga.

"Pinter…", Kataku sambil mencubit pipinya,gemas.

"Bu…,Mily mana ?", Aku rindu pada adik perempuanku. Gadis manis yang mulai beranjak remaja.

"Mily…tadi izin mau belajar kelompok di rumah temannya", Kata ibu menjawab pertanyaanku.

"Ohh...".

"Ayah...mana Ayah ", Aku rindu Ayah.

***
Aku mandi. Menyiramkan air dengan gayung kesekujur tubuhku. Menggingatkanku pada Aris saat kami mandi bersama. Kami berciuman dan bercinta di kamar mandi. Di bawah guyuran air dari shower.Tiba-tiba aku merasa jijik membayangkan kejadian itu. Rasanya ingin kulempar jauh-jauh bayangan itu dari kepalaku.

Entah mengapa aku selalu berubah pikiran tentang Aris. Kadang bahagia, kadang benci. Kadang pula rindu berat.

"Elga…", Suara ibu memanggilku. Aku tersentak dari lamunanku tentang Aris.

"Ya..ada apa", Aku berteriak dari kamar mandi.

"Ada telepon dari temanmu", Katanya dari luar.

"Siapa…",Balasku.

"Aris…", Tanpa kata-kata aku langsung menerjang handuk dan berlari keluar.

"Sudah ditutup…sebentar katanya mau telepon lagi", Ibu memegang handphoneku.

Aku duduk di depan cermin, memegangi handphoneku sejak tadi. Menunggu telepon dari Aris. Entahlah,aku merindukannya padahal baru sehari kami berpisah.

Tiba-tiba handphoneku berdering. Telepon dari Aris.

"Halo….",Kataku mengawali pembicaraan.

"Halo sayang …",

"Aku rindu kamu", Suara dari seberang sana.

"Aku juga rindu kamu",Aku merasa bahagia mendengar suara Aris.

"Aku rindu kamu…sayang", Aris mengulangi. Suaranya lembut.

"Aku juga rindu kamu…liebe",Aku tak mau kalah.

Aku rindu pada Aris.

Bersambung ...
[Selvia Chang / Gorontalo / Tionghoanews]

AKU CINTA KEPADAMU (2)

Posted: 20 Oct 2011 10:50 AM PDT

" Elga...", Sani memulai pembicaraan.

"Yap…",Aku menoleh kearahnya.Sambil tersenyum.

"Benny dari tadi memperhatikanmu…",Suara sani berbisik.

"Mana ..",Aku mengintip di balik rak perpustakaan.dihalangi oleh susunan buku-buku tebal.Aku tersenyum.

"Sepertinya dia suka sama kamu..",Bisiknya kembali.

"Ngga mungkin",Aku ngeloyong pergi mencari buku-buku lain.

Beberapa tahun belakangan ini.Aku merasa tidak tertarik sama sekali dengan pria seumuranku atau sedikit jauh diatasnya. Ada beberapa pria yang berkali-kali mengungkapkan perasaannya padaku. Namun aku selalu saja menolak mereka. Karena aku memang tidak pernah tertarik pada pria kekanakan. Aku membutuhkan seseorang yang bisa menjaga dan menyayangiku. Pria dewasa yang bisa menghangatkan tubuhku dan mencurahkan segala kasih sayangnya untukku. Ya, itulah pria impianku.

Hari semakin sore,matahari memancarkan sinarnya yang jingga merekah. Aku menghabiskan sisa-sisa lembaran buku, yang belum terbaca. Sedikit memperbaiki letak kacamataku. Ruangan ini telah sepi. Hanya tinggal aku dan seorang penjaga perpustakaan. Aku menguap. Membaca terlalu lama membuat mataku sedikit berair.

Aku menutup buku terakhir yang telah selesai kubaca. Mengembalikan ke rak semula. Sambil memperbaiki letak buku-buku lain yang agak berantakan.

**
Aku jalan di koridor panjang kampusku. Menyaksikan bangunan-bangunan yang kokoh berdiri disetiap jalan yang aku lalui. Aku senang sendiri seperti ini, Menikmati tenangnya hari ini.Burung-burung berkicau setiap kali aku melewati pepohonan yang rindang.

Aris…pria itu hadir dihadapanku. Kedua telapak tangannya terbuka. Aku berlari-lari menyongsongnya untuk memeluknya. Namun tiba-tiba dia menghilang. Rupanya aku hanya berimajinasi. Tanpa terasa air mata menetes dari bola mataku. Mengeluarkan beban-beban rindu yang tak tersalurkan. Telah seminggu Aris tidak pernah menghubungiku sama sekali.

**
" Pandang mataku lebih dalam dan katakan sesuatu ",

"Aku tidak tahu,harus bilang apa,sayang ",Aris menggenggam tanganku.

"Kamu engga mencintaiku ",

"Aku cinta kamu,aku juga sayang kamu ",Kata-katanya seperti tak bermakna .Hampa,kosong tak bernyawa.

"Aris…",Suaraku mengeras.Aku memegang tepi wajahnya.Kuat.

Dia membalas dengan ciuman penuh nafsu.

"Lepaskan…,Aku tidak suka ini.Bukan ciuman, kehangatan tubuhmu atau apapun juga. Aku hanya inginkan cinta",Aku menangis.

"Nikahi aku ..",Suaraku pelan, sambil mencucurkan air mata. Aku terisak isak.

"Helga ".Aris memeluk tubuhku.

"Aku tidak bisa, aku akan menikah ",Aris terbata mengucapkannya.

"Kamu pilih aku atau dia ? ",

Aris terdiam.

"Kamu masih muda sayang,..",Aris berbisik di telingaku.

"Jadi selama ini…",

"Kamu hanya menginginkan tubuhku, untuk melampiaskan nafsumu…",Suaraku mengeras sambil melepaskan pelukannya.

"Aku jatuh cinta sama kamu ",

Aris diam.

**
Mimpi, barusan hanya mimpi. Mengapa pria yang sangat aku benci. Tiba-tiba aku mengatakan kepadanya bahwa aku mencintainya. Ya,aku sangat membencinya karena dia telah menyentuhku dan menodai kesucianku. Tetapi,semua bukan paksaan. Takutkah aku, kehilangan dirinya seperti mimpi barusan.

Aku bangkit dari ranjang.Duduk di tepi ranjang. Mengambil sepotong cermin. Menatap wajahku di dalam kaca. Aku cantik. Semua orang mengatakan begitu. Helga….nama yang cantik secantik orangnya.

Aris mengajakku bertemu malam ini.Di tempat biasa. Tempat dimana aku dan dia pertama kali bertemu. Depan terminal bis.

Aku kangen kamu ",Aris memelukku di dalam mobil. Meluapkan segala rindunya. Aku diam saja di perlakukan seperti itu.

"Jalan kemana sayang ".

"Ke hotel yah ".

"Aku sudah tidak sabar ".

Aku hanya diam mendengar kata-katanya. Aku sadar, aku hanyalah sebuah permainan. Dibutuhkan hanya untuk memuaskan nafsu. Aku sebenarnya tahu..pria hidung belang macam ini. Begitu banyak bertebaran di penjuru kota. Menginginkan perempuan-perempuan kesepian.

"Kenapa diam …",Aris melepaskan pelukannya. Lalu memandang padaku.

Aku membalas pandangannya. "Ngga apa-apa kok".

"Ya udah…",Aris memegang kepalaku dan mencium keningku.

"Ok kita berangkat sayang…",Katanya sambil menghidupkan mesin mobil.

"Ke mana …",Kataku.

"Batu …gimana ?, tempatnya dingin dan romantis ..OK",

"Kupikir ..terlalu jauh",Aku menengok kearahnya.

"Ngga apa-apa sayang,supaya malam ini berkesan …",Aris memelas.

Aku diam.Memandangi keluar. Mobil-mobil melaju dengan cepat. Malam semakin dingin, padahal waktu masih menunjuk pada angka 19.00. Aku tadi pamit kepada ibu kost bahwa aku ingin menginap di rumah teman. Sebuah alasan yang sangat mustahil hanya untuk bertemu dengan seorang Aris.

Aris….
Sebenarnya siapa pria ini ?. Kehadirannya sanggup menghipnotis diriku. Sungguh berkesan

**
"Ehmm..ehmm…uhuk..uhuk",Aris mendehem lalu terbatuk, membuyarkan lamunanku.

Aku tertawa ."Ada apa,…",Kataku sambil tertawa sendiri.

"Uhukk...uhukk.",Sekali lagi dan ini sepertinya tidak berbohong.

Aris menghentikan mobilnya.

"Kenapa…",Aku bertanya.Aris kelihatan gelisah dan terus memandangku.

"Aku engga tahan sayang…,cium ya ",Aris memelas.

"Tapi ini kan tempat ramai…malu-maluin saja",Aku merengut.

"Sedikit aja ya ",

Aku biarkan Aris mencium bibirku.Lama sekali.

"Lepasin ..",Aku berusaha melepaskan ciumannya.Namun dia semakin buas.

Ya, aku hanya boneka. Hanya sebagai alat pemuas nafsu. Banyak perempuan macam aku ini. Perempuan-perempuan muda yang berani mengorbankan masa depannya. Hanya untuk kepuasan, Hanya untuk lembaran rupiah dan tidak ketinggalan zaman, katanya. Begitu bodohnya membiarkan saja pria-pria hidung belang ini mempermainkan tubuh kami.

***
Jam menunjuk angka 22.00 saat aku tiba di sebuah penginapan di kota batu. Angin berhembus dingin menyentuh kulitku saat menaiki satu persatu anak tangga. Aris mengenakan jaketnya yang hangat ke tubuhku sambil menuntun tanganku. Akhirnya sampailah kami di depan resepsionis hotel.

"Selamat malam,….ada yang bisa saya bantu",Resepsionis menyapa kami, sambil melihatku dengan pandangan aneh. Namun akhirnya dia bersikap biasa.

"Masih ada kamar kosong ",Aris memandang kearahku sambil tersenyum. Menjijikan. Aku kesal melihatnya.

"Ada…",Katanya .

"No 208.Ini kuncinya , selamat beristirahat",Kata resepsionis itu sambil tersenyum manis kepada kami.

Sesampainya didepan pintu kamar. Aris membuka pintu kamar dan menguncinya kembali. Langsung memeluk tubuhku dan mencium bibirku dengan paksa. Aku terkejut. Rasanya ingin melepaskan diri dari pelukannya.

"Lepasin ",Aku mendorong tubuhnya, hingga Aris hampir terjatuh. Tiba-tiba aku merasa muak kepadanya .

"Kenapa sayang ",Aku diam dan menjatuhkan tubuhku diatas kasur. Memeluk guling. Menghilangkan sedikit rasa takutku. Mataku menitikkan air mata. Membayangkan teman-temanku yang berbahagia di malam minggu, aku malah berada dalam dekapan lelaki seperti aris. Hanya menginginkan tubuhku untuk memuaskan nafsunya.

"Aku mandi dulu",Katanya sambil meraih handuk yang tergantung di dinding kamar.

Cahaya bulan terpedar dari balik jendela kamarku.Gordennya bergoyang ditiup angin malam. Menghembuskan angin yang membuat tubuhku menggigil kedinginan.Jendela kamarku sengaja tidak ditutup. Di sebelah jendela ada pintu yang mengarah ke balkon kamar.

Dadaku berdegup. Aris baru selesai mandi.Aku bangkit dari atas kasur.Aku ingin mandi. Perjalanan tadi cukup membuatku gerah sepanjang jalan dan berkeringat dingin.

"Cepat mandi…OK",Kata Aris.

"Aku minta maaf atas kejadian tadi", Kataku.

"Tak apa sayang…",Katanya sambil tersenyum.

**
Suara air dari shower, membuat aku ingin berlama-lama di kamar mandi. Menikmati guyuran air.Meniup busa sabun yang menempel ditubuhku.

Aku keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutku yang basah. Aris sedang menonton televisi. Tiba-tiba kedengaran bel pintu berbunyi. Pengantar makanan delivery berdiri didepan pintu dengan seplastik bungkusan saat aris membuka pintu kamar.

Bersambung ...
[Selvia Chang / Gorontalo / Tionghoanews]

AKU CINTA KEPADAMU (1)

Posted: 20 Oct 2011 10:49 AM PDT

Aku merapatkan selimut, menutupi tubuhku yang tak tertutup oleh sehelai benangpun. Tubuhku lemah, keringat membasahi sekujur tubuhku. Barusan aku bercinta dengan lelaki yang kini terlelap di sisiku. Wajahnya tenang. Napasnya kedengaran teratur.

Dari tadi aku sulit memejamkan mata. Memikirkan tentang apa yang baru saja terjadi pada diriku dan dirinya.

"Helga", Lelaki itu bangun dan berbisik di telingaku.

Dia merapat padaku dan mendekap tubuhku, erat. Lalu membelai rambutku. Dia tersenyum.

"Kita bobo lagi, sayang", Kata lelaki itu , semakin erat mendekapku.

**
Hari beranjak malam. Kulihat jam di handphoneku menunjuk pada angka 21.30 wib. Aku dan Aris berada di dalam mobil BMW berwarna silver. Aris mengendarai mobil cukup pelan. Wajahnya terlihat kusut dan kelelahan. Dari Surabaya ke Malang tadi memakan waktu kurang lebih 6 jam karena macet di Sidoarjo akibat lumpur panas yang tak kunjung usai. Setelah itu dia menjemputku.

Sambil mengendarai mobil Aris menggenggam tanganku erat.

"Aku nggak tau nih jalannya", Katanya.

"Ntar tak kasih tau", Kataku sambil mengenakan kacamata minus yang tadi kulepas.

"Belok sini, Ris", Kataku menunjuk ke arah kiri.

"Mana bisa, itu bukan jalurnya", Katanya tenang.

Sikap Aris tidak seperti saat pertama kami bertemu, sebelumnya dia antusias mengajakku jalan-jalan. Kini dia terlihat tak bersemangat.

"Emang kamu enggak cape bolak balik Malang-Surabaya ?", Aku menatap wajahnya. Matanya fokus memperhatikan jalanan.

"Sudah biasa kok", Sikapnya cuek.

"Emang kapan selesai S2-mu ?", Aku mencecar dengan pertanyaan lain.

"Setahun lagi", Balasnya.

"Aku penasaran sama kamu. Kamu sebenarnya udah merried apa belum sih ?", Aku menoleh pada Aris.

"Hel, kapan kuliahmu selesai ?", Aris mengalihkan pembicaraan, kali ini dia menengok padaku.

"Kamu belum jawab pertanyaanku, Ris ?", Aku mengeraskan suaraku , kesal.

"Aku belum merried, tapi aku sudah punya pacar", Katanya sambil tetap konsentrasi memegang kendali stir.

"Kamu ...belum jawab pertanyaanku",

"Tiga tahun lagi, baru semester dua, masih cukup lama", Suaraku merendah.

"Kamu marah sayang", Genggaman tangannya semakin erat.

"Kenapa kamu tidak tidur dengan pacarmu saja",

"Pacarku enggak mau", Aris menatap wajahku.

"Hanya peluk dan Cium", Katanya memperjelas.

"Bohong, aku nggak percaya", Kataku.

Aris diam, pandangan matanya lurus kedepan.

"Aku nggak bisa ngantar kamu ke kost", Katanya.

Aku diam. Hatiku kesal. Lelaki tidak bertanggung jawab, membiarkan seorang wanita pulang sendirian malam-malam seperti ini.

Dia mengehentikan mobilnya di tepi jalan. Aku masih merengut.

"Apa ada angkot malam-malam gini", Kataku.

"Ada kok...Oh ya besok aku transfer uangnya ke rekeningmu", Aris menengok kearahku.

Aku hanya diam, kesal.

"Makasih sayang, malam ini aku bahagia, kapan-kapan lagi ya", Aris mencari bibirku. Dan lama kami berciuman.

Aku dan dia keluar dari mobil. Berdiri menunggu angkot. Cukup lama dan aku hampir putus asa.

"Itu ada angkot", Aris menyetop angkot untukku.

"Hati-hati", Katanya.

"Kamu juga", Hatiku masih kesal.

Sumpek. Angkot mulai jalan. Rasanya aku mulai mengantuk.

***
Sampai juga di kost. Aku membuka pintu pelan dan masuk ke kamarku. Langsung menghamburkan tubuhku di atas kasur.

Aku mengenal Aris kurang lebih sebulan yang lalu. Aku dan dia berkenalan melalui sebuah forum perkenalan di internet. Mulanya aku tak terlalu menghiraukannya, walaupun aku tetap membalas email-email darinya. Hingga akhirnya dia mengirim sms padaku, bunyinya,"Hai apa kabar ?", Begitulah awal mula kedekatan kami.

Suatu hari dia menelponku, mengatakan bahwa dia sudah ada di Malang. Dia ingin bertemu denganku. Sebenarnya aku malas menemuinya. Hanya berfikir menghargai dia yang datang jauh-jauh. Kamipun bertemu. Dia mengajakku jalan dan tak kuduga, dia memberikan ciuman pertamanya. Padahal baru pertama kalinya kami bertemu dan menurutku kami ini aneh. Hanya setiap hari sabtu seminggu sekali dia sms aku, basa-basi menanyakan kabarku. Karena di hari sabtu dia kuliah S2 di malang. Usianya sebenarnya tidak muda lagi, 29 tahun.Bahkan dia menawarkan padaku untuk memanggilnya "OM". Namun rasanya kurang enak di dengar dan aku memanggilnya "Mas" terkadang juga memanggil namanya "Aris".

Tiba-tiba handphoneku berdering. Panggilan dari Aris.

"Hallo sayang, kamu udah nyampe ?", Suara Aris kuatir.

"Ya...udah ", Suaraku kasar karena kesal.

"Kok..marah ", Suaranya merayu.

"Aku mau tidur..", Kataku sambil memeluk guling.

***
Aku menghabiskan batang demi batang rokok, yang kini puntungnya berserakan di kamarku. Asapnya mengepul di seluruh ruangan. Aku sebenarnya bukan pecandu rokok, tapi dalam kondisi stress seperti ini kadang aku merokok. Aku meraih handuk dan pergi kekamar mandi. Membiarkan tubuhku disiram air.

Aku menangis dikamar mandi. Titik-titik air mataku menyatu dengan guyuran air dari shower. Aku menyudut disisi kamar mandi, mengingat kejadian yang baru saja terjadi pada diriku. Rasanya ingin berteriak dan mengungkapkan segala amarahku. Seandainya bukan karena lembaran rupiah. Tuntutan hidup yang semakin berat, biaya kuliah. Tentu aku tak akan menjadikan diri ini pelacur. Aris… lelaki pertama yang telah merusak keperawananku.

***
Ku hanya mencoba bermain api
Namun sulit akhirnya aku padamkan. Hati kecilku mengatakan ini harus diakhiri.

Sepotong lantunan lagu Rosa aku dengarkan dari MP3-ku. Sedikit menghibur. Dalam kondisi dimana hatiku sedang kalut. Aku berbaring diatas kasur. Memperhatikan embun yang menyublim di jendela kamarku. Unsur oksigen dan Hidrogen itu menyatu menghasilkan senyawa dihidrogen monoksida atau yang lebih di kenal dengan air.

Aku membolak balik majalah. Memperhatikan satu persatu topik berita yang dibahas hari ini. Sambil memikirkan kejadian yang akhir-akhir ini terjadi pada diriku.

Hari masih pagi, jam dinding telah menunjuk pada angka 5.34 . Hari ini aku kuliah agak siang, sekitar jam 9.00. Kuliah yang seharusnya pukul 08.00 diundur karen dosen kami ada meeting. Saatnya bersantai menikmati waktu daripada terbuang, sambil mendengarkan lagu-lagu Rosa di MP3-ku.

Aris….Aku mengenalnya tidak cukup lama. Sekitar sebulan yang lalu. Pertama kali bertemu aku biarkan dia menyentuh tubuhku. Mengecup bibirku di awal pertemuan kami yang singkat. Sungguh, selama ini aku membutuhkan kehangatan cinta,belaian kasih sayang yang tak kudapatkan dari siapapun juga. Dan.. semua ini aku temukan hanya pada diri Aris. Walaupun tak kutahu kebenarannya. Bukan hanya itu, aris menjanjikanku lembaran rupiah yang sanggup menutupi beban hidupku yang semakin berat.

Kondisi keuangan keluarga yang tidak memungkinkan, tak mampu menutupi kebutuhan hidup dan biaya kuliahku. Ayah sebagai tulang punggung keluarga kini sakit-sakitan. Tak tahu darimana mendapatkan uang untuk membayar spp tiap akhir semester. Aris memberikan kehidupan baru dalam hidupku. Sedikit membuka sisi gelap dalam hidupku.

***
Angkot yang aku naiki jalannya tersendat-sendat. Si sopir tidak dapat mengendalikan jalannya angkot. Keringat mengucur dari seluruh tubuhku. Merasa pengap dan panasnya udara kota.

Akhirnya sampai di bank. Aku membuka pintu pelan.

Krekk…

Senyuman satpam mengembang menyambut kedatanganku.

"Selamat siang ", Sapanya.

"Siang pak ", Balasku.

Aku mengambil ATM dari dompet,yang sekaligus kartu mahasiswaku. Menjalankan program-program di mesin ATM. Ada kiriman RP 3.000.000 yang baru masuk ke rekeningku. Tidak banyak, namun sanggup membantuku untuk mengganti sepatuku yang telah usang dan ranselku yang sudah tak dikenal wujudnya.

Tiba-tiba ponselku berdering.

"Haloo..", Suara dari seberang sana.

"Halo juga ", Balasku.

"Sayang ", Katanya.

"Ya..", Balasku.

"Aku rindu kamu ", Aku menelan ludah.

Bersambung ...
[Selvia Chang / Gorontalo / Tionghoanews]

KEHILANGAN KEHIDUPAN

Posted: 20 Oct 2011 09:56 AM PDT

Cerpen: "Tolong, kau pegang tanganku! Sekuat tenagamu!" gadis itu berteriak tertahan sambil mendongakkan kepalanya, mencari tenaga tersisa untuk menarik temannya dari bibir jurang itu. Suaranya memang tidak terlalu keras, tetapi erangannya cukup menimbulkan gema karena pantulan dinding jurang. Ia berusaha menarik temannya dari lubang kering itu. Ia masih menggenggam pergelangan tangan temannya walau keringat yang licin yang akan menentukan nasib mereka berdua. Sementara burung-burung gagak melintasi tempat itu. Suaranya memecah sunyi membawa warnanya sendiri.

"Sudahlah, Nia. Kau tak usah bersusah payah menolongku. Aku sudah memilih," sahut temannya itu sambil berusaha melepaskan genggaman Nia, gadis yang berupaya menyelamatkan hidupnya itu. Nia tidak menggubris ucapan temannya itu. Ia masih mencari celah-celah pada batu sebagai tempatnya bertolak. Agar ia mampu menarik sahabatnya itu keluar dari ancaman maut. Tapi?

"Aku mau mati saja, Nia! Sebaiknya kau lepaskan peganganmu!" temannya itu meronta. Tubuhnya bergelayutan seperti pelepah daun kelapa yang hendak jatuh. Tertiup angin melambai-lambai terlihat dari bawah. Tangan kirinya yang bebas berusaha menggapai jemari Nia yang tercengkeram kuat. Bukan menambah eratnya pegangan itu, ia malah berusaha melepaskan jari Nia dari pergelangan tangannya satu per satu.

"Kubilang lepaskan, Nia!" bentaknya dengan wajah penuh amarah.

"Kau ngomong apa? Apa kau pikir aku akan ngelepasin kau gitu aja? Aku akan menarikmu ke atas. Aku bisa menyelamatkanmu, Ri! Percayalah!" Nia berusaha meyakinkan sahabatnya yang bernama Riri itu dan makin mempererat genggaman.

"Percuma! Toh, aku ga mau hidup lagi. Jadi, lepasin aku!!!" Riri marah tetapi, di balik bola matanya yang merah, tersimpan mendung yang sendu. Perlahan air matanya menitik dan mengalir membasahi kedua pipinya. Tapi, ia buru-buru menatap ke bawah. Terlihat sebuah ceruk yang sangat dalam yang akan menjadi makamnya beberapa saat lagi. Tempat air matanya yang jatuh menjadi titik-titik bening. Seperti bintang yang bersinar karena mentari senja.

Tapi, ceruk yang dalam itu tidak terlihat dasarnya. Dan entah kenapa Riri bisa sampai tergantung di bibir jurang tanpa pijakan pula. Dan sekarang Nia, sang sahabat berusaha menyelamatkannya.

"Kau kenapa? Kalo kau ada masalah, kenapa ngga cerita-cerita samaku?" Nia perlahan menyadari bahwa ada suatu masalah yang dihadapi temannya itu. Ia merasa yakin karena ucapan Riri yang tadi. Pribadi Riri yang tertutup menyebabkan hanya ada Nia seorang diri sebagai tempat dia mengadu. Maka, Nia bisa merasakan jikalau Riri sedang menghadapi suatu masalah.

Riri diambil dari panti asuhan 16 tahun yang lalu oleh orang tua Nia. Ibu Nia tidak boleh melahirkan lagi karena suatu penyakit. Dan, pasangan orang tua itu mengadopsi seorang gadis cilik yang manis yang baru berumur 3 tahun. Dialah Riri yang sekarang tergantung menunggu malaikat kematian membawanya terbang menuruni tebing jurang. Menuju alam peristirahatan.

"Aku sayang samamu, Ri. Aku akan tetap berusaha menolongmu. Jangan takut! Kumohon agar kau tetap tenang dan jangan meronta. Tanganku juga sudah tak kuat lagi," erang Nia yang masih mencium kering berdebunya tanah. Ia tersungkur sambil masih memegangi tangan Riri.

"Kau tak sayang aku! Kau malah udah nyakitin aku. Kenapa kau tega, Nia? Padahal aku percaya sepenuhnya samamu! Kenapa?!" meledaklah tangis gadis yang malang itu di udara. Suaranya meraung-raung diselingi isak tangis. Nia menjadi sedih sekaligus tak mengerti ucapan Riri barusan.

"Kau kenapa, Ri? Aku sayang padamu! Kita adalah saudara dan juga sahabat. Kau juga tahu itu kan?" katanya masih berusaha menghibur jiwa Riri yang kesakitan sambil tetap menyimpan tanya.

"Kau tahu Rio kan?! Kau tahu kalau aku dan dia... Kau tahu kan, Nia?! Tapi, sudahlah. Aku relakan. Jadi, tolong! Lepasin tanganmu sekarang!! Lepasiiiiin!!!" Riri meronta sekuat tenaga hingga tubuhnya bergerak kesana-kemari. Karena tebing yang berbentuk sedemikian rupa, ia tidak bisa menjejak apa-apa kecuali udara senja. Lalu, tubuhnya berputar-putar hingga tangan Nia pun ikut berputar. Keringat yang bercucuran malah membuat keadaan bertambah lebih buruk.

"Ri!! Jangan meronta! Tanganku!!!" teriak Nia kesakitan. Ia berusaha mengikuti arah perputaran itu dengan memutar tubuhnya juga. Tapi, itu tidak berguna sama sekali. Pangkal lengannya sudah kram dan perih. Sementara debu berhembus masuk ke dalam matanya, hingga ia tak tahu harus bagaimana menyeka.

"Sudah kubilang kan? Lepaskan tanganku! Atau kau pun ikut terbunuh, Nia!" ancam Riri hendak memberat-beratkan tubuhnya. Ia berusaha melonjak ke atas dan menghempaskan tubuhnya ke bawah. Namun, tanpa pijakan hal itu sangat sulit dilakukan.

"Ri! Tanganku sudah licin! Jangan meronta lagi! Kumohon!" Nia malah menghiba dengan tangis terisak. Perlahan, Nia mulai terseret ke bibir jurang itu. Sekuat tenaga ia mencari celah-celah tebing bagian atas tempat ia berpegangan. Namun, terkadang tak ada banyak batu. Hingga ia terseret semakin jauh.

Nia bisa melihat tubuh Riri yang menolak untuk diselamatkannya. Dan, rambut Nia tergerai turun dan menciptakan wajah yang gelap karena sinar mentari terhalang rambutnya itu. Keringatnya seperti butir-butir air di dedaunan kala pagi hari di halaman rumah. Nia kelelahan terlebih ketakutan akan kehilangan saudari satu-satunya. Riri malah sudah memutuskan akan meninggalkan dunia dengan menjatuhkan diri.

Kini Nia sudah terlalu jauh ke bibir jurang. Bagian atas tubuhnya sudah mulai turun seolah-olah ingin menjemput Riri.

"Aku benar-benar tak tahu soal Rio. Yang aku tahu, kau adalah sahabatku. Aku akan menolongmu sekuat tenagaku, Ri. Tapi, jika aku ada salah, aku minta maaf. Jangan pergi dan tinggalkan aku," ucap Nia lirih. Air matanya menitik jatuh tanpa menyentuh pipinya yang kurus dan berkeringat. Air matanya jatuh tepat mengenai rambut Riri. Riri menyadari hal itu dan mendongak ke atas. Dan dilihatnyalah wajah sendu dan takut sedang memandanginya. Bibir Nia tergetar, seolah-olah sadar kalau tidak ada gunanya lagi berusaha mengajak Riri tinggal di dunia bersamanya, karena Riri memutuskan untuk pergi.

"Siapa nantinya temanku cerita kalau kau pergi, Ri?" tangis Nia pecah. Emosi jiwa yang satu itu keluar dan malah menguras tenaganya. Perlahan, genggamannya mengendur dan, Riri terlepas jatuh.

"Ririii...." Nia berteriak dengan telapak tangan terbuka hendak meraih tubuh Riri yang detik demi detik mengecil dalam pandangan.

Tapi, Nia tidak begitu saja melepas Riri dari hidupnya dan dengan sedikit tenaga tersisa, ia melompat ke mulut jurang dan meluncur turun dengan cepat. Terlihat tubuh dua perawan itu melayang jatuh seperti bintang. Jauh-jauh karena jurang itu cukup dalam. Mereka masih sempat berbicara sebelum bayangan dinding menyembunyikan kematian.

"Kenapa, Nia?" suara Riri tertelan angin. Tapi, Nia masih bisa mendengarnya. Tubuh mereka sudah dekat.

"Sekarang kita berdua tak tertolong," sahutnya pelan. Namun, pembicaraan itu seperti sudah dari hati ke hati. Atau mungkin mereka sudah mati.

"Kita akan selalu bersama, Ri. Sela..."

"Dhuaakk!" kepala Nia terbentur ke dinding jurang. Dan ia tewas dalam sekejap tanpa merasakan apa-apa. Darah bercipratan mengenai wajah Riri. Jasad Nia terbentur berkali-kali hingga bisa dipastikan tubuhnya sudah tak berbentuk lagi.

Sementara Riri terus bergerak turun. Lapisan angin seperti mencabik-cabik tubuhnya. Menciptakan rasa sakit yang tak terasa lagi. Dalam kelu bibir dan sendu matanya, Riri menangis terbungkus rasa sesal.

"Maafin aku, Nia. Aku akan menyusulmu segera,"

Terdengar suara sesuatu tercebur ke air. Dan gaung suara itu merambat ke langit melalui dinding jurang yang kejam. Tiga hari kemudian, tubuh Riri yang lemah tak berdaya ditemukan oleh beberapa pemburu di muara danau. Ia selamat tetapi kehilangan ingatan. Dan, mungkin juga kehilangan kehidupan. [Susi Ng / Balikpapan / Tionghoanews]

ARGGGHH ... AKU TERTIPU !!!

Posted: 20 Oct 2011 07:33 AM PDT

Story: Sekilas, penampilan Lili yang lugu tak ubahnya orang desa yang awam dengan gemerlapnya kehidupan kota. Ia juga begitu jauh dari penampilan terbuka. Malah, ketertarikanku padanya berawal dari penampilannya sederhana itu, meskipun Lili merupakan anak  orang yang cukup berada.

Saat itu aku yakin bahwa Lili adalah gadis lugu yang kuimpikan bisa berubah gaya hidupku yang euphoria, penuh dengan pesta pora, hura-hura, bahkan tak jarang bergelut dengan dunia seks bebas dan drugs.

Kami menikah tahun 2002 lalu. Pernikahan kami awali dengan masa pacaran yang terbilang singkat hanya sekitar 3 bulan. Dalam waktu tiga bulan tersebut aku memang belum mengenal watak Lili, namun aku yakin dengan pilihanku saat ini.

Aku yang sudah matang dalam usia dan mapan dalam pekerjaan, kemudian meminangnya. Orang tua Lili yang sudah kenal betul dengan ayahku yang seorang pengusaha sukses di kota ini, tak berpikir panjang untuk menerima lamaran itu.

Setelah menikah, kami tinggal di rumah pemberian ayahku, yang dihadiahkan sebagai hadiah pernikahan kami. Tak sebagus rumah orang tua Lili memang, namun asri, sederhana dan cukup untuk membina sebuah keluarga kecil yang bahagia. Dengan dilengkapi sebua mobil, dan satu orang pembantu, sepertinya aku tak perlu lagi memikirkan apa apa.

Malam pertamapun aku jalani dengan lancar, dan sekali lagi aku bisa membaca prilaku Lili yang lugu dan malu-malu. Lili tak bereaksi aktif ketika aku mencoba mencumbunya, ia hanya memejamkan matanya dan sedikit melenguh saat mulai menemukan irama kenikmatan malam pertama, setelah hampir satu jam kamipun terkulai lemas.

Aku betul-betul bahagia bisa menikah dengan gadis pujaanku. Dengan Lili, aku berharap bisa merubah gaya hidupku yang gemerlap, dan kembali menjalani kehidupan normal lanyaknya seorang suami dan ayah bagi anak-anakku kelak. Keadaan yang dulu cuma menjadi sebuah hayalan dan mimpi-mimpi indahku saat aku terlelap dalam tidur.

Namun, impian tak sejalan dengan kenyataan yang harus kudapatkan. Lili yang dulu terlihat sangat  sederhana, lugu dan seperti tak tahu apa-apa tentang kehidupan malam, ternyata justru menyimpan prilaku yang terpendam yang lebih parah dari kelakuanku saat belum menikah. Lili seorang pemuja kehidupan malam, dan setelah menikah pun Lili masih sulit melepaskan diri dari ketergantungan di dunia yang penuh kesenangan semua itu.

Dan semua itu aku rasakan setelah beberapa bulan menikah, Lili juga menolak untuk memiliki anak. Lili beralasan tak mau direpotkan mengurus anak. Lili ternyata masih ingin bebas, seperti saat ia belum memiliki pasangan, menikmati masa-masa mudanya dan tak mau dikekang, meski statusnya kini telah menikah

Belakangan, aku makin dibuat bingung karena hampir setiap malam ia dijemput teman – teman gaulnya yang rata – rata anak-anak orang berada. Entah kemana mereka setiap malam, yang pasti kadang kudapati Lili pulang dalam keadaan mabuk. Tak jarang pula di saku bajunya kutemukan pil ekstasi. Sungguh salah aku  menduga tabiat Lili selama ini. Ternyata, kehidupannya jauh lebih bebas dariku.

Aku dibuatnya tak berkutik ketika kucoba sadarkan dia. Ia selalu menjawabnya dengan enteng,   " Nikmati saja hidup ini, kenapa mesti susah-susah. Kita memang sebagai suami isteri, tapi kamu tidak bisa mengekang kebebasanku. Kalau mau pergi, pergi saja," kalimat inilah yang selalu jadi jawaban yang keluat dari mulut  Lili.

Aku mulai ragu kalau-kalau perempuan yang kunikahi ini, tak suci lagi. Karena aku tahu betul kehidupan malam tak bisa dipisahkan dengan kehidupan seks bebas. Aku tahu itu, karena aku pernah menjadi bagian dari kenistaan itu.

Kini, di saat aku belajar untuk melupakan semua masa lalu dan mencoba hidup baru, aku malah diuji lewat istri. Mampukah kuhadapi semuanya ? Entahlah, sampai kapan aku mulai bertahan. Lili makin bebas saja, sampai kadang semalaman tak pulang ke rumah. Beruntung aku belum pernah mendapatinya dengan lelaki lain, sehingga pernikahan tetap coba kupertahankan. [Vivi Tan / Jakarta / Tionghoanews.com]

AKTIVITAS KELUARGA YANG MENYENANGKAN

Posted: 20 Oct 2011 06:21 AM PDT

Menghabiskan waktu luang dengan melakukan sesuatu bersama-sama dapat memberi kesempatan bagi orang-orang untuk membangun rasa kekeluargaan.

Menghabiskan waktu dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan bersama-sama adalah sebuah elemen dasar dalam membangun hubungan kekeluargaaan. Salah satu dari sekian banyak hal yang menjauhkan rasa kekeluargaan kita adalah kehidupan yang terlalu sibuk, kurangnya waktu yang dihabiskan bersama dalam melakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan.

Menurut sejumlah studi yang dilakukan, jumlah waktu luang kita kini semakin sedikit dan jumlah waktu kita untuk dihabiskan bersama keluarga bahkan hampir tidak ada. Sebuah studi yang dilakukan oleh Perusahaan Manajemen Prioritas di Pittsburgh menyannyatakan bahwa rata-rata pasangan yang bekerja menghabiskan waktu 4 menit untuk melakukan sebuah perbincangan yang berarti satu sama lain setiap harinya - dan hanya 30 detik dengan anak-anak mereka!

Pada suatu malam dalam sebuah acara keluarga fantastis yang dinamai Family Fun Night in Paradise, di Kalifornia, saya diberi sebuah hak khusus untuk mengadakan sebuah aktivitas pada acara itu. Saya pun menanyakan kepada semua anak-anak dan orang dewasa yang hadir, seperti apakah acara keluarga kesukaan mereka itu. Lalu saya membuat sebuah daftar yang terdiri dari berbagai macam aktivitas, dan saya mencetaknya, dan memberikan kepada setiap keluarga agar mereka bisa memilih dan juga menuliskan beberapa ide baru apa yang dapat mereka lakukan bersama.

Keluarga-keluarga tersebut menuliskan berbagai ide yang bagus untuk dilakukan ketika mereka mempunyai waktu luang. Pergi bermain bowling, memancing, bersepeda atau hanya berjalan-jalan saja dapat memberi semua orang kesempatan untuk berbicara dan menjadi lebih dekat. Akhirnya, saya pun menaruh fokus terhadap berbagai aktivitas yang kira-kira benar dapat dijadikan kebiasaan keluarga.

* Membuat Video Lucu Bersama

Ini dapat menjadi aktivitas yang benar-benar menyenangkan. Hampir setiap ponsel sekarang ini dilengkapi kamera video dan kebanyakan komputer kini memiliki peranti lunak gratis bawaan untuk mengedit video atau dapat diunduh secara mudah di internet.

Tidaklah menjadi masalah video yang Anda buat akan seperti apa. Anda bisa saja membuat video dengan ide-ide yang biasa-biasa saja dan membiarkan semua orang menambahkan sedikit ide lucu ke dalamnya.

Rekamlah beberapa boneka binatang atau mainan plastik ke dalamnya dan penambahan dialog akan membuat video Anda menjadi sangat lucu, tetapi tidak selucu jika Anda merekam hewan peliharaan keluarga dan menambahkan kalimat jenaka pada hewan peliharaan tersebut di videonya. Setiap orang dapat memainkan peran kesukaan mereka baik itu aktor, sutradara, ataupun sang juru kamera.

Hal ini membutuhkan sedikit kerja keras, tetapi ini adalah sebuah cara yang baik bagi anak-anak untuk melatih kemampuan mengoperasikan komputer mereka di luar jam sekolah. Sebuah hadiah juga boleh diberikan apabila video tersebut berhasil mendapat rating dari teman, keluarga, teman kelas, dan kolega di Facebook maupun Youtube

* Permainan Interaksi

Kunci untuk menghasilkan sebuah malam permainan yang seru adalah memastikan setiap orang mendapat kesempatan untuk ikut bermain dalam permainan kesukaan mereka. Anda pasti tidak ingin ada yang tertinggal, bukan? Permainan interaksi tidaklah membutuhkan biaya banyak dan merupakan cara yang baik untuk menghasilkan waktu luang yang menyenangkan bersama keluarga. Jika Anda ingin membuat suasana permainan menjadi lebih seru, cobalah untuk mencari berbagai ulasan permainan di situs web seperti Amazon. Di situ Anda bisa menemukan banyak permainan interaksi dengan rating tinggi yang tidak diketahui banyak orang.

Tidak ada salahnya juga jika Anda mencoba untuk memainkan video game selama dapat membuat semua orang ikut bermain bersama. Nintendo terutama telah melakukan banyak usaha dalam membuat video game yang dapat dimainkan secara bersama dengan anggota keluarga. Permainan interaksi adalah sebuah waktu yang baik untuk mengajarkan anak-anak bagaimana cara bergiliran, integritas, dan bagaimana menjadi pihak yang menang atau yang kalah.

* Malam Kerajinan Tangan

Ada banyak sekali sumber informasi di internet dan di buku-buku keterampilan degan ide-ide kerajinan tangan yang menyenangkan yang dapat dinikmati keluarga bersama-sama. Pastikan Anda memilih aktivitas yang disukai dan bisa diikuti semua orang. Anggota keluarga yang agak ragu juga bisa diajak untuk bergabung jika mereka melihat yang lainya bermain dengan menyenangkan. Ini adalah sebuah aktivitas yang sangat baik sebelum datangnya hari libur karena aktivitas semacam ini bisa dimeriahkan dengan hadiah yang siap dibagi-bagikan.

* Menonton Film

Film biasanya tidak memberikan kesempatan untuk menjalin kedekatan seperti aktivitas-aktivitas lainnya, namun kenyataannya menonton film kadang-kadang adalah satu-satunya aktifitas di mana keluarga kita mempunyai waktu dan keinginan untuk melakukannya. Selama setiap orang bisa ikut nonton bersama, menonton film juga bisa memberikan waktu untuk mengakrabkan diri sekaligus membahas apa yang disampaikan oleh film yang ditonton setelahnya. Aturlah malam menonton film di malam hari bila Anda terlalu lelah untuk melakukan aktivitas lainnya dan jangan jadikan kebiasaan menonton film sebagai kebiasaan keluarga Anda satu-satunya.

Scavenger Hunt (Sebuah permainan kerja sama, dimana tim yang terdiri dari anggota keluarga harus menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, biasanya dimainkan di luar gedung).

Ketika cuacanya cukup cerah untuk keluar, permainan Scavenger Hunt bisa menjadi permainan yang dapat membuat setiap anggota keluarga menjadi lebih dekat. Kunci dari sebuah Scavenger Hunt yang menyenangkan adalah daftar tugas-tugas yang harus diselesaikannya. Untungnya Anda dapat mencari inspirasi secara online di mana ada banyak ide yang bagus untuk dijadikan objek buruan dalam daftar tugas-tugas permainan ini. Hal yang menyenangkan dari permainan ini adalah adanya kesempatan untuk bekerja sama. Orang-orang yang berada dalam tim yang sama akan dapat menjalin persahabatan yang kuat. Jadi, cobalah untuk menyusun tim Anda dengan strategis.

* Jadikanlah Kerja Sama Sebuah Kebiasaan

Beberapa orang tidak tahu bagaimana anak-anak atau pasangan mereka bisa menjauh dari mereka. Jika semua interaksi yang Anda miliki bersama keluarga hampir tidak ada dan Anda terus mengurusi bisnis Anda, maka Anda akan lebih cenderung membentuk sebuah hubungan bisnis ketimbang sebuah hubungan pribadi dengan anggota keluarga.

Tujuan dari semua aktivitas di atas adalah untuk menciptakan kesempatan bagi para keluarga agar dapat menjadi lebih dekat, dan kebiasaan keluarga adalah sebuah cara yang sangat baik untuk membangun rasa kekeluargaan yang lebih kuat.

Anda bisa merencanakan kapan untuk mulai melakukan pilihan aktivitas di atas bersama keluarga. Waktu yang dihabiskan bersama keluarga akan membantu Anda memelihara sebuah identitas keluarga yang positif yang dapat diturunkan ke generasi demi generasi berikutnya dan tentunya hal ini sangatlah berharga. [Linda Lim / Denpasar / Bali / Tionghoanews]

BUKALAH PINTU HATIMU !

Posted: 20 Oct 2011 06:13 AM PDT

Seorang dokter terkenal dan dihormati, melalui tangannya sudah tak terhitung nyawa yang diselamatkan, dia tinggal disebuah kota tua di Prancis. 20 tahun yang lalu dia adalah seorang narapidana, kekasihnya mengkhianati dia lari kepelukan lelaki lain, karena emosinya dia melukai lelaki tersebut, maka dia dari seorang mahasiswa di universitas terkenal menjadi seorang narapidana, dia dipenjara selama 3 tahun.

Setelah dia keluar dari penjara, kekasihnya telah menikah dengan orang lain, karena statusnya sebagai bekas narapidana menyebabkannya ketika melamar pekerjaan menjadi bahan ejekan dan penghinaan. Dalam keadaan sakit hati, Moore memutuskan akan menjadi perampok. Dia telah mengincar di bagian selatan kota ada sebuah rumah yang akan menjadi sasarannya, para orang dewasa dirumah tersebut semuanya pergi bekerja sampai malam baru pulang kerumah, didalam rumah hanya ada seorang anak kecil buta yang tinggal sendirian.

Dia pergi kerumah tersebut mencongkel pintu utama membawa sebuah pisau belati, masuk kedalam rumah, sebuah suara lembut bertanya, "Siapa itu?" Moore sembarangan menjawab, "Saya adalah teman papamu, dia memberikan kunci rumah kepadaku."

Anak kecil ini sangat gembira, tanpa curiga berkata, "Selamat datang, namaku Kay, tetapi papaku malam baru sampai ke rumah, paman apakah engkau mau bermain sebentar dengan saya?" Dia memandang dengan  mata yang besar dan terang tetapi tidak melihat apapun, dengan wajah penuh harapan, di bawah tatapan memohon yang tulus, Moore lupa kepada tujuannya, langsung menyetujui.

Yang membuat dia sangat terheran-heran adalah anak yang berumur 8 tahun dan buta ini dapat bermain piano dengan lancar, lagu-lagu yang dimainkannya sangat indah dan gembira, walaupun bagi seorang anak normal harus melakukan upaya besar sampai ke tingkat seperti anak buta ini, setelah selesai bermain piano anak ini melukis sebuah lukisan yanag dapat dirasakan didalam dunia anak buta ini, seperti matahari, bunga, ayah-ibu, teman-teman, dunia anak buta ini rupanya tidak kosong, walaupun lukisannya kelihatannya sangat canggung, yang bulat dan persegi tidak dapat dibedakan, tetapi dia melukis dengan sangat serius dan tulus.

"Paman, apakah matahari seperti ini?" Moore tiba-tiba merasa sangat terharu, lalu dia melukis di telapak tangan anak ini beberapa bulatan, "Matahari bentuknya bulat dan terang, dan warnanya keemasan." "Paman, apa warna keemasan itu?" dia mendongakkan wajahnya yang mungil bertanya, Moore terdiam sejenak, lalu membawanya ketempat terik matahari, "Emas adalah sebuah warna yang sangat vitalitas, bisa membuat orang merasa hangat, sama seperti kita memakan roti yang bisa memberi kita kekuatan. "Anak buta ini dengan gembira dengan tangannya meraba ke empat penjuru, "Paman, saya sudah merasakan, sangat hangat, dia pasti akan sama dengan warna senyuman paman. "Moore dengan penuh sabar menjelaskan kepadanya berbagai warna dan bentuk barang, dia sengaja menggambarkan dengan hidup, sehingga anak yang penuh imajinatif ini mudah mengerti. Anak buta ini mendengar ceritanya dengan sangat serius, walaupun dia buta, tetapi rasa sentuh dan pendengaran anak ini lebih tajam dan kuat daripada anak normal, tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat.

Akhirnya, Moore teringat tujuan kedatangannya, tetapi Moore tidak mungkin lagi merampok. Hanya karena kecaman dan ejekan dari masyarakat dia akan melakukan kejahatan lagi, berdiri di hadapan Kay dia merasa sangat malu,  lalu dia menulis sebuah catatan untuk orang tua Kay, "Tuan dan nyonya yang terhormat, maafkan saya mencongkel pintu rumah kalian, kalian adalah orang tua yang hebat, dapat mendidik anak yang demikian baik, walaupun matanya buta, tetapi hatinya sangat terang, dia mengajarkan kepada saya banyak hal, dan membuka pintu hati saya."

Tiga tahun kemudian, Moore menyelesaikan kuliahnya di universitas kedokteran, dan memulai karirnya sebagai seorang dokter.

Enam tahun kemudian, dia dan rekan-rekannya mengoperasi mata Kay, sehingga Kay bisa melihat keindahan dunia ini, kemudian Kay menjadi seorang pianis terkenal, yang mengadakan konser ke seluruh dunia, setiap mengadakan konser, Moore akan berusaha menghadirinya, duduk disebuah sudut yang tidak mencolok, mendengarkan music indah menyirami jiwanya yang dimainkan oleh seorang pianis yang dulunya buta.

Ketika Moore mengalami kekecewaan terhadap dunia dan kehidupannya, semangat dan kehangatan Kay kecil yang buta ini yang memberikan kehangatan dan kepercayaan diri kepadanya, Kay kecil yang tinggal didalam dunia yang gelap, sama sekali tidak pernah putus asa dan menyia-nyiakan hidupnya, dia membuat orang menyadari betapa besar vitalitas dalam hidup ini, vitalitas dan semangat ini menyentuh ke dasar hati Moore.

Cinta dan harapan akan dapat membuat seseorang kehilangan niat melakukan kejahatan, sedikit harapan mungkin bisa menyembuhkan seorang yang putus asa, atau bahkan bisa mengubah nasib kehidupan seseorang atau kehidupan banyak orang,  seperti Moore yang telah membantu banyak orang, ketika mengalami putus asa maka bukalah pintu hatimu, maka cahaya harapan akan menyinari hatimu. [Irene Ang / Malang / Jatim / Tionghoanews]

SIFAT PATRIOTIS WARGA CHINA SANGAT MENDARAH DAGING SEJAK DULU

Posted: 20 Oct 2011 03:42 AM PDT

Kexue Huang nyatanya masih punya sebentuk rasa cinta kepada tanah airnya, China. Tak tanggung-tanggung, ilmuwan yang memiliki status residen permanen di Amerika Serikat (AS) melego rahasia perusahaan Dow AgroSciences, sebuah anak persuahaan Dow Chemical Company serta Cargill Inc , saat bekerja untuk perusahaan-perusahaan itu. Rahasia yang dijualnya ke Negeri Tirai Bambu adalah penjualan produk pestisida dan produk makanan yang tengah dalam pengembangan.

Menurut warta AP dan AFP, Rabu (19/10/2011), pengadilan tengah membuktikan kalau Huang melakukan kejahatan spionase ekonomi. Alhasil, atas perilaku maling tersebut, Huang bakal mendekam di bui 25 tahun lamanya. "Huang menggunakan statusnya sebagai pegawai di dua perusahaan pertanian terbesar AS untuk mencuri rahasia dagang berharga dan menggunakan hasilnya demi kepentingan tanah kelahirannya China," kata Lanny Breur, pembantu Jaksa Agung pada Departemen Kehakiman AS.

Kini, merebak kekhawatiran terkait beberapa kasus dugaan pengalihan rahasia dagang dari perusahaan AS ke China. Awal tahun ini seorang insinyur asal China dinyatakan bersalah karena mencuri rahasia dari Ford Motors sebagai alat untuk mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan pembuat mobil China.

Sementara tahun lalu, sepasang suami-istri didakwa mencoba menjual rahasia tentang mesin hibrid General Motors kepada pabrikan mobil China, Chery Automobile Company.

Menurut pelaku usaha di AS, kasus-kasus macam ini bukan saja memunculkan kekhawatiran akan membuat rahasia perusahaan pindah ke perusahaan pesaing, tetapi juga membuat mereka rugi karena para penerima tak harus mengeluarkan dana jutaan dollar AS untuk membiayai ongkos riset dan pengembangan produk.

"Kasus hari ini menunjukkan berlanjutnya ancaman yang diarahkan oleh komplotan pencuri rahasia dagang demi keuntungan China dan bangsa lain," kata Lisa Monaco, pembantu Jaksa Agung pada Divisi keamanan nasional. [Miao Miao / Beijing / China / Tionghoanews]

10 LANGKAH MENINGKATKAN WIBAWA SAAT BEKERJA

Posted: 20 Oct 2011 02:16 AM PDT

Saat mendengar kata "berwibawa", apa yang ada di benak Anda?

Pasti terlintas kata-kata profesional, pekerja keras, cerdas, dikagumi, dan berada di posisi atas.

Kata "berwibawa" biasanya mengacu pada seseorang yang penting, yang segala tindak-tanduk dan ucapannya dianggap penting di kantor.

Namun sesungguhnya orang yang dianggap berwibawa tidak selalu harus atasan. Anda yang masih tergolong karyawan biasa pun bisa meningkatkan wibawa dengan mengikuti 10 hal berikut.

1. Berpakaian profesional

Meski lekat dengan istilah "Jangan menilai seseorang hanya dari penampilan luar saja," dalam dunia profesional istilah ini tidak berlaku. Penampilan dihitung dalam penilaian. Ada beberapa tingkatan ekspektasi saat seseorang melihat penampilan orang lain di tempat kerja. Kita tentu memiliki ekspektasi tinggi terhadap penampilan seorang eksekutif. Berpakaianlah seperti seorang eksekutif jika ingin dipandang seperti mereka.

2. Pilih tatanan rambut terbaik

Frances Cole Jones, penulis buku The Wow Factor: The 33 Things You Must (and Must Not) Do to Guarantee Your Edge in Today's Business World, menyarankan agar membersihkan wajah dari rambut. "Rambut yang menutupi wajah akan selalu membuat Anda terlihat lebih muda dan kurang berpengaruh," kata Jones. Untuk para wanita, potongan rambut berponi sebaiknya dihindari karena akan membuat wajah Anda kekanak-kanakan dan kurang dewasa. Sementara pria disarankan tidak memanjangkan rambut dan menatanya dengan rapi.

3. Mencatat hasil rapat

"Mencatat semua isi penting di rapat merupakan cara tercepat menciptakan persahabatan dengan para staf senior," catat Jones. "Cara ini membantu mereka merasa santai saat rapat karena melihat Anda secara fisik mencatat dan (kemungkinan) memahami poin penting yang diutarakan."

4. Tidak bicara sembarangan

Seorang eksekutif bicara dengan efektif, tepat sasaran, dan tidak bertele-tele. Perlu diketahui, terlalu banyak bicara, bebelit-belit, dan latah adalah penyakit dalam berkomunikasi yang harus dihindari.

5. Jangan jadi objek ejekan di kantor

Memang sulit dipungkiri, dalam satu lingkungan pasti ada objek yang dijadikan bahan ejekan dan candaan. Tapi perlu diingat, seorang objek ejekan tentulah seseorang yang dinilai kawan-kawannya punya banyak kelemahan, kurang berwibawa, dan tidak disegani.

6. Jangan ungkapkan masalah pribadi

Apakah pembayaran kartu kredit sudah jatuh tempo? Baru putus dengan pacar? Bermasalah dengan teman? Jangan bawa masalah-masalah itu dalam obrolan di kantor.

7. Ruang kerja bukan kamar tidur

Seberapa sibuk pekerjaan Anda, seberapa lama durasi Anda bekerja, jaga selalu meja atau ruang kerja agar senantiasa rapi. Meja dan ruang kerja yang berantakan mencerminkan kepribadian pemalas, santai, dan tidak profesional.

8. Jaga perilaku di dunia maya

Jangan sembarangan mengunggah foto, menulis komentar vulgar, kata-kata kasar, mencemooh orang, juga SARA. Ingat, bagaimana perilaku Anda di dunia maya berpengaruh pada reputasi diri.

9. Jangan segan bicara dengan atasan

Biasanya kita enggan berhadapan dengan bos besar di perusahaan. Mulai sekarang buang rasa enggan. Ketahuilah, para bos besar lebih sering berinteraksi dengan orang-orang dengan jabatan tinggi. Begitulah Anda di mata orang lain (memiliki jabatan tinggi) jika sering berinteraksi dengan bos besar.

10. Jangan pelit berkontribusi

Tunjukkan Anda serius berkarier dan memiliki visi misi memajukan perusahaan. "Para manajer kelas atas pasti lebih menyadari keberadaan orang-orang yang berkontribusi tinggi bahkan di luar jam kerja," ungkap Jones. [Christine Lim / Ambon / Tionghoanews]

RADIASI GALAKSI PICU KEPUNAHAN MASSAL

Posted: 20 Oct 2011 01:50 AM PDT

Semburan sinar gamma yang berasal dari ledakan supernova (ledakan di galaksi yang menandai berakhirnya riwayat suatu bintang) dan tabrakan bintang, mungkin telah merusak lapisan ozon planet kita di masa lalu dan menyebabkan punahnya kehidupan utama.

Para peneliti mencari korelasi antara semburan sinar gamma dan kepunahan massal berdasarkan fosil makhluk purba yang ditemukan. Peristiwa radiasi antar-bintang yang "singkat-padat" tampaknya lebih menyebabkan kerusakan (pada ozon), karena mereka dapat menimbulkan lebih banyak radiasi.

Semburan ini hanya terjadi kurang dari satu detik, dan diyakini muncul dari penggabungan dua neutron bintang atau mungkin tabrakan antar lubang hitam.

Berlubangnya lapisan ozon dapat mendatangkan malapetaka pada berbagai kehidupan di bumi, termasuk tanaman di darat dan laut yang membentuk basis dari rantai makanan.

"Saya bekerja dengan beberapa ahli palaeontologi dan kami mencoba untuk mencari korelasi antara fenomena ini dengan kepunahan, tetapi tampaknya mereka masih berpikiran skeptis," kata ahli astrofisika, Brian Thomas di Washburn University dalam siaran pers.

"Namun bagi ahli astrofisika, fenomena tersebut tampaknya cukup masuk akal."

Thomas mempresentasikan penelitiannya pada pertemuan tahunan Geological Society of America di Minneapolis pada 9 Oktober lalu. [Rosvina Ang / Palu / Sulteng / Tionghoanews]

WANITA TIONGHOA KELOLA SEKOLAH GRATIS

Posted: 19 Oct 2011 10:56 PM PDT

Alena punya kepedulian besar terhadap dunia pendidikan. Dua tahun lalu, dia mendirikan Alena Sahabat Anak (ASA), sebuah bimbingan belajar di sekitar rumah susun Senen, Jakarta Pusat.

Siswanya tidak perlu membayar sepeser pun untuk bisa mengikuti kegiatan belajar-mengajar disana. "Hanya matematika dan bahasa Inggris yang diajarkan," katanya. Pemilik nama lengkap Caroline Gunawan itu merekrut sejumlah sukarelawan sebagai tenaga pengajar.

Sementara tambahan buku-buku pelajaran, didapat dari teman-temannya. "Selama ini, saya mengajak teman-teman di facebook untuk menyumbangkan buku dan tenaga.

Apa yang saya lakukan itu merupakan bagian dari panggilan Tuhan," ungkapnya lalu tersenyum. Di ASA, sengaja hanya dua mata pelajaran yang diberikan. Menurutnya, dua itu yang paling sulit dipahami akibat faktor psikologis.

Semasa duduk di bangku sekolah, dia sempat merasakan ketakutan setiap kali menghadapi pelajaran matematika. "Dulu saya les matematika. Nggak kebayang, kalau sampai nggak les, berapa nilainya," tuturnya. [Teo Ai Ping / Jakarta / Tionghoanews]

DULU DILARANG BERTEMU, KINI TAK INGIN PISAH

Posted: 19 Oct 2011 10:50 PM PDT

Tan Beng See, Harry Teng, Huang Lan Yi, dan Rudy Witarka lulus SMA, 46 tahun lalu. Tetapi mereka dan alumni sekolah Hua Chung angkatan 62 lainnya, tetap menjalin komunikasi yang baik. Mereka rutin bertemu dan melakukan berbagai aktivitas semisal bakti sosial.

Komunikasi yang terjalin, membuat penggalangan dana tidak sulit dilakukan. Jiwa sosial teman-temannya semasa duduk di bangku SMA, diakui Tan Beng See cukup tinggi. "Kami selalu tergerak untuk membuat kegiatan sosial, bekerjasama dengan organisasi lain termasuk vihara-vihara.

Kami sudah tua-tua, sehingga lebih banyak membutuhkan nilai-nilai ibadah. Ini sesuai visi kami, sederhana di hari tua," tuturnya ketika ditemui di Vihara Amurva Bhumi, Jatinegara, Jakarta Timur, pekan lalu.

Menurut Tan, komunikasi dan pertemuan intensif itu baru terjadi saat reformasi. Sebelumnya, mereka hanya bertukar kabar dan cerita melalui telepon atau pesan singkat.

Pada masa orde baru, segala bentuk kegiatan menyangkut etnis Tionghoa, dilarang. Sekalipun, sekadar kumpul-kumpul untuk melepas kerinduan. "Setelah pecah G 30 S PKI, dimana usia kami masih muda-muda, kami sudah kena larangan berkumpul.

Padahal, kumpul-kumpul ini penting untuk kemajuan bangsa. Tapi karena ada sentiment ras, kami pun hanya melakukan komunikasi jarak jauh," ungkapnya. Seakan tak ingin menyia-nyiakan kebebasan yang didapat, dia dan alumni Hua Chung angkatan 62 sering berkumpul.

Termasuk mereka yang sudah hijrah ke Amerika Serikat dan daratan Eropa. "Sejak reformasi bergulir, kami berkumpul kembali. Kumpul-kumpul kami positif, seperti menggelar bakti sosial dan silaturahmi. Kalau sudah saling kangen, kami kumpul, makan-makan di restoran. Kadang, kami berkumpul pada hari-hari besar Tionghoa seperti Cap Go Meh dan ulang tahun vihara," terang Harry Teng. [Jesisca Pang / Bekasi / Tionghoanews]

CARA PENCEGAHAN INFEKSI OTAK

Posted: 19 Oct 2011 07:12 PM PDT

Infeksi otak bisa menyerang siapa saja mulai dari balita hingga orang dewasa yang dapat berakhir dengan kecacatan atau kematian. Lalu adakah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi otak atau meningitis?

"Jika daerah yang terkena infeksi adalah selaput otak (meningen) maka disebut dengan meningitis, tapi kalau yang terinfeksi adalah jaringan otaknya maka disebut dengan ensephalitis," ujar dr Darma Imran, SpS(K) dari FKUI-RSCM dalam diskusi klinik KBR68H, Jakarta, Selasa (25/1/2011).

dr Darma menuturkan penyebab dari infeksi otak ini beragam, yang paling sering adalah akibat penularan virus yang langsung dari udara atau pernapasan, dari gigitan serangga seperti nyamuk, bakteri seperti pneumokokus atau bakteri infeksi TBC di otak, jamur, parasit seperti toksoplasma dan cacing pita yang kistanya termakan oleh manusia.

"Karena cara penularannya beragam, maka pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga higienitas, sanitasi, kontak dengan tangan bersih sangat penting (rajin cuci tangan), menjaga stamina tubuh agar tetap baik, serta melakukan vaksin IPD untuk bayi dan vaksin meningitis saat mau pergi haji," ungkapnya.

Untuk vaksin saat ini baru tersedia vaksin IPD (Invasive Pneumococcus Disease) yang balita untuk mencegah meningitis akibat bakteri pneumokokus. vaksin ini bisa diberikan saat bayi berusia 2 bulan hingga 9 tahun, tapi harganya terbilang mahal.

Satu lagi vaksin meningitis yang diberikan untuk calon jamaah haji untuk mencegah bakteri meningitis yang masih menjadi endemis di jazirah Arab.

Orang-orang yang rentan terkena infeksi otak:

1. Anak-anak.
2. Orang dengan daya tahan tubuh rendah.
3. Orang yang sudah berusia lanjut.

Penyakit infeksi otak memiliki angka kematian di atas 50 persen, jika seseorang selamat dari infeksi otak umumnya mengalami kecacatan mulai dari lumpuh hingga koma yang tidak bisa bangun lagi.

"Otak merupakan bagian tubuh yang paling terlindungi atau yang paling terakhir kena, jadi kalau otak sudah terkena infeksi akan sangat mungkin mempengaruhi organ lainnya di tubuh dan fungsinya menajdi terganggu," ujar dokter yang juga mengajar di FKUI.

Gejala dari infeksi otak ini seringkali tidak khas yang secara umum mengalami demam dan sakit kepala. Jika setelah beberapa hari tidak membaik atau ada gejala lanjutan seperti kejang dan sakit kepala yang semakin parah segera konsultasikan dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Untuk diagnostik dini memang tidak mudah, karenanya proses pencarian penyebabnya harus progresif agar bisa ditangani dengan baik," ungkapnya.

Untuk diagnosis pastinya dilakukan pemeriksaan cairan otak agar bisa diketahui penyebab pastinya apakah akibat infeksi virus, bakteri, jamur, parasit atau cacing pita. Jika prosedur ini dilakukan dengan cepat dan progresif maka bisa mengurangi kecacatan yang timbul. Namun juga tergantung dari stadium datangnya.

Infeksi otak merupakan penyakit mematikan yang beberapa penyebabnya bisa dicegah dengan melakukan vaksin serta pola hidup higienis dan stamina tubuh yang kuat.

Kalau terkena infeksi ini segera lakukan diagnosis dengan cepat untuk menentukan penyebabnya sehingga bisa memberikan pengobatan yang tepat. [Yenny Jie / Palangkaraya / Tionghoanews]

PERUBAHAN IKLIM MAKIN MENGANCAM KESEHATAN

Posted: 19 Oct 2011 06:30 PM PDT

Populasi dunia mencapai 7 miliar pada Oktober ini dan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 10 miliar pada tahun 2050. Pertumbuhan penduduk yang tak terkendali ini akan berdampak pada perubahan iklim karena meningkatnya kebutuhan sumber daya global.

Pertumbuhan populasi ini akan membebani sumber daya global. Sumber daya alam seperti bahan makanan, air, dan hutan akan habis pada tingkat yang mengkhawatirkan, memicu kelaparan, konflik, kerusuhan sosial, dan kepunahan spesies.

"Pada tahun 2050, diperkirakan akan ada 70 juta kematian tambahan di sub-Sahara Afrika saja," kata Tony McMichael, profesor kesehatan masyarakat di Australian National University.

Spesies nyamuk menyebar akibat perubahan iklim, sehingga tingkat penularan penyakit malaria akan meningkat dan melanda negara-negara seperti Zimbabwe 2025-2050.

Tambahan 21 juta jiwa orang di China akan berisiko menyebabkan pemanasan global yang meningkatkan banjir dan memungkinkan siput air pembawa penyakit menjelajahi daerah-daerah yang baru.

Efek kesehatan tersebut tidak hanya akan dirasakan di Afrika atau Asia, namun Eropa juga akan merasakan akibatnya.

"Masalah akibat konsumsi yang berlebihan di negara-negara berpendapatan tinggi telah menghasilkan hutang ekologis dan keuangan. Risiko terbesar bagi kesehatan manusia dari meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil adalah penyakit jantung, stroke dan kanker" kata Ian Roberts, profesor London School of Hygiene dan Tropical Medicine.

"Eropa juga berisiko terkena gelombang panas, banjir, dan penyakit menular lainnya karena pergeseran hama mengarah ke garis lintang utara. Faktanya adalah, ada banyak bukti bahwa penyakit bergerak ke utara," kata Sari Kovats, penulis laporan Intergovernmental Panel on Climate Change's (IPCC) mengenai Eropa.

Tak hanya manusia saja yang berisiko, spesies hewan dan tumbuhan juga terancam punah.

"Banyak spesies yang sudah menghadapi tekanan dan perubahan iklim menciptakan berbagai masalah tambahan baru. Sekitar 15% sampai 37% dari 6.000 lebih spesies amfibi diperkirakan akan punah pada tahun 2100," kata Paul Pearce-Kelly dari London's Zoological Society.

Dalam sejarah bumi, sudah terjadi lima kali kepunahan massal. Namun, kepunahan yang akan dihadapi kali ini 10.000 kali lipat lebih cepat dibanding tingkat kepunahan sebelumnya.

"Kita kehilangan tiga spesies tiap satu jam," kata Hugh Montgomery, direktur di University College London's institute for human health and performance seperti dikutip dari Health24, Rabu (19/10/2011). [Jeni Wang / Semarang / Tionghoanews]

MENGENAL IBU MENTERI BERDARAH TIONGHOA

Posted: 19 Oct 2011 06:21 PM PDT

Mari Elka Pangestu (lahir di Jakarta, 23 Oktober 1956; umur 54 tahun) adalah Menteri Perdagangan Indonesia sejak 21 Oktober 2004. Ia adalah wanita Tionghoa-Indonesia pertama yang memegang jabatan sebagai menteri di Indonesia.

Mari Pangestu adalah anak dari ekonom terkenal Indonesia, J. Panglaykim. Ia memperoleh gelar Bachelor dan Master of Economics dari the Australian National University, serta gelar Ph.D. dalam bidang Perdagangan Internasional, Keuangan, dan Ekonomi Moneter dari Universitas California, Davis pada tahun 1986.

Sebelum menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Mari Pangestu telah lama aktif dalam berbagai forum perdagangan seperti PECC dan adalah salah seorang peneliti ekonomi terpandang di Indonesia. Mari Pangestu juga dulunya aktif mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Selain itu ia juga adalah seorang ekonom dari CSIS. Pada tanggal 18 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Mari Elka Pangestu dipindah tugaskan sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Jero Wacik.

Mari Pangestu menikah dengan Adi Harsono dan memiliki dua orang anak, Raymond dan Arya. [Natalia Lim / Cirebon / Jabar Tionghoanews]

MENINGKATKAN SEMANGAT HIDUP ?

Posted: 19 Oct 2011 04:43 PM PDT

Zaman seperti sekarang ini yang serba mahal membuat kita semakin strees, bahkan kita harus tambah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup ini.

Setelah kita di sibukan oleh pekerjaan/aktivitas kita sehari hari guna untuk mencukupi kebutuhan sehari hari kita sering di hadapkan ke dalam situasi yang membuat kita jenuh, untuk menhadapi kejenuhan tersebuat lakukanlah secara teratur hal hal di bawah ini:

1. Beribadah secara teratur kepada Tuhan YME berdoa semoga apa yang kita inginkan dapat terkabulkan.

2. Berolah raga agar badan terasa sehat dan budgar agar kita selalu siap dalam kondisi apapun.

3. Berlibur bersama keluarga.

4. Terpenuhi hasrat sex dengan pasangan kita secara teratur dan bervariasi agar pasangan dan kita merasakan kepuasan dan kenikmatan yang begitu indah, survei mengatakan sex dlm kehidupan hampir 80%membuat orang labih bersemangat untuk menjalani kehidupan selanjutnya.

Selamat mencoba semoga arikel ini dapat mmbuat anda lebih bersemangat lagi.Terima kasih. [Angelina Lim / Medan / Tionghoanews]

MENGAPA KITA HARUS DUDUK TEGAK ?

Posted: 19 Oct 2011 04:34 PM PDT

Para ibu tak pernah bosan meminta anak mereka duduk atau berdiri dengan tegak dan tidak membungkukkan punggung. Nasihat itu terbukti sangat baik. Duduk atau berdiri dengan posisi bungkuk tak hanya memberi kesan kurang baik, tapi juga dapat membuat fisik menjadi lemah.

Studi yang dilakukan Scott Wiltermuth dari USC Marshall School of Business serta Vanessa K. Bohns dari J.L. Rotman School of Management di University of Toronto, kanada, menunjukkan bahwa postur tubuh yang dominan dapat menurunkan sensitivitas terhadap rasa sakit. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Experimental Social Psychology

Hasil riset mereka menunjukkan bahwa orang yang menggunakan postur dominan dapat mengatasi rasa sakit dengan lebih santai ketimbang mereka yang diperintahkan mengambil pose netral atau tunduk.

Wiltermuth dan Bohns mengembangkan riset sebelumnya yang menunjukkan bahwa postur orang yang berinteraksi dengan Anda akan mempengaruhi pose dan perilaku Anda. Dalam kasus ini, mereka menemukan bahwa menerapkan pose tunduk dalam menanggapi pose orang yang lebih dominan memperlihatkan ambang batas yang lebih rendah terhadap rasa sakit.

Ketika sebagian besar orang meringkuk seperti bola ketika merasa sakit, riset ini menyarankan orang melakukan hal sebaliknya. "Meringkuk justru akan membuat orang merasakan lebih sakit karena hal itu membuat Anda merasa tak punya kendali atas keadaan tersebut, dan kian mengintensifkan antisipasi terhadap rasa sakit," kata Bohns.

Duduk atau berdiri tegak mendorong dada ke depan dan mengembangkan tubuh dapat membantu menciptakan perasaan kuat dan kontrol sehingga membuat orang bisa lebih menahan rasa sakit. Riset sebelumnya menunjukkan bahwa mengadopsi postur kuat juga akan meningkatkan kadar testosteron, yang diasosiasikan dengan peningkatan toleransi terhadap nyeri dan menurunkan kadar kortisol, yang membuat pengalaman itu tak terlalu membuat stres. [Elisabeth Wang / Banda Aceh / NAD / Tionghoanews]

No comments:

Post a Comment