Saturday 22 October 2011

印尼华人 (21/1)

印尼华人 (21/1)


MASJID ANGKE PENINGGALAN ORANG TIONGHOA

Posted: 22 Oct 2011 02:17 AM PDT

Masjid Al-Anwar itulah namanya sekarang. Masjid tersebut terletak di Jalan Tubagus Angke, tepatnya di Gang Masjid, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Kalangan masyarakat setempat mengenalnya dengan nama Masjid Jami' Angke. Masjid itu tinggalan orang Tionghoa yang hidup di Batavia pada zaman Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC), kongsi dagang India Timur.

Masjid itu bercorak perpaduan antara unsur Jawa dan Tionghoa, tampak pada pintu masuk dan ujung atap yang mirip klenteng. Masjid itu konon didirikan oleh Gouw Tjay yang masuk Islam pada 1526. Masjid itu tak dapat dipisahkan dari pejuang dan pendiri Jakarta seperti Fatahillah dan Tubagus Angke. Konon, dulu di ambang pintu masuk itu terpampang jelas nama Al-Mubarak.

Sarjana Belanda F. de Haan dalam bukunya, Oud Batavia (1922), mengikuti cara penduduk, juga menyebutnya Masjid Angke. Masjid itu punya nama lain, Masjid Kampung Bali. Nama ini tentu saja sudah terlupakan. Itulah jadinya kalau terlalu sering dipugar. Bahkan, orang Banten yang hidup berdampingan dengan Tionghoa setempat membangunnya lagi pada 1761.

Tak jauh dari masjid itu, dapat dijumpai sejumlah batu nisan dari makam orang Tionghoa Islam, di antaranya nisan makam muslimat yang menurut tulisan yang diukir di atasnya merupakan batu nisan makam Nyonya Tan terlahir Ong. Makam itu juga bercorak Tionghoa.

* Wilayah Strategis

Angke yang dikenal pula sebagai Kampung Bebek terletak di wilayah sangat strategis, sehingga menarik pendatang Tionghoa dan menjadi tempat persinggahan mereka. Selain itu, kampung itu pernah dijadikan tempat tinggal budak belian dan tempat pelarian orang Tionghoa.

Nama Angke punya sejarah unik. Pemberontakan Cina pada 1740 terjadi pada masa Gubernur Jenderal Adrian Valkenier (1737-1741). Jumlah imigran Cina yang kian membengkak menimbulkan berbagai ketegangan. Valkenier pusing, sehingga pada musim semi 1740, ia mengimigrasi paksa mereka ke Sri Lanka.

Karena sikap kasar serdadu Belanda, meletus pemberontakan, dengan dampak akhir pembantaian orang Cina. Mayatnya dibuang ke Kali Angke. Dari sinilah, timbul nama Angke! "Ang" berasal dari bahasa Cina yang berarti "merah", sedangkan "ke" dari kata "bangke" (bangkai). Orang Tionghoa yang lolos bersembunyi di bawah perlindungan orang Banten.

* Arsitektur Gado-gado

Bentuk masjid di atas tanah seluas 400 meter persegi itu unik. Gaya arsitekturnya mengingatkan pada corak bangunan Indonesia kuno dan Eropa abad 17-18. Tentu saja, ada pengaruh Cina. Cobalah Anda perhatikan gaya seni hias dan seni ukirnya. Halamannya sempit, dipisahkan dengan tembok dari rumah penduduk. Gapura belah yang terletak di utara masih asli. Pintu masuknya berupa gapura tertutup di selatan.

Menurut hasil penelitian Tjut Nyak Kusmiati, sarjana arkeologi Universitas Indonesia (UI) beberapa tahun silam, gapura yang berbentuk huruf D itu mengingatkan pada gapura bangunan kuno di Banten dan Cirebon. Ada pula hiasan pelipit empat persegi, setengah lingkaran dan mahkota. Hiasan pada dinding gapura merupakan relung semu. Tembok keliling masjid pun berhiaskan pelipit yang sama dengan gapuranya.

Gapura itu mengingatkan pada gapura Candi Bentar di Jawa Timur dan Bali. Bangunan Islam kuno seperti ini antara lain dapat juga dijumpai di Mantingan, makam Sunan Bonang di Tuban, Gapura Wetan di Gresik, dan Kraton Kaibon di Banten. Tentu saja semuanya itu berasal dari zaman peralihan atau era Jawa-Hindu akhir.

* Tiga Bagian Unik

Bangunan Masjid Angke seluas 15×15m2 itu memiliki tiga bagian yang unik. Yang pertama bagian kaki berbentuk massif, setinggi 1,1 meter. Bentuk ini mengingatkan pada bangunan sebelum Islam datang ke Indonesia. Ada lima tangga di depan pintu timur, selatan, dan utara.

Bagian kedua ialah badan bangunan. Jendelanya berterali dengan gaya mirip rumah Belanda zaman dulu. Ada empat sokoguru segi empat dengan kayu penyangga berukir kepala ular. Mimbarnya segi empat dan terbuat dari batu bata, yang modelnya mengingatkan pada gaya Eropa dan Moor.
Bagian ketiga atap bertingkat dua dengan lorong yang berterali mirip jendela. Di tingkat dua, muadzin biasa mengumandangkan adzan. Puncak atap berbentuk buah nenas.

Kaligrafi Arab berupa kutipan ayat Al-Qur'an, hadits Nabi Saw., dan kalimat syahadat memenuhi bagian dinding masjid. Bahkan, ada catatan dalam bahasa Arab, yang berarti, "Kalimat ini tertera pada batu tulis sebagai peringatan Masjis Al-Mubarak, hari Kamis, 26 hari bulan Sya'ban, tahun 1174 dari Hijrah Nabi."

* Makam Keluarga Sultan Banten?

Di bagian barat kompleks masjid ini, terdapat makam keluarga Pangeran Hasanuddin, sultan Banten. Ada juga makam lain. Nisannya menunjukkan kekunoannya. Juga maesan dari makam Ja'far. Di sebelah timur, nisannya diletakkan di atas bukit buatan.

Ada nisan berbahasa Arab, "Ini kubur Asy-Syarifah Aminah, putri al-Pangiran as-Sayid Hassan bin 'Umar al-Habsyi. Pada bagian kakinya, terbaca angka tahun 1277 H.

Ada pula makam bernisan kayu jati, di antara milik Sultan Hamid al-Qadri. Di situ tertulis, "Sanat 1274 Hijrah Nabi Muhammad Saw. pada 29 Zulkaidah malam Sabtu pukul 03.00 kembali ke rahmat Allah ta'ala dari rumah yang rusak ke rumah yang abadi. Umurnya masih 64 tahun 35 hari."

Pada era perang kemerdekaan, Masjid Angke dijadikan markas pejuang. Di situ, sering diadakan pertemuan rahasia untuk menyusun strategi melawan Belanda. Bahkan, khutbah pun diarahkan untuk mendorong perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada kira-kira 1945-1949.

Dari masjid itulah, para ulama menggembleng semangat jihad para pejuang yang disebar ke seluruh Jakarta, terutama Jakarta Barat. Begitu rapi kegiatan itu dilakukan, sehingga Belanda tak mampu menciumnya. Dan: selamatlah Masjid Angke dari penyerbuan oleh Belanda. [Meilinda Chen / Jakarta / Tionghoanews]

SILAHKAN KIRIM ARTIKEL ANDA MULAI HARI INI !

Posted: 22 Oct 2011 02:10 AM PDT

Kami sebagai Admin pendiri blog tionghoanews.com mengharapkan teman-teman Tionghoa dari seluruh Indonesia untuk bersedia partisipasi mengirim artikel/berita yang berhubungan dengan warga "Tionghoa" dari kota tempat tinggal anda masing-masing.

Sesuai judul blog tionghoanews yang dimana artinya berita tentang "Tionghoa" akan menjadi bacaan digital bagi seluruh warga Tionghoa seluruh Indonesia dan luar negeri.

Untuk mengirim artikel/berita kedalam blog tionghoanews cukup melalui email anda ke alamat posting sebagai berikut:

To: jeyo269repe@post.wordpress.com
CC: indonesia.chinese.kirimi@blogger.com

Sebelum anda mengirim email, kami harap anda memperhatikan tampilan blog supaya seragam, yakni:

* Judul Email

Pastikan anda menulis judul blog di kolom perihal/subject email dalam kondisi huruf besar "KAPITAL".

* Isi Email

Pastikan isi kalimat email anda memakai kalimat bahasa Indonesia yang baik, dengan susunan kalimat yang berbaris rapi.

Pastikan kalimat terakhir email anda tertulis nama, kota dan tionghoanews, seperti contoh [Nama Anda / Jakarta / Tionghoanews]

* Lampiran Email

Pastikan email anda terlampir gambar/image yang berhubungan dengan artikel/berita email anda, supaya lebih tampilan seragam dan lebih menarik.

Setelah anda periksa dengan seksama email anda bahwa semua sudah sesuai ketentuan tampilan di atas, maka anda sudah boleh kirim ke alamat email posting dan dalam waktu hitungan detik, maka artikel/berita anda akan tampil dalam blog tionghoanews.com

Artikel/berita kiriman anda sesuai statistik blog akan di baca lebih dari 500.000 teman-teman Tionghoa dan pengunjung setiap hari. Nah! Silahkan anda mencoba mengirim artikel/berita anda mulai hari ini juga, xie xie .... [Chen Mei INg / Jakarta / Tionghoanews]

PERAWAN

Posted: 22 Oct 2011 01:49 AM PDT

Cerpen: Besok adalah hari pernikahanku dengan Nikita, gadis yang ku lamar dua minggu lalu. Ia adalah teman se-permainan-ku. Seharusnya hari ini aku bahagia, tapi kenyataannya aku gelisah. Hatiku bimbang. Rona wajahku bimbang.

Di luar kamar banyak suara orang-orang yang akan mempersiapkan hari besar dan bersejarah bagiku. Orang tuaku, keluarga-keluargaku dan tetangga-tetangga terdengar sibuk mempersiapkan ini-itu. Aku dikamar, sendiri. Wajahku tak kuasa menahan tuk menunjukkan kegelisahan hatiku. Aku merasa tidak tenang.

Sementara Nikita mungkin juga sedang mempersiapkan dirinya. Dia akan dirias dari rumahnya, dua kilometer dari rumahku. Entah apa yang dia rasakan saat ini. Tapi aku yakin tidak seperti yang ku rasakan.
Nurlin, dialah pelakunya. Dialah yang membuat hatiku gelisah. Gadis yang sangat mencintaiku, tapi aku meninggalkannya tanpa kabar. Tanpa pamit.

***
Semua ini berawal tiga tahun yang lalu, aku merantau ke kota Gorontalo, ibu kota provinsi Gorontalo. Aku berkenalan dengan seorang gadis tempatan, keturunan asli Gorontalo. Putih, agak kecil tubuhnya, berjilbab, matanya sipit hanya saja bukn keturunan etnis Tionghoa; Nurlin namanya.

Aku bekerja sebagai pegawai di sebuah rumah makan di sana. Rumah makan Silvia. Pemiliknya seorang ibu berketurunan suku Jawa. Beliau sudah lama tinggal di kota Gorontalo, baru sepuluh tahun lamanya.

Beliau bagai orang tuaku di sana. Bahkan dia sering menanyakan tentang hubunganku dengan Nur, sapaan akrab Nurlin. "Mba", selama dua tahun aku bekerja, aku bahkan tak tahu nama aslinya. Hanya sapaan itu yang selalu kusapa untuknya. "Mba Jawa, ibunya Silvi", begitu ia dikenal namanya di sana.

Hanya butuh dua bulan penjajakan, aku mulai serius dengan Nur. Dia memperkenalkanku pada orang tuanya.

"Umi, Abi, ini kakak Reza," Nurlin dengan senyum manisnya memperkenalkanku pada orang tuanya. Terihat seperti sudah di rencanakan sebelumnya, Nur tidaklah canggung berkata-kata. Aku dapat melihat skenarionya. Aku dan Nur mendapat restu dari keduanya.

"Jadi ini Reza yang ti Nur jaga cirita kamari1," sambut ibunya Nur. Ayahnya Nur diam saja. "Umi dan Abi" begitu belakangan ku ketahui panggilan Nur terhadap mereka. "Ternyata memang seperti yang nur jaga cirita2, Reza anak yang baik dan sopan." Ibunya memujiku. Nur dan aku hanya bias tersipu malu dengan mata yang berbinar-berbinar di dalam tunduk.

***
"Rez? Mama kwa suka baku dapa dengan Nikita. Pangge kamari ka rumah ne pa dia! To minggu lalu Reza so lamar pa dia, Mama suka mo tes pa dia3," seru Mama penuh arti. Aku melihat susuatu yang berbeda dari senyum Mama. Seperti senyum seorang petualang menemukan wahana baru.

Keesokan harinya Nikita datang kerumahku. Aku harap-harap-cemas memikirkan "misteri senyum Mama". Nikita langsung saja cipika-cipiki4 dengan Mama. Bagai ibu-anak mereka akrab sekali, begitu saja Mama langsung memanggil Nikita untuk masak bersama.

"hm… masak bersama?" gumamku. Sepertinya Mama ingin melihat skill memasaknya Nikita. Iseng saja aku mengintip mereka ke dapur.
Tepung beras, gula mera5, dan lain-lain terletak di meja dapur. "Cucur Perawan!!" aku peranjat. Darahku seketika terkumpul di dada dan sejenak membeku. "Jangan-jangan…?" aku mulai kuatir.

***
Kukis Cucur6, telah lama dikenal oleh Tou Minahasa7. Kue ini memiliki bentuk yang khas. Bagian pinggirannya memiliki renda. Renda pada bagian pinggirnya pun terbentuk dengan sendirinya ketika digoreng. Butuh keahlian khusus dalam membuat adonan Kukis Cucur yang dapat menghasilkan renda di bagian pinggirnya.

Kukis Cucur terbaik memiliki 32 buah renda di pinggirannya. Aku tak pernah mengerti apa artinya. Yang jelas kebanyakan Tou Minahasa menyebutnya seperti itu.

Konon kabarnya, Kukis Cucur dengan 32 renda hanya dapat dihasilkan dari tangan seorang perawan atau gadis yang menikah ketika masih perawan.

Ternyata benar Mama menyuruh Nikita membuatkan Kukis Cucur. Menurutku ini hanya tradisi dan sudah diartikan berbeda oleh masyarakat modern. Tapi aku tetap kuatir kalau Nikita tidak bisa lulus tes ini. "Mama kwa cuma mo lia dia tau momasa atau nyanda8," Mama berbisik padaku.
Satu jam berlalu, banyak tawa yang terlantun di dapur yang ku dengar dari mereka. Mama dan Nikita makin terlihat akrab dengan. Kendati tak satu pun Kukis Cucur buatan Nikita yang rendanya tepat 32, tapi itu tak menjadi masalah. Mereka bahagia. Aku pun bahagia melihatnya.

***
Cucur adalah kue andalan Nurlin. Aku paling tidak suka dengan kue sejak kecil. Tapi Nur membuatku berubah. Cucur buatan Nur enak sekali. Entah karena perasaanku saja atau memang benar-benar enak. Tapi aku mulai suka dengan kue ini.

Pintar masak, pekerja keras. Aku sangat mencintainya, Nur juga sangat mencintaiku. Aku yakin begitu. Bahkan setelah menyelesaikan kulianya dia berencana melanjutkan hubungan kami kepada ikatan yang suci, pernikahan.

"Umi dan Abi setuju saja, Nur. Kan Nur dengan Reza yang akan menjalaninya. Reza juga anak yang bae-bae9," ujar ibunya Nur. Hatiku meloncat-loncat mendengarnya.

"Tuhan maha memberi rizki. Apalagi orang yang menikah akan lebih dimudahkan rizkinya oleh Tuhan," gubah ibunya dengan semangat dan santun. Kami hanya dapat tersenyum-senyum sendiri.

***
Ini bukan lagi zaman Siti Nurbaya, semua orang seharusnya berhak menentukan pilihannya, khususnya soal pasangan hidup. Tapi tidak dengan Mama. Aku disuruh pulang ke Tondano. Kampung halamanku. Aku dijodohkan dengan pilihan orang tuaku.

"Reza so ada pilihan, Ma! Please kwa!10" aku bersikeras dengan pilihanku.

"Nak, Mama so pilih akang yang paling bagus for Reza11. Cantik, pintar, dari keluraga baik-baik." Mama meyakinkanku.

Tak mau mengikuti keinginan mereka, aku dipaksa pulang. Keesokan harinya, Papa muncul di tempat aku tinggal di Gorontalo dengan tiba-tiba.

Seperti sudah direncanakan sebelumnya, mereka memiliki strategi jitu. Aku bahkan tak menyadari plan B Mama. Terpaksa aku ikut pulang dengan Papa. Aku memang tak bisa pulang. Tapi aku juga tak boleh menjadi anak yang durhaka.

Hanya Mba yang sempat aku ucapkan ucapan pamit dengan membawa seluruh barang-barangku. Nurlin tak tahu sama sekali.

Itu adalah pagi yang singkat. Papa bagai tim Densus12 88 yang menggrebek tempat persembunyian teroris. Terorisnya tak berkutik. Aku tertangkap setelah sholat subuh. Mba hanya bisa meng-iya-kan setelah mendengar penjelasan dari Papa.

Aku menangis selama perjalanan. Papa menyetir mobil avanza hijau miliknya. Kami bertiga dalam mobil, aku, papa dan supir pribadi kami; pak Amin. Aku tak bisa menerimanya. Aku ingin berontak. Tapi apa boleh buat.

Capek menangis membuatku terlelap. Yang terakhir ku ingat bahwa kami baru saja melewati tugu perbatasan Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Utara.

Tiba-tiba aku terbangun dan sudah dirumah secara ajaib menurutku. Aku hanya tertidur dan ketika bangun langsung di rumah. Seperti kisah Ashabul Kahfi yang mengira mereka tertidur hanya sehari atau setengah hari saja.

Handphone-ku tak ada. Aku tak bisa bisa menghubungi Nur sama sekali. Aku bertanya pada Papa dan beliau berkata bahwa benda itu ada pada Mama. Mama menyita Handphone-ku.

***
Pagi-pagi sekali keesokan harinya kami datang ke rumah Nikita. Gadis yang di jodohkan dengan ku. Papa, Mama dang aku. Kami datang melamar Nikita secara resmi, walau sebelumnya kami sudah di jodohkan. Ini adalah tradisi dan ini adalah ritual wajib menurutku. Aku masih sulit mengumpulkan kesadaranku. Seolah ini semua hanya mimpi.

Baru dua hari, dan aku mengalami hari-hari yang besar. Kemarin tim Densus 88 menggrebekku, lalu bagaikan masuk ke pintu dimensi ruang dan waktu aku tiba-tiba telah di rumah sebelum aku menyadarinya.

Sekaligus semua ini berarti aku meninggalkan Nur tanpa sepatah katapun. Dan pada hari ini aku melamar gadis lain yang tak ku cintai.
"Alhamdulillah, pernikahan mereka akan diadakan dua minggu lagi!" mereka bersepakat. Pikiranku melayang jauh menerawang. Pikiranku tak berada lagi di tempat ini. Melayang jauh ke kota seberang 450 kilometer dari sini. Butuh 9 jam perjalanan darat ke sana, tapi hanya beberapa detik saja pikiranku bisa terbang ke sana.

***
Tibalah hari yang tunggu semua orang kecuali aku. Hari pernikahan kami, pernikahan aku dan Nikita. Aku berkhianat atas cintaku pada Nurlin. Bukan karena keinginanku. Ini keinginan orang tuaku.

Mama meyakinkanku dengan sabdanya. Mama menjelaskan tentang cinta, "cinta itu akan tumbuh, belajarlah untuk mencintai Nikita." Mata Mama berkilat-kilat menatap mataku.

"Andai kami kaweng13. Dia akan memiliki diriku, tapi tidak hatiku."
"Belajarlah, so nda guna skarang14." Tegas Mama.

Akhirnya Ijab-Qobul terucap. Nikita telah menjadi yang halal bagiku. Aku menghela napas panjang. Aku tak berdaya. Aku harus belajar mencintai Nikita. Semangatku membela ideologiku bagai lilin yang kehabisan sumbu. Aku menerima nasibku dengan tabah. "Aku harus belajar mencintainya!!" aku memantapkan hatiku.

"Nak, ini handphone-mu," kata mama sambil menyodorkan handphone Nokia 2700c. Mataku menyapu permukaannya seperti peneliti menemukan sebuah benda asing. Sepertinya ini bukan milikku. "Kartunya tetap," ujar mama sambil meninggalku aku dan Nikita di kamar.

Tiba-tiba ada sebuah pesan masuk dari nomor yang tak bernama ke handphone baruku.

"Selamat menempuh hidup barumu, kak. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan penuh rahmat dari Tuhan. Nurlin"

Tak kuasa air mataku mengalir membacanya. [Maria Lim / Jakarta / Tionghoanews]


SEHARUSNYA AKU MEMANG BAHAGIA

Posted: 22 Oct 2011 12:24 AM PDT

Story: Sengaja aku menulis kisah ini, sekedar untuk mengurangi beban penyesalan yang menyesakan dada. Namaku Ryan (samaran) saat ini aku bekerja disebuah perusahaan swasta nasional di Jakarta.

Kisahku bermula saat aku bertemu dengan seorang gadis  bertampang imut di kampus dimana aku sedang menuntut ilmu, sebut saja namanya Bidadari. Entah mengapa pertemuanku dengan Bidadari seperti membuka kembali lembaran lama kisah percintaanku. Semangat hidup yang saat itu mulai redup seperti terbangkitkan kembali, hingga hari-hariku selanjutnya dipenuhi dengan angan-angan yang hampir menyentuh langit.

Sebagai mahasiswa baru, Bidadari memang membutuhkan banyak bimbingan, dan secara kebetulan ia berada satu fakultas denganku. Jadi aku dengan leluasa bisa mendekatinya dan alasanku sangat tepat yaitu ingin membantunya dalam menyelesaikan segala urusan perkuliahan, mulai dari mengisi SKS, daftar ulang sampai hal-hal kecil lainnya. Dan untunglah Bidadari tak keberatan dengan bantuan yang kutawarkan.

Sejak saat itu, hampir setiap hari aku selalu mendampingi bidadari, mengantarnya saat ia pulang dan membimbingnya saat ia mengalami kesulitan di perkuliahan. Singkat kata walaupun belum bisa dikatakan berpacaran kami semakin hari semakin akrab, sampai-sampai teman seangkatanku merasa iri. "Bisa aja loh Ryan, nyari daun muda, biar bisa di boongin ya," begitu mereka kerap memperolok-olok aku.

Setelah berjalan selama hampir dua bulan, aku memutuskan untuk menyampaikan perasaanku yang sebenarnya. Disebuah halte bus aku sampaikan perasaanku, sementara Bidadari hanya menatapku dengan pandangan penuh tanya. Dan beberapa saat kemudian ia menanyakan alasanku memilih dirinya."Aku suka kamu, karena kamu mirip dengan seseorang yang pernah mengisi hatiku saat SMU dulu," ungkapku.

Namun ungkapan itulah yang akhirnya membuat banyak persoalan. Disatu sisi Bidadari ingin meneruskan hubungan ini kearah yang lebih intim, dan disisi lain ia merasa sangat tak dihargai, karena aku mencintainya semata hanya karena ia mirip dengan seseorang yang pernah mengisi hatiku. Dan itu membuatya terluka, dan kulihat setitik air mata menetes dipipinya yang lembut.

Sejak saat itu aku tak melihat kembali keceriaan dimatanya yang indah, ia kerap menghindar saat aku berusaha menjelaskan semuanya, ia tetap berkeras hati tak ingin melanjutkan hubungan itu, dan aku tak lagi bisa berbuat apa-apa, hanya diam mematung dan menyesali semua ungkapanku yang bodoh.

Demikianlah hampir selama empat tahun kami menjalani kesibukan masing-masing, begitu juga untuk urusan percintaan, aku telah menemukan seorang pengganti, walau sebenarnya perasaanku terhadapnya tak mungkin bisa hilang sampai kapanpun. Begitu juga dengan Bidadari yang akhirnya  berbahagia dengan kekasihnya.

Setelah lulus, komunikasi kami hanya berlangsung sesekali, itupun dilakukan melalui sambungan telepon, sekedar untuk mengetahui kabar dan keadaan masing-masing. Padahal saat komunikasi itu berlangsung aku masih saja berharap Bidadari bisa kembali mencintaiku, jika saja itu bisa terwujud mungkin aku langsung mengajaknya menikah, namun sayang ia tak pernah memberiku kesempatan untuk itu.

Singkat cerita, selama hampir dua tahun belakangan, kami tak lagi sempat berkomunikasi, dan aku tak pernah tahu bagaimana kabarnya, apakah ia sudah menikah dengan pria pilihannya, atau… ah… entahlah aku tak pernah mau membayangkan hal itu, hanya saja senyumnya yang manis, tatapan matanya yang bening dan teduh, terus membayangi hari-hariku dan aku rindu… demi Tuhan aku rindu…

Beberapa hari lalu, kerinduanku seakan tak tertahankan, aku mencoba mencari kembali nomor telepon genggamnya dibeberapa file yang aku punya. Walau keraguan hinggap berkali-kali dihati ini, akhirnya kutekan nomor demi nomor dan suara seorang perempuan terdengar diseberang sana, dan sebagian dahagaku sepertinya hilang dalam sekejap.

Saat komunikasi terakhir itulah, aku mengetahui bahwa perempuan yang sangat aku harapkan dapat mendampingiku ternyata baru saja menikah, sesak dan tenggelam dalam penyesalan sontak memenuhi rongga dadaku, pasalnya dari ungkapan Bidadari, ia sempat berharap bertemu aku sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah dengan pria lain.

Kini aku tak bisa lagi berharap, namun aku tetap berdoa untuknya, agar diberi keselamatan dalam setiap aktifitasnya dan memiliki keluarga yang dapat membahagiakannya. Dulu aku sempat berucap kepadanya bahwa kebahagiaannya adalah kebahagiaanku juga. Dengan alasan itu pula aku seharusnya berbahagia, karena saat ini mungkin Bidadari telah menemukan kebahagiaan bersama suaminya, semoga! [Vivi Tan / Jakarta / Tionghoanews.com]

SENI MERAYU WANITA

Posted: 22 Oct 2011 12:14 AM PDT

Mengapa pria ganteng tidak bermasalah bila mendekati wanita cantik, tapi tidak pernah bisa membawanya pulang? Atau bagaimana jika begini, mengapa pria "biasa" memiliki pacar berbeda tiap malam ?

Jawabannya adalah godaan. Betapapun gantengnya seorang pria, jika dia tidak dapat menggoda wanita, dia tidak akan memiliki wanita tersebut. Di sisi lain, pria yang tahu bagaimana merayu wanita selalu harus menjawab pertanyaan yang sama tiap malam, "Tempatku atau tempatmu?"

Berpikir "out of the box"

Sayangnya, banyak pria tidak menyadari permainan merayu dalam menarik wanita. Beberapa masih berpikir bahwa wajah gantengnya mampu menarik wanita untuk tidur dengan mereka. Ternyata, bukan itu.

Apa yang biasanya terjadi adalah beberapa pria sangat tidak percaya diri, dan berusaha menarik wanita dengan kata-kata yang tidak efektif. Seorang pria harus percaya diri, jujur dan terus terang. Dia tidak perlu berbohong pada wanita untuk membuatnya mau tidur bersamanya.

Ingatlah, asyiknya adalah jujur pada wanita, dengan membuat mereka tahu apa yang anda inginkan dan membuatnya memilih untuk menerima tawaran anda atau tidak.

Rayuan

Rayuan adalah topik yang menggiurkan. Kata itu sendiri mengingatkan akan kesenangan yang menggairahkan. Jika seorang pria dapat merayu wanita dengan teknik yang benar,tanpa berfokus untuk membawa wanita ke tempat tidur, dia akan mendapat hasil yang lebih baik. Ingin belajar menjadi perayu ? Simak di bawah ini:

Unsur rayuan

1. Ketertarikan fisik
Anda harus tampil bersih, penuh gaya, dan trendy. Bukan berarti anda harus tampil seperti Brad Pitt. Intinya, sisihkan waktu untuk membuat penampilan anda baik.

Tip : Anda mungkin harus lebih memperhatikan higinitas. Memiliki pengetahuan busana juga tidak merugikan. Yang harus diperhatikan adalah : sepatu, sabuk, dan jam tangan.

2. Kenyamanan
Sangat natural bagi wanita jika dia memproteksi dirinya jika bicara dengan orang tidak dikenal. Jadi tugas pria untuk membuat dia merasa nyaman dengan memperlihatkan bahwa pria tidak berbahaya.

Tip : Senyumlah. Memperlihatkan diri anda dengan cara yang tidak mengintimidasi merupakan faktor penting. Hindari komentar berbau seksual, atau menatap tubuhnya dalam waktu yang lama. Anda tidak ingin dia beranggapan bahwa yang anda pikirkan hanya tempat tidur bukan ?

3. Daya tarik
Seni menarik wanita (terutama wanita cantik), terdiri dari 10% sukses, 10% penampilan, 10% kepandaian, dan 70% daya tarik.

Tip : Daya tarik adalah membuat orang mengerti bahwa anda merasa nyaman dengan mereka, tanpa meminta timbal balik. Kontak mata adalah sekutu daya tarik. Jangan lupa menatap ke mata seseorang saat berbicara dengannya.

4. Magnet intelektual
Pikiran adalah zona erotik utama, dan merupakan alat yang paling kuat yang dimiliki individu untuk membuat kesan pertama yang menggoda.

Tip : Buat wanita berpikir. Tunjukkan bahwa anda menghargai dan menghormati pendapatnya dengan menanyakan mengenai berita yang sedang hangat. Tunjukkan bahwa ada hal lain dalam pikiran anda selain seks. Topik yang dihindari : seks, olahraga, mantan pacar..

5. Ketertarikan emosional
Wanita adalah makhluk emosi–penyebabnya adalah hormon estrogen. Anda dapat menaikkan tingkat ketertarikan wanita pada anda dengan membuatnya merasakan kehangatan dan kenyamanan.

Tip : Ada 4 kata untuk anda–kegembiraan, kegembiraan, kegembiraan, dan spontanitas. Buat wanita merasakan aliran adrenalin, tanpa menakuti dia, dan dia akan "kecanduan" anda.

6. Kesopanan
Ada rumor dalam populasi wanita bahwa kesopanan pria sudah punah. Perlihatkan pada wanita bahwa anda adalah bukti hidup yang membuktikan rumor itu salah.

Tip : Menjadi "gentleman" bukan hanya tentang membukakan pintu dan kesopanan. Anda juga perlu mengetahui aturan etika.

7. Inti dari semangat
Siapa anda adalah campuran dari semua yang disebutkan di atas. Dengan meningkatkan semua elemen yang ada dalam diri anda itu, dan membuat itu semua menjadi bagian dari diri anda sebagai seorang individu, anda akan menjadi perayu yang luar biasa tanpa banyak kerja keras.

Tip : Buat elemen-elemen tersebut memang ada dalam diri anda. Target anda adalah membuat orang percaya bahwa anda memang tulus. Jika ada yang curiga pada tujuan anda, maka itu semua percuma.

Buat dia terangsang dan dia selamanya akan menginginkan anda…
Sekali anda berhasil merayu wanita, bagaimana anda mempertahankan ketertarikannya ? Jawabannya sangat sederhana. Cari tahu apa yang membuatnya terangsang, dan berikan itu padanya. Tapi jangan lupa untuk terus menggodanya.

Sementara anda mencari tahu apa yang bisa menghangatkan pasangan, berikut ini ada 4 tip yang dapat membuatnya tertarik.

Buat dia merasa cantik

Seorang pria yang tidak merasa takut untuk memberitahu bahwa pasangan wanitanya cantik, akan mendapat nilai tinggi di mata wanita, karena pria tersebut memenuhi salah satu kebutuhan terbesarnya. Lain kali jika anda mendekati wanita, katakan "Kamu cantik dan saya hanya ingin kamu tahu itu"

Anda berorientasi pada kesenangan

Pastikan pasangan anda mengetahui bahwa anda adalah pria yang berorientasi pada kesenangan dan bukan pada tujuan. Yang terburuk adalah jika pasangan anda berpikir bahwa anda egois dan apa yang anda ingin adalah kesenangan diri anda sendiri. Ini membuat anda kehilangan "daya tarik seksual" anda. Satu-satunya tujuan yang harus dicapai adalah membuat pasangan tahu bahwa kenyamananan untuk berdua adalah penting.

Berikan padanya semua kesenangan yang diinginkannya

Pria yang benar-benar ingin memuaskan wanita secara seksual akan membuat pasangannya merasa bahwa tubuhnya adalah kuil untuk dipuja. Jika anda berikan padanya semua kesenangan yang diinginkannya, anda akan memperoleh kembali kesenangan darinya.

Variasi orgasme

Wanita suka mendapatkan orgasme selain dengan bercinta. Seluruh tubuhnya adalah zona erotik. Gunakan imajinasi anda. [Vicky Tsu /Jakarta / Tionghoanews]

PERSETERUAN SENGIT DUA ARTIS CANTIK CHINA

Posted: 22 Oct 2011 12:07 AM PDT

Dua aktris China, Huo Siyan dan Crystal Huang dikabarkan terlibat perseteruan sengit. Keduanya saling tak mau kalah satu sama lainnya. Kedua artis cantik ini memang selama ini dikabarkan sangat bersaing ketat.

Dan keduanya kembali menjadi sorotan karena pertengkaran mereka awal pekan ini. Siyan yang memulai perseterun terlebih dahulu. Siyan melemparkan beberapa kata-kata pedas terhadap Huang ke media.

Siyan mengucapkan Huang sengaja memanfaatkan mantan suami sendiri untuk mendapatkan popularitas. Siyan menambahkan Huang telah kecanduan kesombongan dan kebohongan.

Seperti dikutip dari MayDaily, meski tak menyebutkan nama semua orang sudah mengetahui siapa wanita yang dimaksud dan dibicarakan Siyan. Publik menebak, Siyan membicarakan Huang, musuhnya selama ini.

Publik menduga Siyan melakukan hal tersebut karena merasa tersindir dengan ucapan Huang yang menuduhnya sebagai biang keladi keretakan rumah tangga Huang dan suaminya.

Tak cukup sekali, Siyan kembali menyerang musuhnya tersebut pada hari Selasa lalu. Kali ini, ia melakukannya secara terang-terangan.

Namun, banyak yang menduga perseteruan kedua artis itu sengaja diciptakan demi menjaga popularitas mereka sebagai aktris. Mereka berdua berkolaborasi untuk meningkatkan rating dan juga perkembangan karier mereka.

Tetapi, pihak manajemen artis yang menaugi Siyan membantah tuduhan tersebut. Mereka mengklaim apa yang dilakukan Siyan merupakan reaksi atas 'penghinaan' yang dilakukan Huang.

Sementara itu, manajemen artis Huang tak mau kalah. Mereka membalas dengan mengatakan Siyan sebagai wanita 'perampok cinta'. [Vicky Tsu /Jakarta / Tionghoanews]


GEYLANG, CHINATOWN SINGAPORE

Posted: 22 Oct 2011 12:03 AM PDT

Chinatown di Singapore, yang pertama adalah wilayah permukiman dan komersial yang, oleh Pemerintah Kolonial Inggris, diperuntukkan bagi imigran Cina. Kawasan tersebut meliputi kawasan Pagoda Street, South Bridge Road, Sago Street, dan beberapa jalanan kecil di sekitarnya.

Ada beberapa etnis di kawasan ini. Etnis Hokian Chinese kebanyakan menempati Havelock Road, Telok Anyer St., dan Chulia St. Sementara, etinis Tiociu berada di Circular Road, River Valley, dan Boat Quay. South Bridge Road, Upper Cross Road, dan Bukit Pasoh Road menjadi tempat berkerumunnya etnis Kongfu (Cantonese).

Sekarang, etnis Hokian dan Tiociu telah keluar dari wilayah tersebut. Mereka telah menyebar ke daerah lain. Tetapi etnis Kongfu masih mendominasi tempat tersebut.

Chinatown dikenal sebagai Kereta Ayer. Orang Chinese menamainya Niu Che Sui yang artinya Melayu. Kereta Ayer merupakan "daerah lampu merah".

Bangunan di sekitar Chinatown sudah ditata lebih apik oleh pemerintah. Ada beberapa pusat perbelanjaan terbesar yang tersohor di sini seperti People's Park, Cinatown Point, dan OG. Shoppaholic asal Indonesia pasti mengenal betul pusat-pusat perbelanjaan ini.

* Kawasan Geylang

Geylang berasalah dari dialek Hokian yang berarti kandang ayam. Entah karena sejak dulu banyak terdapat ayam atau kemudian menjadi tempet beroperasinya ayam berwujud manusia. geylangi memang dikenal sebagai kawasan prostitusi resmi di Singapore.

Rumah-rumah brothels di Geylang kadang-kadang bersebelahan dengan rumah penduduk biasa. Agar para lelaki hidung belang tidak tersesat, rumah brothels ditandai dengan nomor besar dan lampu merah.

Para wanita pekerja seksi di Geylang kebanyakan pendatang dari Thailang, China, Malaysia, Filipina, India, dan Indonesia. Status mereka ada yang legal maupun ilegal. Padahal, imigrasi Singapore terkenal ketat, lho. Tetapi, kok, gampang juga dibobol.

* Jalanan di Geylang

Geylang Road merupakan jalan utama yang bercabang-cabang dengan banyak lorong. Dimulai dari lorong 2 dan beberapa lorong lain yang merupakan distrik lampu merah.

Kawasan Geylang dibatasi jalanan Kallang Paya, PIE, Paya Lebar Road, dan Mountbatten Road. Sedangkan stasiun MRT terdapay di Aljunied dan Paya Lebar. Sepanjang jalan, banyak berjajar ruko-ruko model tahun 1900-an.

Sekitar 1970-an, aku pernah tinggal di Siglap View, dekat St. Stephen's School. Siglap bertetangga dengan kawasan Geylang sehingga aku kerap melintasi daerah ini.

Dulu, saat bulan Ramadhan, suasana di Geylang ramai dan meriah. Pasar-pasar dipenuhi oleh barang-barang dari Indonesia dan Malaya (dulu belum dikenal istilah Malaysia. Yang ada Persekutuan Tanah Melayu). Bulan suci umat Islam ini juga dimeriahkan dengan panggung hiburan, pintu gerbang yang dihias, dan jalanan serta pertokoan yang marak dengan lampu warna-warni.

Memasuki Geylang, saat itu, suasana lebaran dan Melayu benar-benar terasa. Terutama di daerah Geylang Serai yang menjadi pusat pemukiman orang Melayu dan orang laut. Tak heran, meskipun Chinatown, selain klenteng juga ada kuil Hindu, masjid, dan wihara Budha.

Aku tidak mengetahui pasti keadaan Geylang saat ini. Sejak 15 tahun belakangan ini, aku jarang sekali ke Singapore. Yang pasti, aku tidak pernah lewat Geylang lagi. Padahal, ketika masih aktif mencari nafkah, Singapore dan Malaysia adalah dua negara yang paling sering aku kunjungi. Hampir setiap bulan.

Sekaran, aku lebih memilih melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang belum pernah aku kunjungi. Tujuannya pun benar-benar holiday, bukan komersial.

Aku kerap mendengar dari teman-teman yang masih wara-woro ke Singapore. Tampaknya, Geylang bakal menjadi Chinatown kedua. Meskipun hal ini masih menjadi bahan perdebatan. Dari beberapa artikel yang aku baca, aku memperoleh informasi terbaru seputar Geylang.

* Banyak Pekerja Asing

Seiring dengan berdatangannya tenaga kerja dari China, perlahan-lahan, Geylang menjadi social enclave bagi pekerja migran asal China. Pertimbangan utamanya biaya sewa akomodasi sangat murah sekitar $150 - 180 per bulan. Bandingkan dengan sewa di Katong, daerah elit di dekat Geylang, yang sewanya bisa berkisar $1.000 – 5.000 per bulan.

Selain pekerja asal China, ada pekerja asal negara-negara lain seperti Indonesia, Srilanka, dan lainnya. Alasannya, di Geylang terdapat semua rumah ibadah (gereja, masjid, kuil, klenteng, dan sebagainya) serta harga makanan dan barang-barangnya murah. Masakan Melayu, China, Indonesia, Thai, India, dan lainnya ada di Geylang.

Membanjirnya tenaga kerja asal China daratan mendorong sebagian dari mereka membuka toko, warnet, restoran, dan sebagainya. Mereka mempunyai komunitas sendiri yang tidak bisa berbahasa Inggris. Bahkan, papan nama toko dan restoran milik mereka juga menggunakan tulisan China, tanpa papan nama berbahasa Inggris.

Para pendatang sebagian besar tidak terpelajar dan miskin sehingga ada Chinese Singaporean yang mengeluh dan prejudice. Ada sederet komplain seperti kebiasaan pendatang yang suka bergerombol dan berisik (berbicara sangat keras), jorok, dan beberapa social habits yang undesirable.

* Latar Belakang

Geylang dijadikan Chinatown yang kedua, bagi yang setuju, dengan alasan New York dan Paris mempunyai lebih dari satu Chinatown. Di Australia terdapat dua Chinatown, yaitu dekat CBD dan di Box Hill, dekat kawasan Kew. Sementara.

Di Sydney, beberapa kawasan telah menjelma menjadi Chinatown mini. Sebagian pedagang dan penduduknya banyak berasal dari Vietnam, Korea, Jepang, Laos, Filipina, dan lainnya. Semula, Chinatown hanya terdapat di CBD sekitar George St, Liverpool St, dan Elizabeth St. Dekat Hyde Park. Sekarang, deretan toko atau restoran Tionghoa, Korea, Jepang, dan Vietnam bisa dijumpai di wilayah Hurstville, Fairfield, Cambratta, dan sebagainya.

Yang setuju Geylang menjadi Chinatown kedua menyatakan sudah waktunya ada Han Ren Jie (jalanan orang Han) di Geylang. Hal itu untuk melengkapo Tang Ren Jie (jalanan orang Tang) di Chinatown pertama. Ini disebabkan Chinatown pertama didominasi suku Tiociu yang secara geografis dan sosial tidak berkaitan dengan Han (peolpe and dinasty). Tetapi, secara budaya orang Han lebih kepada Tang Dinasty.

Tionghoanews Reef (Australia) pernah nyasar di kawasan ini dan bertemu dengan orang Han. Mereka bukan kasar atau unfriendly, tetapi mereka memang tidak bisa berbahasa Inggris. Perilaku mereka kasar karena tidak terdidik (orang-orang marjinal yang terpinggirkan di negara asalnya).

Di Australia, kalau nyasar dan bertanya kepada kaum marjinal bakal gawat. Seperti student India yang masuk kawasan Harris Park, Sydney. Daerah ini merupakan kawasan Arab-Lebanon (yang marjinal) sehingga mereka langsung dianiaya. Pemerintah India protes dan mengatakan Australia rasis sebab mengira penganiayaan dilakukan oleh etnis Kaukasian (orang Eropa). Memang, orang Arab-Lebanon parasnya seperti orang Eropa.

Komunitas tak suka orang India bermukim di kawasan mereka. Apalagi, celakanya, mereka banyak merebut lapangan kerja orang Arab-Lebanon. Orang Arab-Lebanon membentuk sedikitnya dua geng kriminal yang saling bermusuhan. Keluarga Ibrahin adalah salah satu kepala geng yang berkuasa di daerah hitam/merah King Cross.

Aku berpesan, jika KoKiers mengunjungi suatu lokasi, lebih baik pelajari terlebih dahulu lokasi yang hendak dituju dan komposisi penduduknya.

Dari informasi yang diperoleh, aku mempunyai analisa sendiri. Apabila, di kemudian hari, Geylang dibiarkan berkembang sendiri, kawasan ini akan rawan konflik antaretnis/antarras. Karena, human instinct ingin bertemu dan bersosialisasi dengan orang yang berkultur dan berkebangsaan sama. Itu hak asasi manusia. Itu pun bagus. Tetapi, bila dibiarkan tidak terkendali bakal menimbulkan ghetto-ghetto yang membuat suasana menjadi complicated.

Situasi akan semakin parah apabila di dalam ghetto terdapat kaum marjinal yang sehari-harinya frustasi dan tak bermasa depan. Mereka ini lebih mudah di-brainwash, direkrut menjadi teroris, kriminal maupun kalap sendiri (tiba-tiba mengamuk). Rebel without cause.

Ian Munro menulis di surat kabar The Age (24 Agustus 2010) tentang Teror on Tap.

Lima tertuduh pelaku teror, berasal dari Somalia, yang berencana meledakkan barak militer tinggal di Carlton Public Housing, Preston, dan Glenroy di Melbourne. Sebagian dari mereka masuk Australia sebagai child refugee. Tetapi, hingga mereka dewasa dan beranak banyak, hidupnya masih terpuruk, hanya mengandalkan uang santunan dan tetap tinggal di public housing.

Mereka tidak pernah bekerja sepanjang hidupnya, hanya bergerombol dengan kaumnya. Yang seperti ini menjadi lahan subur untuk direkrut menjadi teroris. Pengangguran, menjadi masyarakat marjinal terus-menerus, dan bergaul hanya dengan sesama membuat orang frustasi, marah, cupet, iri, dan benci pada lingkungan di luar.

Apabila ada salah satu anggota keluarga dalam situasi gawat, Anda sebaiknya berhati-hati. Dia bisa jadi terorir, baik terhadap masyarakat maupun keluarganya sendiri.

Yang aku tidak mengerti, mengapa Lee Kuan Yew yang piawai melakukan penyebaran, pembauran, dan pemerataan kependudukan, kok bisa lalai mendiamkan pembentukan ghetto. Pada umumnya, di Singapore, apartemen yang dibangun HBD harus dihuni minmal tiga ras, yaitu Melayu, Tionghoa, dan India.

Lee memang melakukan halitu atas dasar tujuan politiknya, yaitu menangkal kekuatan terkonsentrasi yang bisa menggoyahkan supremasi PAP (partainya Lee). Tetapi, dampaknya terhadap kehidupan bermasyarakat Singapore menjadi lebih harmonis.

Membiarkan suatu kelompok tertentu menyendiri, eksklusif atas dasar ras dan keyakinan, akan membahayakan stabilitas, keamanan dan kerukunan suatu bangsa/negara secara keseluruhan. [Meilinda Chen /Jakarta / Tionghoanews]

DISKUSI BUDAYA TIONGHOA DI CCCL

Posted: 21 Oct 2011 11:52 PM PDT

Jumat (21/10), bertempat di CCCL ruang Salle France, diadakan acara bincang-bincang dengan Madame Claudine Salmon (78), peneliti senior dari Perancis serta Myra Sidharta (80) tentang Budaya Tinghoa di Indonesia.

Acara ini diadakan CCIS (Pusat Studi Indonesia Tionghoa), sebuah pusat studi yang bernaung di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UK Petra, yang mengkhususkan diri pada kajian terkait komunitas Tionghoa, bekerja sama dengan Yayasan Caraka Mulia dan CCCL selaku penyedia tempat diskusi.

"Kedua pembicara, Madame Claudine Salmon seorang peneliti senior di Perancis, sampai sekarang aktif melakukan riset di Indonesia dan Tiongkok saja. Sedangkan Ibu Myra Sidharta merupakan pensiunan dosen jurusan psikologi Universitas Indonesia yang juga aktif dalam Pusat Studi Chinese di UI," papar Aditya dari CCIS.

Acara informal tersebut dihadiri puluhan komunitas Tionghoa di Surabaya.

"Sebenarnya tidak ada target yang ingin diraih. Kami hanya memanfaatkan agenda kedatangan Madame Salmon, tiap tahun beliau selalu melakukan riset di Indonesia. Harapannya, generasi muda kita dapat belajar dan memahami budaya Tionghoa, khususnya di Surabaya yang sebenarnya sangat kaya dan dapat dibuktikan lewat prasasti yang ditemukan Madame Salmon," tandas Aditya.

Sebelum ke Surabaya, Madam telah melakukan kunjungan ke Pulau Madura.

"Dari sekian banyak riset yang telah saya lakukan dan mengacu dari prasasti, sebenarnya budaya Tionghoa di Surabaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan budaya Indonesia. Salah satunya produk Sastra Melayu Tionghoa," papar Madame Salmon.

Sementara itu, Myra Sidharta, berbicara mengenai penanggalan Imlek yang ternyata buatan warga Surabaya, serta penjelasan umum terkait enggan-nya warga Tionghoa dipanggil,"Hey, Cina".

"Memang penanggalan Imlek yang menemukan warga Tionghoa Surabaya. Bahkan kalau sekarang penanggalan tersebut selisih 15 tahun dengan kepunyaan negara Cina, karena ditambahkan waktu kelahiran Konghucu," terangnya.

Sementara itu, terkait panggilan Cina, diceritakan pada abad 20, orang Tionghoa di Indonesia mengalami diskriminasi dari Belanda.

"Bahkan kita status sosialnya jauh di bawah pribumi. Kalau mau jalan luar kota harus bawa kartu pas dari instansi terkait dan itu butuh waktu lama. Seumpama dipenjara kita jadi satu dengan orang biasa, tapi kalau orang Jepang tempatnya sama dengan warga Eropa, belum lagi dalam bidang pendidikan," tandasnya.

Jadi, bagi warga yang banyak belajar mengenai sejarah dan budaya Tionghoa akan menolak dipanggil Cina.

"Kalau diceritakan, waktu 2 jam ini tidak akan cukup. Keengganan itu ada kaitannya dengan kesadaran diri akan kebesaran budaya Tionghoa. Bahkan pernah terjadi, dalam suatu rapat, salah satu peserta ada yang bilang Cina. Begitu dengar, mereka yang merasa Tionghoa langsung walkout keluar kantor," pungkas Myra. [Meilinda Chen /Jakarta / Tionghoanews]

PERBANDINGAN CHIANG KAISHEK - MAO ZEDONG (3)

Posted: 21 Oct 2011 11:43 PM PDT

Ditinjau dari bidang politik, ekonomi, seni dan sastra, Mao Zedong telah menciptakan rekor sejarah gelap yang paling mengejutkan dalam sejarah Tiongkok.

Justru di masa yang paling gelap dalam sejarah Tiongkok itu, malah dinyanyikan ode (lagu pujian) yang paling nyaring dalam sejarah Tiongkok yang notabene memiliki tradisi ode yang bersejarah ribuan tahun; justru seorang "penguasa lalim" semacam itu telah menobatkan dirinya sendiri dengan berbagai atribut "agung" yang terbanyak dalam sejarah, serta untuk kali pertama harus melampaui batas negara dan harus menjadi "Mentari merah yang berada dalam hati rakyat seluruh dunia".

Kemudian Mao dari posisi "Agung" digeser ke posisi San Qi Kai (penilaian tujuh-tiga, 70% baik dan 30% buruk) oleh Deng Xiaoping. Dalam 27 tahun Mao menguasai "Tiongkok baru", segala jasa-jasa agung yang dia banggakan, di kemudian hari semuanya telah menjadi dosa-dosa yang telah dia lakukan. Inikah yang disebut sebagai "70% prestasi" dari seorang Mao Zedong?

Penilaian lain yang cukup populer datang dari Chen Yun seorang pejabat tinggi PKT yang lain, dia mengatakan Mao "berjasa mendirikan negara, keliru dalam mengurus negara, bersalah dalam Revolusi Kebudayaan". Jika mendirikan negara hanya demi mengadakan suatu serial malapetaka di kemudian hari dan merealisasikan serangkaian kejahatan, maka apakah "mendirikan negara" ini masih termasuk "jasa"? Sebetulnya "mendirikan negara" ini berjasa terhadap siapakah? Dia hanya berjasa bagi Partai Komunis. Mao Zedong inilah yang memimpin Partai Komunis merebut kekuasaan, menguasai negara dan memberlakukan kekuasaan tunggal satu partai di bawah Partai Komunis. Jasa yang tak terhapuskan terhadap Partai Komunis.

Namun, sejak hari Mao "mendirikan negara", itu merupakan permulaan dari sejarah yang lebih gelap dan lebih otoriter dari perbudakan baru rakyat Tiongkok, maka mendirikan negara ini adalah sebuah "jasa" ataukah sebuah "dosa" bagi rakyat?

Chiang Kaishek dan Partai Nasionalisnya telah tumbang adalah karena ia otoriter dan penuh KKN. Jika Anda tahu Mao Zedong dan Partai Komunisnya setelah berkuasa akan bertindak lebih otoriter dan lebih bobrok daripada Chiang Kaishek, masihkah Anda menyambut "kebebasan" dan "mendirikan negara" semacam ini? Apa yang dikatakan Mao "mendirikan negara" itu sama sekali adalah suatu kemunduran sejarah.

Di era Mao, rakyat Tiongkok setiap hari harus mendengarkan lagu pujian yang berbunyi: "Dia mengupayakan kebahagiaan bagi rakyat, dia adalah penolong besar bagi rakyat." Dalam seumur hidupnya, kapankah ia telah melakukan sesuatu hal "yang mengupayakan kebahagiaan bagi rakyat"? Dia sebagai "penolong besar" bagi rakyat ataukah "petaka besar" bagi rakyat? Dalam seumur hidup Mao Zedong mungkin hanya sekali saja "mengupayakan kebahagiaan bagi rakyat", itu adalah Landreform.

Mao sebelum menginjakkan kakinya ke Zhongnanhai (kompleks perumahan para petinggi PKT di Beijing), paruh hidupnya ia lewatkan di pedesaan, keberhasilan revolusinya juga mengandalkan petani. Ia paling memahami petani dan paling memahami apa yang dibutuhkan para petani. Ketika revolusinya membutuhkan petani untuk merebutkan kekuasaan bagi dirinya, dia lalu berpikir apa yang dipikirkan oleh petani, dia melakukan Landreform dan "mengganyang tuan tanah, membagikan tanah mereka", untuk mengambil hati para petani.

Begitu mendapatkan kekuasaan, ia mulai melakukan penindasan dan pemerasan terhadap para petani. Jelas dalih Landreform-nya Mao hanyalah sebuah cara untuk merebut kekuasaan, hanyalah memanfaatkan kebodohan para petani saja. Persis seperti halnya pada awal Revolusi Kebudayaan ia memanfaatkan Garda Merah dan kelompok pemberontak melakukan penggempuran, begitu sukses, orang-orang tersebut segera disingkirkan (ke seluruh pelosok pedesaan negeri).

Sedangkan Chiang Kaishek total adalah seorang anak kota, menurut versi Partai Komunis, kelas dasar Chiang adalah birokrat, tuan tanah, kapitalis, adalah musuh petani. Namun ironisnya, yang benar-benar melakukan Landreform malahan Chiang Kaishek. Yang benar-benar memperhatikan dan menyelesaikan masalah kehidupan para petani itu diluar dugaan adalah Chiang Kaishek, si musuh petani dan bukan Mao Zedong.

Chiang melakukan Landreform di Taiwan, tepatnya adalah belajar dari Landreform yang dilakukan Mao di Tiongkok daratan.  [Meilinda Chen /Jakarta / Tionghoanews]

PENGALAMAN MENJELANG KEMATIAN: PENELITIAN SELAMA 30 TAHUN (2)

Posted: 21 Oct 2011 11:39 PM PDT

Fenomena lain yang terkait dengan "Near Death Experience" (NDE-Pengalaman Menjelang Kematian) adalah "berbagi-pengalaman-kematian", di mana seseorang yang dekat dengan orang yang sedang sekarat dapat merasakan suatu pengalaman dengan karakteristik yang sama seperti NDE.

Berbagi Pengalaman Kematian

Moody pertama kali mendengar tentang "berbagi pengalaman kematian" pada 1972 dari seorang profesor medisnya. Ibu profesor tersebut mengalami serangan jantung, dan ketika ia berusaha untuk menyadarkan sang ibu, ia merasa dirinya meninggalkan tubuh dan melihat tubuhnya masih sedang berusaha menyadarkan ibunya. Saat sang ibu meninggal, ia melihat ibunya dalam wujud roh, dan roh sang ibu itu bertemu dengan beberapa makhluk, sebagian dari mereka mengaku sebagai orang yang dikenal ibunya. Kemudian, roh ibunya bersama roh-roh lain tersebut tersedot ke dalam sebuah terowongan.

Setelah lebih dari 30 tahun penelitian, Moody memperkirakan bahwa berbagi-pengalaman-kematian adalah kasus yang umum dalam NDE. Saat mempelajari kasus ini selama bertahun-tahun, ia menemukan bahwa fitur berbagi-pengalaman-kematian amat mirip dengan NDE.

"Salah satu fitur yang paling umum dari berbagi-pengalaman-kematian adalah subyek yang mengalami berbagi-pengalaman-kematian akan melihat roh orang yang telah meninggal, yang tampak seperti replika transparan dari orang tersebut, atau tampak seperti sebuah oval atau bola cahaya yang keluar dari kepala atau dada orang yang sedang sekarat," ujar Moody kepada The Epoch Times dalam sebuah wawancara.

Terkadang, subyek berbagi-pengalaman-kematian juga akan mengalami review (kilas balik) dari kehidupan orang sekarat tersebut. Seorang perempuan di Georgia mendokumentasikan ketika ia tengah berbicara dengan roh suaminya saat ia menyaksikan kilas-balik kehidupan sang suami ketika sedang sekarat. Selain itu ia juga melihat roh yang menyebut dirinya sebagai putrinya yang dulu keguguran dan roh sang suami pun menghilang.

Moody berpikir bahwa fenomena berbagi-pengalaman-kematian merupakan bukti kuat bahwa pikiran sama sekali independen (berdiri sendiri) terhadap otak. Karena orang yang mengalami hal itu (berbagi-pengalaman-kematian), mereka sama sekali tidak memiliki simpanan memori di otak terhadap hal-hal yang menjadi kilas balik dari orang terdekat mereka yang sedang sekarat tersebut.

"Semua fitur yang saya identifikasikan sebagai pengalaman menjelang ajal (NDE) awal yang saya pelajari tahun lalu, ternyata juga dialami oleh orang terdekat yang berada di samping tempat tidur, yang notabene tidak mengalami sakit atau luka apapun," kata Moody selama presentasi di konferensi.

"Tidak ada yang salah dengan aliran oksigen ke otak mereka, namun mereka memiliki pengalaman sama dengan yang saya dengar dari orang-orang yang mendekati kematian."

Selama wawancara dengan The Epoch Times Moody menceritakan bukti-bukti lain yang lebih kuat, seperti kasus seorang imam dan biarawati di Afrika Selatan yang mengalami kecelakaan mobil bersama-sama dan keduanya mengalami serangan jantung yang diikuti dengan NDE. Setelah sadar, mereka menceritakan dengan detail pengalaman mereka ketika meninggalkan tubuh dan terbang menuju suatu cahaya yang amat terang.

Dengan penelitian selama 30 tahun terakhir, Moody mengatakan bahwa kini sedikit demi sedikit mulai tampak wajah asli menuju kepada pemahaman yang lebih solid mengenai akhirat.

Demikian pula, Greyson mengatakan, "Ilmu NDE di masa kini jauh lebih maju daripada 30 tahun yang lalu."

Namun, Greyson berpikir bahwa masih ada lagi yang perlu dipelajari di seputar kematian, terutama dengan alat-alat modern dan teknik yang tidak dimiliki sebelumnya, dan ia berharap di masa depan kita akan dapat mengetahui lebih banyak tentang penyebab NDE.

"Saya pikir yang kami lakukan ini hanya baru 'menggaruk' permukaan NDE saja," ujar Greyson.

"Beberapa orang dengan latar belakang agama atau spiritual akan berbicara tentang pengalaman yang diberikan kepada kita sebagai berkah atau berasal dari beberapa penyebab supranatural, dan saya tidak tahu bagaimana mengekspresikan konsep dalam istilah ilmiah. Namun saya berpikir bahwa ilmu pengetahuan itu adalah seperti perusahaan yang dinamis, bukan statis, dan saya pikir cepat atau lambat kita akan menemukan jalan secara ilmiah tentang sesuatu yang melampaui dunia fisik atau psikologis dengan cara menurut konsep-konsep ilmiah yang kita terus pelajari.

"Saya pikir kemajuan besar di masa depan akan dapat menemukan apa peran NDE dalam kehidupan manusia, guna pengembangan kepribadian, dan membangun nilai-nilai keyakinan. Dengan sikap dan cara yang berbeda, kita dapat membantu orang untuk memperoleh manfaat berdasarkan pengalaman menjelang kematian."

Minggu depan, kita akan mengeksplorasi mengenai efek samping dari NDE. [Stephanie Lam / Surabaya / Tionghoanews]

No comments:

Post a Comment