Tuesday, 6 September 2011

Bambang Gene

Bambang Gene


Kisah Permaisuri China Yang Selalu Bersedih

Posted: 06 Sep 2011 12:52 PM PDT

Pada jaman dahulu, ada seorang raja yang berkuasa di China. Raja ini memiliki semua yang dia inginkan. Dia memiliki harta, istana yang indah, kuda-kuda terbaik, prajurit-prajurit paling tangguh dan rakyat yang mencintainya. Tapi ada satu hal. Dia tidak memiliki isteri. Maka suatu hari dia mengumpulkan tujuh prajurit kepercayaannya, mengendarai kuda terkuat, dan berangkat mencari seorang isteri. Mereka pergi berbulan-bulan dan telah singgah di banyak istana dan kota, dan bertemu banyak putri-putri dan wanita-wanita cantik jelita, tapi tak ada satu pun yang membuat sang raja jatuh hati.
Setelah perjalanan panjang mereka tiba di sebuah danau, dan sang raja memutuskan untuk beristirahat disana dan membangun kemah untuk bermalam. Saat dia sedang menyantap makan malam dia mendengar suara samar yang berasal dari arah danau. Dia bangkit dan berjalan mendekati air. Disana dia melihat sebuah perahu yang menepi, dan diatas perahu itu ada sosok seorang perempuan. Dengan cahaya bulan dia melihat wajah wanita itu dan dia segera mengetahui bahwa dia lah wanita yang dia cari.
Dia memanggil prajurit-prajuritnya, dan mereka menyeberangi danau dan mendorong perahu itu ke tepian. Sang raja membantu wanita itu melangkah ke daratan dan memperkenalkan dirinya. Dia mengundang wanita itu sebagai tamu makan malamnya. Sang raja mengutarakan maksud perjalanannya, dan bertanya apakah dia mau ikut ke istana dan menjadi isterinya. Wanita malang itu berkata dengan nada menolak, "Kau ingin menikahiku, meskipun aku ini orang yang benar-benar asing bagimu?"
Raja bertahan. Dia mengatakan bahwa dia tidak pernah melihat wanita seperti dia dan dia bisa membuat sang raja sangat bangga jika dia bersedia menjadi isterinya. Dia menjanjikan kemewahan dan kenyamanan, pelayanan yang memerhatikan setiap kebutuhannya, dan kesetiaan tanpa akhir, jika dia bersedia menjadi isteri sang raja. Wanita itu menunduk, dan berkata, "Ya, rajaku, kalau begitu aku akan senang menerima lamaranmu untuk menikah."
Dalam perjalanan kembali ke istana, sang raja tak hentinya mengobrol dengan calon pengantinnya, tapi sang wanita justru tidak bicara banyak. Dia mengatakan bahwa namanya Jin-a, dan bahwa dia sudah berjalan jauh, tapi tidak mengatakan darimana dan mengapa. Sang raja memerhatikan bahwa Jin-a tidak pernah tersenyum, tapi dia tidak begitu peduli, berpikir bahwa perjalanan panjang mungkin membuatnya kelelahan. Dia yakin begitu mereka sampai di istana dan menikah, mood-nya akan kembali. Pernikahannya berlangsung beberapa hari setelah mereka tiba di istana, dan negara itu merayakannya selama tiga hari.
Permaisuri baru itu menjalankan tugasnya dengan baik, dan seluruh istana kagum oleh tingkah laku dan keanggunannya. Tapi tetap Jin-a tidak kunjung tersenyum. Sang raja menanyakan apa masalahnya, tapi dia menjawab bahwa semuanya baik-baik saja dan dia sangat bahagia.
Sang raja tentu saja mencoba segalanya untuk membuat permaisurinya tersenyum: dia mendatangkan pelawak dari jauh, penghibur jalanan, tapi sang permaisuri tak kunjung tersenyum. Lalu suatu hari dia punya ide yang dia yakin akan berhasil.
Dia menyuruh semua anggota kerajaan untuk berkumpul sore itu di markas rahasia, dan memberitahukannya bahwa musuh menyerang dan sudah tiba di gerbang!
Malam itu setelah makan malam sang raja dan permaisurinya sedang berada di kamar. Permaisuri sedang menyisir rambutnya dan raja berlatih kaligrafi, ketika tiba-tiba pintu terbuka dan seorang pengawal muncul. "Yang Mulia," dia berteriak, "ada musuh asing di gerbang, bersiap menembakkan meriam!" Sang raja melompat, tinta dan kuas di tangannya berceceran di lantai. Dia mengangkat tangannya keatas, "Dimana prajurit-prajuritku," teriaknya, "Dimana para penjaga?" Melihat ekspresi sang raja, sang permaisuri tiba-tiba tergelak. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangan, sang raja sangat gembira. Dia melompat-lompat dan mengguncang-guncangkan tangan pengawalnya. "Berhasil, berhasil! Dia tertawa! Akhirnya dia tertawa!" Akhirnya dia pun mengakui bahwa itu semua trik agar permaisurinya tertawa. Mendengar pengakuan itu, sang permaisuri pun tersenyum.
Hari berikutnya, sang permaisuri kembali ke sikapnya semula. Raja sekali lagi mencoba semua trik yang dia ketahui untuk membuat permaisuri tersenyum lagi tapi tidak ada yang berhasil. Beberapa hari berlalu, dan sang raja sendiri menjadi sedih, karena beranggapan bahwa mungkin ada sesuatu di masa lalu isterinya yang begitu menyedihkan sehingga sulit untuk dilupakan. Dia mengamati isterinya membaca buku puisi. Tiba-tiba terdengar suara bantingan keras, dan pintu ruangan itu terbuka, seorang pengawal muncul, berteriak, "Yang mulia, ada tentara musuh di pintu gerbang! Mereka menembaki kita dengan meriam!"
Sang raja menggeleng dan berjalan kearah si pengawal, dan berkata, "Aku tahu kau bermaksud baik, tapi cara itu sudah tidak berhasil." Sang pengawal melanjutkan, "Tidak, Yang Mulia, kali ini sungguhan!" Ternyata benar, sang raja keluar dan mendengar suara meriam menghancurkan dinding-dinding istananya; dia memanggil penjaga, tapi sudah terlambat.
Prajurit musuh sudah masuk ke istana, membunuh semua orang yang menghadang. Enam orang dari mereka berlari di koridor dan membunuh sang raja serta pengawal setianya. Dia membiarkan Jin-a hidup, dan pemimpin perang yang menang itu pun menjadikan dirinya raja baru negara itu dan mengakhiri pertempuran, mempersunting Jin-a sebagai permaisurinya. Sungguh mengenaskan

Jejak Misteri Kerajaan Bayan di Lombok

Posted: 06 Sep 2011 11:27 AM PDT


Suku Bayan, Mempertahankan Adat Leluhur Tanpa Menolak Pembaruan

Suku Bayan merupakan salah satu kelompok masyarakat yang di tengah segala modernisasi dan pembaruan masih memegang teguh prinsip hidupnya. Bukan berarti menolak pembaruan, mereka hidup berdampingan dengan pembaruan. Desa Bayan terletak di Kabupaten Lombok Utara. Beruntung ketika kami berkunjung (10 Oktober 2010), kami dapat berbincang langsung dengan Raden Wira Anom, pemangku adat setempat. Panggilan hormat untuk beliau adalah Mamiq (Mami'). Mamiq mengajarkan kami banyak hal tentang kearifan masyarakat Bayan.


Bersama Mamiq, pemangku adat Suku Bayan

Bersama Mamiq, pemangku adat Suku Bayan


Suku Bayan memegang teguh ajaran leluhur mereka yang disebut "metu telu", seperti dalam bahasa jawa artinya keluar tiga. Yaitu sumber kehidupan di dunia berasal dari yang tiga, yang melahirkan (seperti manusia), yang bertelur (seperti unggas), dan yang tumbuh (seperti tanaman). "Selain itu sebagai manusia kita juga berasal dari tiga, yaitu Ibu, Bapak dan Tuhan." Lanjut Mamiq. 

Masyarakat Bayan juga memaknai hidup. Setiap tahap kehidupan diupacarakan, dari saat bayi lahir, berusia 8 hari, lalu khitanan, menikah, hingga 1000 hari setelah wafat. Kelestarian alam juga dipelihara betul. Sebelum musim tanam, masyarakat akan bersama-sama membersihkan saluran air, lalu mengadakan upacara adat di mata air yang terdapat di hutan adat. Ketika akan menanam benih, ketika musim panen tiba semua diadakan upacara adat yang sarat makna. Penebangan pohon tidak boleh dilakukan. Jika kedapatan menebang pohon, akan didenda satu ekor kerbau.
 Menyimak penjelasan Mamiq di beruga
Banyak yang menyangka metu telu adalah suatu ajaran agama. Mamiq menegaskan kepada kami "Ini bukan agama, melainkan adat. Adat dan agama tidak boleh bertentangan. Tata tertib itulah adat." Mereka mngusung adat tanpa meninggalkan ajaran agama Islam yang mereka anut. Perayaan adat yang besar yang sejalan dengan ajaran agama antara lain saat idul fitri dan saat Maulid Nabi Muhammad. Tetapi setiap perayaan tidak akan memberatkan warga, karena masyarakat saling membantu. Saling mengirimkan kebutuhan untuk memasak dan mengerjakan semuanya bersama-sama. 

Mesjid kuno bayan yang diperkirakan ada sejak 300 tahun sebelum masehi

Mesjid kuno bayan yang diperkirakan ada sejak 300 tahun sebelum masehi


Dulu Kerajaan Bayan dipimpin oleh seorang wanita dengan pusat pemerintahan di Bayan Agung, Bayan Beleq (baca: Bayan Ble'). Beruntung kami dapat mengunjungi peninggalan pedaleman (atau keraton) bayan dan mesjid kuno bayan. Hidup masyarakat bayan sederhana dan mengedepankan kebersamaan, tercermin dari bangunan peninggalannya. Pedaleman Bayan merupakan satu komplek yang berisi beberapa bangunan beruga (bale-bale) dan bangunan untuk menyimpan pusaka. Komplek ini dipagari dengan anyaman bambu, bangunan beratapkan alang-alang dan terbuat dari kayu yang dibangun tanpa paku. Dalam komplek pedaleman, terdapat empat buah beruga yang memiliki fungsi sendiri-sendiri. Salah satunya adalah Beruga Agung yang berfungsi sebangai tempat musyawarah atau disebut gundem, yang mencirikan sikap kebersamaan suku Bayan. Selain itu setiap rumah wajib memiliki beruga untuk menjamu tamu. "Tidak boleh tamu duduk di bawah, harus di atas, di beruga ini." Ujar Mamiq. 

Mesjid Kuno bayan terletak di atas bukit tak jauh dari wilayah keraton. Mesjid ini diperkirakan sudah ada sejak 300 tahun sebelum masehi. Mesjid ini pun sangat sederhana, berlantai tanah, beratap bambu dan alang-alang dan berdinding anyaman kayu. Mesjid hanya dibuka untuk upacara peringatan adat tertentu. 

Komplek pedaleman yang sederhana

Komplek pedaleman yang sederhana


Terlepas dari segala tradisi yang kental dan dipegang teguh, mereka tidak menolak pembaruan. Mereka hidup modern dan tidak menutup diri. Sebagian masyarakat masih bekerja mencocok tanam, tetapi ada pula yang menjadi pegawai negri sipil dan guru. Belajar memaknai hidup dari Mamiq sungguh membuka mata kami, dari kearifan dan keserhanaan prinsip hidup masyarakat setempat. Manusia dan alam hidup berdampingan dengan damai. Masyarakat tidak menolak pembaruan, tanpa melupakan leluhur dan asal-usul kehidupan.

Sumber : Jejak Misteri Trans7, Detik Travel

Jejak Misteri Kerajaan di Lombok

Posted: 06 Sep 2011 11:04 AM PDT

Merekonstruksi sejarah Kerajaan Selaparang menjadi sebuah bangunan kesejarahan yang utuh dan menyeluruh agaknya memerlukan pengkajian yang mendalam. Permasalahan utamanya terletak pada ketersediaan sumber-sumber sejarah yang layak dan memadai. Sumber-sumber yang ada sekarang, seperti Babad dan lain-lain memerlukan pemilihan dan pemilahan dengan kriteria yang valid dan reliable. Apa yang tertuang dalam tulisan sederhana ini mungkin masih mengundang perdebatan.

Karena itu sejauh terdapat perbedaan-perbedaan dalam pengungkapannya akan dlmuat sebagai gambaran yang masih harus ditelusurl sebagal bahan pengkajlan leblh ianjut.
Agak sulit membuat kompromi penafsiran untuk menemukan benang merah ketiga deskripsi di atas. Minimnya sumber-sumber sejarah menjadi alasan yang tak terelakkan.

Zaman Majapahit

Menurut Lalu Djelenga (2004), catatan sejarah kerajaan-kerajaan di Lombok yang lebih berarti dimulai dari masuknya Majapahit melalui exspedisi di bawah Mpu Nala pada tahun 1343, sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa Maha Patih Gajah Mada yang kemudian diteruskan dengan inspeksi Gajah Mada sendiri pada tahun 1352.
Ekspedisi ini, lanjut Djelenga, meninggalkan jejak kerajaan Gelgel di Bali. Sedangkan di Lombok, dalam perkembangannya meninggalkan jejak berupa empat kerajaan utama saling bersaudara, yaitu Kerajaan Bayan di barat, Kerajaan Selaparang di Timur, Kerajaan Langko di tengah, dan Kerajaan Pejanggik di selatan. Selain keempat kerajaan tersebut, terdapat kerajaan-kerajaan kecil, seperti Parwa dan Sokong serta beberapa desa kecil, seperti Pujut, Tempit, Kedaro, Batu Dendeng, Kuripan, dan Kentawang. Seluruh kerajaan dan desa ini selanjutnya menjadi wilayah yang merdeka, setelah kerajaan Majapahit runtuh.
Di antara kerajaan dan desa itu yang paling terkemuka dan paling terkenal adalah Kerajaan Lombok yang berpusat di Labuhan Lombok. Disebutkan kota Lombok terletak di teluk Lombok yang sangat indah dan mempunyai sumber air tawar yang banyak. Keadaan ini menjadikannya banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Palembang, Banten, Gresik, dan Sulawesi.

Masuknya Islam

Belakangan, ketika Kerajaan ini dipimpin oleh Prabu Rangkesari, Pangeran Prapen, putera Sunan Ratu Giri datang mengislamkan kerajaan Lombok. Dalam Babad Lombok disebutkan, pengislaman ini merupakan upaya dari Raden Paku atau Sunan Ratu Giri dari Gersik, Surabaya yang memerintahkan raja-raja Jawa Timur dan Palembang untuk menyebarkan Islam ke berbagai wilayah di Nusantara.
"Susuhnii Ratu Giri memerintahkan keyakinan baru disebarkan ke seluruh pelosok. Dilembu Manku Rat dikirim bersama bala tentara ke Banjarmasin, Datu bandan di kirim ke Makasar, Tidore, Seram dan Galeier, dan Putra Susuhunan, Pangeran Prapen ke Bali, Lombok, dan Sumbawa. Prapen pertama kali berlayar ke Lombok, dimana dengan kekuatan senjata ia memaksa orang untuk memeluk agama Islam. Setelah menyelesaikan tugasnya, Prapen berlayar ke Sumbawa dan Bima. Namun selama ketiadaannya, karena kaum perempuan tetap menganut keyakinan Pagan, masyarakat Lombok kembali kepada faham pagan. Setelah kemenangannya di Sumbawa dan Bima, Prapen kembali, dan dengan dibantu oleh Raden Sumuliya dan Raden Salut, ia mengatur gerakan dakwah baru yang kali ini mencapai kesuksesan. Sebagian masyarakat berlari ke gunung-gunung, sebagian lainnya ditaklukkan lalu masuk Islam dan sebagian lainnya hanya ditaklukkan. Prapen meninggalkan Raden Sumuliya dan Raden Salut untuk memelihara agama Islam, dan ia sendiri bergerak ke Bali, dimana ia memulai negosiasi (tanpa hasil) dengan Dewa Agung Klungkung."
Proses pengislaman oleh Sunan Prapen menuai hasil yang menggembirkan, hingga beberapa tahun kemudia seluruh pulau Lombok memeluk agama Islam, kecuali beberapa tempat yang masih memepertahankan adat istiadat lama.
Sementara di Kerajaan Lombok, sebuah kebijakan besar dilakukan Prabu Rangkesari dengan memindahkan pusat kerajaan ke Desa Selaparang atas usul Patih Banda Yuda dan Patih Singa Yuda. Pemindahan ini dilakukan dengan alasan letak Desa Selaparang lebih strategis dan tidak mudah diserang musuh dibandingkan posisi sebelumnya.
Menurut Fathurrahman Zakaria, dari wilayah pusat kerajaan yang baru ini, panorama Selat Alas yang indah membiru dapat dinikmati dengan latar belakang daratan Pulau Sumbawa dari ujung utara ke selatan dengan sekali sapuan pandangan. Dengan demikian semua gerakan yang mencurigakan di tengah lautan akan segera dapat diketahui. Wilayah ini juga memiliki daerah belakang berupa bukit-bukit persawahan yang dibangun dan ditata rapi bertingkat-tingkat sampai hutan Lemor yang memiliki sumber air yang melimpah.
Di bawah pimpinan Prabu Rangkesari, Kerajaan Selaparang berkembang menjadi kerajaan yang maju di berbagai bidang. Salah satunya adalah perkembangan kebudayaan yang kemudian banyak melahirkan manusia-manusia sebagai khazanah warisan tradisional masyarakat Lombok hari ini. Dengan mengacu kepada ahli sejarah berkebangsaan Belanda L. C. Van den Berg yang menyatakan bahwa, berkembangnya Bahasa Kawi sangat mempengaruhi terbentuknya alam pikiran agraris dan besarnya peranan kaum intelektual dalam rekayasa sosial politik di Nusantara, Fathurrahman Zakaria (1998) menyebutkan bahwa para intelektual masyarakat Selaparang dan Pejanggik sangat mengetahui Bahasa Kawi. Bahkan kemudian dapat menciptakan sendiri aksara Sasak yang disebut sebagai jejawen. Dengan modal Bahasa Kawi yang dikuasainya, aksara Sasak dan Bahasa Sasak, maka para pujangganya banyak mengarang, menggubah, mengadaptasi, atau menyalin manusia Jawa kuno ke dalam lontar-lontar Sasak. Lontar-lontar dimaksud, antara lain Kotamgama, lapel Adam, Menak Berji, Rengganis, dan lain-lain. Bahkan para pujangga juga banyak menyalin dan mengadaptasi ajaran-ajaran sufi para walisongo, seperti lontar-lontar yang berjudul Jatiswara, Lontar Nursada dan Lontar Nurcahya. Bahkan hikayat-hikayat Melayu pun banyak yang disalin dan diadaptasi, seperti Lontar Yusuf, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Sidik Anak Yatim, dan sebagainya.
Dengan mengkaji lontar-lontar tersebut, menurut Fathurrahman Zakaria (1998) kita akan mengetahui prinsip-prinsip dasar yang menjadi pedoman dalam rekayasa sosial politik dan sosial budaya kerajaan dan masyarakatnya. Dalam bidang sosial politik misalnya, Lontar Kotamgama lembar 6 lembar menggariskan sifat dan sikap seorang raja atau pemimpin, yakni Danta, Danti, Kusuma, dan Warsa. Danta artinya gading gajah; apabila dikeluarkan tidak mungkin dimasukkan lagi. Danti artinya ludah; apabila sudah dilontarkan ke tanah tidak mungkin dijilat lagi. Kusuma artinya kembang; tidak mungkin kembang itu mekar dua kali. Warsa artinya hujan; apabila telah jatuh ke bumi tidak mungkin naik kembali menjadi awan. Itulah sebabnya seorang raja atau pemimpin hendaknya tidak salah dalam perkataan.
Selain itu, dalam lontar-lontar yang ada diketahui bahwa istilah-istilah dan ungkapan yang syarat dengan ide dan makna telah dipergunakan dalam bidang politik dan hukum, misalnya kata hanut (menggunakan hak dan kewajiban), tapak (stabil), tindih (bertata krama), rit (tertib), jati (utama),tuhu (sungguh-sungguh), bakti (bakti, setia), atau terpi (teratur). Dalam bidang ekonomi, seperti itiq (hemat), loma (dermawan), kencak (terampil), atau genem (rajin).
Kemajuan Kerajaan Selaparang ini membuat kerajaan Gelgel di Bali merasa tidak senang. Gelgel yang merasa sebagai pewaris Majapahit, melakukan serangan ke Kerajaan Selaparang pada tahun 1520, akan tetapi monemui kegagalan.
Mengambil pelajaran dari serangan yang gagal pada 1520, Gelgel dengan cerdik memaanfaatkan situasai untuk melakukan infiltrasi dengan mengirimkan rakyatnya membuka pemukiman dan persawahan di bagian selatan sisi barat Lombok yang subur. Bahkan disebutkan, Gelgel menempuh strategi baru dengan mengirim Dangkiang Nirartha untuk memasukkan faham baru berupa singkretisme Hindu-Islam. Walau tidak lama di Lombok, tetapi ajaran-ajarannya telah dapat mempengaruhi beberapa pemimpin agama Islam yang belum lama memeluk agama Islam. Namun niat Kerajaan Gelgel untuk menaklukkan Kerajaan Selaparang terhenti karena secara internal kerajaan Hindu ini juga mengalami stagnasi dan kelemahan di sana-sini.
Kedatangan VOC Belanda ke Indonesia yang menguasai jalur perdagangan di utara telah menimbulkan kegusaran Gowa, sehingga Gowa menutup jalur perdagangan ke selatan dengan cara menguasai Pulau Sumbawa dan Selaparang. Dan untuk membendung misi kristenisasi menuju ke barat, maka Gowa juga menduduki Flores Barat dengan membangun Kerajaan Manggarai.
Ekspansi Gowa ini menyebabkan Gelgel yang mulai bangkit tidak senang. Gowa dihadapkan pada posisi dilematis, mereka khawatir Belanda memanfaatkan Gelgel. Maka tercapai kesepakatan dengan Gelgel melalui perjanjian Saganing pada tahun 1624, yang isinya antara lain Gelgel tidak akan bekerja sama dengan Belanda dan Gowa akan melepaskan perlindungannya atas Selaparang, yang dianggap halaman belakang Gelgel.
Akan tetapi terjadi perubahan sikap sepeninggal Dalem Sagining yang digantikan oleh Dalem Pemayun Anom. Terjadi polarisasi yang semakin jelas, yakni Gowa menjalin kerjasama dengan Mataram di Jawa dalam rangka menghadapi Belanda. Sebaliknya Belanda berhasil mendekati Gelgel, sehingga pada tahun 1640, Gowa masuk kembali ke Lombok. Bahkan pada tahun 1648, salah seorang Pangeran Selaparang dari Trah Pejanggik bernama Mas Pemayan dengan gelar Pemban Mas Aji Komala, diangkat sebagai raja muda, semacam gubernur mewakili Gowa, berkedudukan di bagian bara pulau Sumbawa.
Akhirnya perang antara Gowa dengan Belanda tidak terelakkan. Gowa melakukan perlawanan keras terutama dibawah pimpinan Sultan Hasanuddin yang dijuluki Ayam Jantan dari Timur. Sejarah mencatat Gow harus menerima perjanjian Bungaya pada tahun 1667. Bungaya adalah sebuah wilayah yang terletak disekitar pusat kerajaan Gelgel di Klungkung yang menandai eratnya hubungan Gelgel-Belanda. Konon Gelgel berusaha memanfaatkan situasi dengan mengirimkan ekspedisi langsung ke pusat pemerintahan Selaparang pada tahun 1668-1669, tetapi ekspedisi tersebut gagal.
Sekalipun Selaparang unggul melawan kekuatan tetangganya, yaitu Kerajaan Gelgel, namun pada saat yang bersamaan, suatu kekuatan baru dari arah barat telah muncul pula. Embrio kekuatan ini telah ada sejak permulaan abad ke-15 dengan datangnya para imigran petani liar dari Karang Asem (Bali) secara bergelombang, dan mendirikan koloni di kawasan Kotamadya Mataram sekarang ini. Kekuatan itu telah menjelma sebagai sebuah kerajaan kecil, yaitu Kerajaan Pagutan dan Pagesangan, yang berdiri pada tahun 1622.
Namun bahaya yang dinilai menjadi ancaman utama dan akan tetap muncul secara tiba-tiba yaitu kekuatan asing, Belanda, yang sewaktu-waktu akan melakukan ekspansi. Kekuatan dari tetangga dekat diabaikan, karena Gelgel yang demikian kuat mampu dipatahkan. Sebab itu sebelum kerajaan yang berdiri di wilayah kekuasaannya di bagian barat ini berdiri, hanya diantisipasi dengan menempatkan pasukan kecil di bawah pimpinan Patinglaga Deneq Wirabangsa.
Di balik itu, memang ada faktor-faktor lain terutama masalah perbatasan antara Selaparang dan Pejanggik yang tidak kunjung selesai. Hal ini menyebabkan adanya saling mengharapkan peran yang lebih di antara kedua kerajaan serumpun ini. Atau saling lempar tanggung jawab. Dalam kecamuk peperangandan upaya mengahadapi masalah kekuatan yang baru tumbuh dari arah barat itu, maka secara tiba-tiba saja, tokoh penting di lingkungan pusat kerajaan, yaitu patih kerajaan sendiri yang bernama, Raden Arya Banjar Getas, ditengarai berselisih pendapat dengan rajanya. Raden Arya Banjar Getas akhirnya meninggalkan Selaparang dan hijrah mengabdikan diri di Kerajaan Pejanggik.yang dulu (Kerajaan Pejanggik-red) berada di Daerah Pejanggik yang berada di Kecamatan Jonggat
Atas prakarsanya sendiri, Raden Arya Banjar Getas dapat menyeret Pejanggik bergabung dengan sebuah Ekspedisi Tentara Kerajaan Karang Asem yang sudah mendarat menyusul di Lombok Barat. Semula, informasi awal yang diperoleh, maksud kedatangan ekspedisi itu akan menyerang Kerajaan Pejanggik.
Namun dalam kenyataan sejarah, ekspedisi itu telah menghancurkan Kerajaan Selaparang. Dan Kerajaan Selaparang dapat ditaklukkan hampir tanpa perlawanan, karena sudah dalam keadaan sangat lemah. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1672. Pusat kerajaan hancur; rata dengan tanah, dan raja beserta seluruh keluarganya mati terbunuh.
Selaparang jatuh hanya tiga tahun setelah menghadapi Belanda. Empat belas tahun kemudian, pada tahun 1686 Kerajaan Pejanggik dibumi hanguskan oleh Kerajaan Mataram Karang Asem. Akibat kekalahan Pejanggik, maka Kerajaan Mataram mulai berdaulat menjadi penguasa tunggal di Pulau Lombok setelah sebelumnya juga meluluh lantakkan kerajaan-kerajaan kecil lainnya.
 
Sumber: Wikipedia

20 Anjing Raksasa

Posted: 05 Sep 2011 08:44 PM PDT

<>



















13 kamar Aneh dan Unik di Hotel

Posted: 05 Sep 2011 08:30 PM PDT

Biasanya, sebuah hotel atau motel menyediakan kamar-kamar yang nyaman sebagai tempat menginap tamu-tamunya. Tentu tergantung dari kelas dan tarif menginap pada masing-masing hotel tersebut.
Mulai dari yang seadanya sampai yang sangat nyaman. Untuk menunjang kenyamanan, juga tergantung kelasnya, desain kamar-kamar tersebut biasanya berkonsep elegan, rapi, atau pun asri, maksudnya supaya tamu-tamu yang menginap di hotel tersebut betah.
Mungkin, seiring dengan persaingan hotel-hotel yang ada, diperlukan konsep desain yang sedikit berbeda. Sebuah hotel dengan konsep desain kamar hotel yang unik, bisa menjadi nilai tambah agar membuat orang memilih hotel tersebut sebagai tempat menginap.
Salah satu hotel yang menawarkan kamar-kamar hotel dengan desain interior ruang yang unik, ada juga yang aneh, bahkan nyeleneh, bisa juga dibilang extreme, adalah hotel bernama Propeller Island City Lodge. Lihat saja beberapa kamar yang ditawarkannya berikut ini :

1. Castle Room

Konsep ruangannya adalah penempatan kastil (istana jaman dulu) di tengah kota. Tempat tidurnya berbentuk kastil, perabotan lain berbentuk rumah penduduk. Dinding berwarna-warni digambarkan sebagai kota.
Castle RoomCastle Room

2. Flying Bed

Konsepnya lebih kepada desain penempatan tempat tidur yang seakan-akan melayang di tengah ruangan. Hal unik lainnya adalah lantai ruangan yang dibuat miring.
Flying Bed

3. Four Beams

Konsepnya adalah tempat tidur yang digantung setinggi 1,5 meter pada empat buah balok besar. Kalau mau tidur, tamu harus memanjat tangga menuju tempat tidur.
Four Beams

4. Freedom

Konsepnya meniru ruangan penjara, lengkap dengan tempat tidur yang digantung di dinding, toilet yang ada di samping tempat tidur, dan, sebuah lubang pelarian pada dinding yang sengaja dibiarkan masih berantakan, lengkap dengan palu. Semuanya untuk menciptakan suasana sebuah ruangan sel/penjara.
FreedomFreedom

5. Gruft

Konsep yang paling unik pada ruangan ini tentu saja tempat tidurnya, berupa peti mati. Hiiiii. Peti mati sebagai tempat tidur tersebut terletak di atas ruangan. Ruangannya sendiri berbentuk labyrinth. Cocok buat yang suka bergaya Gothic
Gruft

6. Gummizelle/Padded Cell

Konsepnya adalah ruangan yang sangat tenang. Seluruh permukaan ruangan dari bawah sampai atas dilapisi kulit, sehingga dikatakan bahwa yang berada di dalam ruangan ini bahkan bisa mendengar detak jantung mereka sendiri.
GummizelleGummizelle/Padded Cell

7. Mirror Room

Konsepnya adalah dinding ruangan yang penuh dengan cermin, sehingga akan terlihat banyak bayangan. Pusing juga ya, bayangan ada di mana-mana
Mirror RoomMirror Room

8. Nudes

Kamar telanjang/nude judulnya. Isinya, dinding yang dipenuhi dengan foto-foto pria/wanitasexygoogling aja sendiri ya tampil telanjang alias bugil, diberi nuansa temaram keungu-unguan. Berhubung sedang bulan puasa, agar tidak terlihat yang porno, sebagian (besar) gambar fotonya saya sensor. Haaaa… kalo penasaran,
NudesNudes

9. Space-cube

Konsepnya seperti kabin ruang angkasa, dengan nuansa cahaya biru dan dinding kaca. Tempat tidurnya unik, satu tempat tidur bisa ditempati bersama, atau dipisahkan dengan sebuah pembatas. Maksudnya sih, kalau ada dua orang yang ingin tidur dalam satu ruangan tapi bisa "terpisah" tempat tidurnya.
Space-cubeSpace-cube

10. Speicher

Penampilannya mirip gudang penyimpanan bahan pangan. Tempat tidur di atas. Naik ke atas lewat tangga yang tersembunyi. Ada tumpukan karung kentang segala
SpeicherSpeicher

11. Symbol Room

Konsepnya sebenarnya cukup sederhana, yaitu menampilkan ruangan yang dipenuhi gambar-gambar berupa simbol pada seluruh permukaannya, seperti kumpulan special character pada teks komputer. Walaupun sederhana, tapi jadi terlihat unik.
Symbol Room

12. Two Lions

Konsepnya seperti menampilkan sebuah ruangan tempat pertunjukan sirkus. Tempat tidurnya adalah dua kerangkeng kandang singa, lengkap dengan rantainya. Ada juga tempat tidur di sisi ruangan, yang diibaratkan sebagai area penonton sirkus.
Two LionsTwo Lions

13. Upside Down

Konsepnya, ruangan terbalik. Yang biasanya di atas jadi di bawah, yang di bawah jadi di atas. Lantai ditampilkan sebagai langit-langit, dan langit-langit justru terlihat seperti lantai, lengkap dengan perabot seperti meja dan kursinya serta pola lantai kotak-kotak. Tempat tidur dan perabot yang sungguhan dimasukkan lebih rendah, sehingga terkesan seperti di dalam kap lampu di langit-langit bercat putih polos. Waduh, bangun tidur dalam keadaan setengah sadar bisa terkaget-kaget nih, takut jatuh
Upside DownUpside Down

No comments:

Post a Comment