Thursday, 22 September 2011

印尼华人 (21/1)

印尼华人 (21/1)


MAWAR YANG IA INGIN LUPAKAN

Posted: 22 Sep 2011 02:14 AM PDT

Cerpen: Entah kapan. Ia tak sengaja memandang jendela kaca yang menghubungkan terasnya dengan teras sebelah, dan melihat mawar itu. Hanya setangkai, pekat merah, rekah, mendongak bagai tengadah. Tanpa cabang, tanpa ranting, tegak lurus bagai mencuat dari pot kecil ramping. Kemudian ia lupa.

Entah kapan. Ia kembali melihat mawar itu, juga tak sengaja, dan heran ketika sadar kakinya telah begitu saja melangkah mendekat ke jendela kaca. Ia berpikir, mencari alasan. Kesendirian, gumamnya. Mawar itu jadi menonjol karena hanya sekuntum, membuat keindahan tampak kentara. Lalu ia kembali lupa.

Entah kapan. Ia ingat mawar itu tiba-tiba, membuka pintu, melangkah ke teras, melayangkan pandang ke sana. Dan di sana, di balik jendela kaca, dalam pot kecil ramping di atas meja, mawar itu masih pekat merah, masih rekah, masih mendongak bagai tengadah. Hanya saja, saat itu, ada seraut wajah, sesosok lelaki yang tak lagi bisa dikatakan muda, setengah menunduk bagai menjenguk ke rekah bunga.

Tidak. Bukan menjenguk. Tepatnya, bukan hanya menjenguk. Lelaki itu bagai habis mencium, menghirup sesuatu dari kelopaknya. Dan tiba-tiba, ia merasa risi, merasa jengah, seolah menyaksikan sesuatu yang tak boleh dilihatnya. Tetapi, kenapa? Bukankah wajar, bukankah biasa, seseorang mencium, menghirup mereguk wangi bunga?

Sejak itu, entah kenapa, ia gelisah.

Sejak itu, ia betul-betul ingin lupa.

***
IA ingin lupa, tetapi yang kemudian terjadi justru sebaliknya. Semakin keras ia berusaha melupakan, semakin kuat bayangan mawar itu melekap di kepalanya. Aneh, kenapa bisa? Bukankah itu cuma mawar? Dan bukankah pernah juga ia melihat mawar entah di mana?

Bahwa mawar itu hanya sekuntum, dan karenanya keindahan jadi kentara, ia bisa mafhum. Tetapi, ini, sampai membuatnya gelisah dan tak lupa-lupa? Sungguh ia tak mengerti. Tak habis pikir. Eh, sekuntum. Kenapa mawar itu hanya sekuntum, selalu saja hanya sekuntum, sejak pertama ia lihat? Mustahil, mustahil mawar itu tak gugur-gugur atau tak bertambah.

Kecurigaan bahwa mawar itu palsu, atau mungkin cuma bunga plastik, memaksa ia suatu pagi kembali mendekat ke jendela kaca. Ia tahan hatinya yang gelisah. Ia tahan dadanya yang gemuruh. Dan di sana, di atas meja kaca, seperti hari-hari lalu, mawar itu masih pekat merah, masih rekah, masih mendongak bagai tengadah. Dan di bawah, tak jauh dari kaki pot kecil ramping, tiga kelopak tergeletak bagai terhampar.

Itu… kelopak mawar. Guguran kelopak mawar.

Mawar itu asli, tak ia ragukan lagi.

***
IA tak ragu lagi, dan gelisahnya tak terbendung lagi. Sungguh, betapa ia tak mengerti. Berhari-hari. Berminggu-minggu. Dirinya hilang arah pikirannya tak tentu. Tugas-tugasnya jadi terlantar pekerjaannya terganggu. Mawar. Mawar… pekat merah, rekah, mendongak bagai tengadah. Hanya sekuntum, sendiri, kelopaknya gugur tumbuh lagi tumbuh lagi… tak mati-mati. Apakah memang ada mawar seperti itu?

"Tidak," jawab setiap penjual mawar di setiap toko mawar saat ia tak lagi tahan lalu mencari tahu tentang mawar itu. "Hanya sekuntum dan tak mati-mati? Mustahil!" jawab setiap kenalan di setiap pertemuan saat ia tak lagi tahan mengatasi hasrat, melawan gelora, perasaan ingin punya. Eh, perasaan ingin punya? Ia terkejut menyadari itu, tetapi juga tak ingin membantahnya.

Ah, kenapa lelaki itu bisa memiliki mawar seperti itu?

***
MEMANG, entah kapan, ada terlintas keinginan dalam kepalanya untuk menanyakan langsung kepada si lelaki. Tetapi, entah kenapa, ia tak berani. Sebenarnya ia heran kenapa tak berani. Tetapi, entah kenapa, ingatan saat lelaki itu menunduk, mencium, mereguk wangi dari sang mawar, membuncah seperti menghalangi. Ah, kenapa mesti menghalangi? Ia buang perasaan aneh itu, perasaan tak wajar itu, dengan lebih meyakini alasan ini: tak biasa mereka bertegur-sapa, menanyakan hal tak penting ini-itu, kepada tetangga.

Memang, seperti juga penghuni lain, ia hanya mengangguk, tersenyum tipis saat berpapasan. Kecuali kepada dua orang satpam yang tugas bergiliran di lantai dasar, tak seorang pun menyapa nama di apartemen ini. Itu pun, tentu saja, karena nama tertera di seragam si satpam. Selebihnya hanya "Eh," atau "Maaf," atau gumam sesal semacamnya bila tak sengaja bersentuhan di sesak lift atau bila kadang, karena terburu, nyaris bertubrukan di kelok koridor.

Memang, hanya di koridor atau di lift, atau di lantai dasar, mereka bisa bertemu. Teras mereka, seperti hal terasnya dengan si tetangga, dibatasi oleh tembok dengan jendela kaca sebagai 'penghubung'-nya. Maka begitulah mereka jadi saling tak kenal dengan penghuni sebelah. Maka begitu pulalah ia merasa tak pantas menanyakan langsung kepada si lelaki, mengetuk pintu si lelaki hanya untuk menanyakan hal tak penting semacam mawar. Hal tak penting?

Hal tak penting… yang membuat hari-harinya tak lagi seperti biasa.

Hal tak penting yang, kemudian, membuatnya setiap hari ia lakukan browsing hanya untuk satu kata: mawar.

***
TETAPI, walau sudah setiap hari ia lakukan browsing, hasilnya sama saja. Sama sekali tak, tak ada mawar seperti itu.Yang ia cuma ketemu, dan membuatnya makin tahu, bahwa mawar telah ada sejak tiga puluh lima juta tahun lalu, memiliki silsilah keluarga paling rumit dibanding spesies bunga apa pun, dan bahwa, sampai kini, varietasnya telah mencapai lebih tiga puluh ribu.

Tentu pula ia juga bertemu dengan semacam asal-usul dan mitologi. Bahwa mawar diciptakan Chloris si dewi bunga, lalu Aphrodite, si dewi cinta, memberinya nama. Bahwa Dionysus si dewa anggur memberinya nektar; lalu Zephyr, si dewa angin barat, meniup awan sehingga Apollo si dewa matahari bisa menyinarinya. Maka mekarlah ia, mawar. Mawar yang dalam legenda Hindu kuno berwujud Laksmi, istri yang dipersembahkan Brahma bagi Wisnu. Mmm, bagaimana Laksmi bisa menjelma dari seratus delapan kelopak mawar besar dan seribu delapan kelopak mawar kecil?

Hanya hal-hal seperti itu yang ia temukan. Hal-hal yang sebenarnya juga membuatnya merasa takjub, tercengang, terkagum-kagum, tetapi yang ia butuhkan saat ini adalah ketakjuban yang nyata, sesuatu yang benar-benar ada. Mawar yang… ya, pekat merah, rekah, mendongak bagai tengadah. Hanya sekuntum, sendiri, kelopaknya gugur tumbuh lagi tumbuh lagi, tak mati-mati. Mawar yang… ya, dimiliki oleh lelaki itu. Ah betapa, betapa ia tak lagi bisa mengingkari bahwa ia memang ingin memiliki.

***
INGIN memiliki tetapi tak bisa, apa yang kemudian muncul adalah mimpi. Mulanya ia tak percaya bahwa itu mimpi. Semuanya sangat nyata, seolah benar-benar ada, bahkan saat ia sudah terjaga. Mawar itu datang kepadanya, berupa kelopak demi kelopak. Kelopak-kelopak itu mengambang, bagai berkumpul dua-tiga jengkal di depan wajahnya, sejenak, lalu melayang ke pintu, terus ke teras dan… astaga, satu demi satu, kelopak demi kelopak, menyusun diri jadi sekuntum mawar di ujung tangkai yang bagai telah lama ada, di sana, dalam pot kecil ramping di atas meja. Pot kecil ramping yang sudah sangat dikenalnya. Meja kaca yang juga sudah sangat dikenalnya.

Ajaib. Tetapi, dalam mimpi itu, semua seperti biasa. Keajaiban itu seolah wajar belaka. Dan semua kewajaran itu menjelma dalam wujud yang benar-benar nyata. Sampai saat ia terjaga. Sampai saat ia berdiri dan melangkah. Sampai saat ia berada di teras dan… mawar itu masih di sana: di balik jendela kaca, dalam pot kecil ramping di atas meja, di teras tetangga.

Ia telah bermimpi?

Ahh… ia telah bermimpi.

***
IA telah bermimpi, dan mimpi itu datang berulang. Mimpi yang selalu sama: kelopak-kelopak mengambang, sejenak berkumpul di depannya lalu melayang, menyusun diri menjelma mawar. Bagaimanapun, ia senang. Karena mimpi itu sangat nyata. Karena menjelma mawar yang sama: pekat merah, rekah, mendongak bagai tengadah. Sampai suatu kali, tiba-tiba, mimpi itu berubah.

Kelopak-kelopak itu tetap datang, tetap mengambang dua-tiga jengkal di depan wajahnya. Tetapi kelopak-kelopak itu tak lagi melayang menyusun diri menjelma mawar, melainkan membesar, melebar, terus melebar, dan kemudian jatuh menyungkupnya.Tidak. Bukan jatuh. Kelopak-kelopak yang terus melebar (sampai seluas kamar?) itu memang sengaja menyungkup, sengaja menyergap. Satu kelopak, dua kelopak, tiga… napasnya sesak.

Empat kelopak, lima kelopak, enam… situasinya kini berbeda. Ia kini tahu ia bermimpi, tetapi ia tak mampu menggerakkan tubuhnya. Tujuh kelopak, delapan kelopak… ia tak bisa bernapas lagi. Paru-parunya serasa pecah.Tubuhnya serasa meledak. Dan seiring dengan hunjaman nyeri dan rasa sakit luar biasa, ia akhirnya lalu terlepas, dengan peluh yang merembes hebat dari pori-porinya.

Begitulah semua berawal. Dan begitulah hidupnya lalu berubah.

***
MULANYA, tentu, seperti mimpi lalu, ia menyangka mimpi itu akan berakhir dan berganti dengan mimpi lain. Tetapi ternyata tidak, ia keliru. Berhari-hari. Berminggu-minggu. Suatu pagi, saat ia meyakinkan diri bahwa segalanya pasti berlalu, apartemennya diketuk, dan ia terkejut mendapati sosok yang berdiri di balik pintu.

Lelaki itu. Si pemilik mawar itu.

Ia masih terpana ketika lelaki itu berkata, "Anda telah mengambil mawar saya."

Mengambil? Ia masih mencerna ketika lelaki itu melanjutkan, "Anda tahu? Lama sekali saya menunggu."

Lama? Menunggu? Ia masih tak mengerti, dan tambah tak mengerti ekspresi wajah si lelaki. Bibir itu. Tersenyum. Seperti lega.

"Sa-saya… tak mengambil," ucapnya terbata.

"Saya tahu Anda bakal menyangkal. Tetapi lihatlah teras Anda."

Teras? Tanpa sadar ia membalikkan tubuh dan melangkah.

"Tunggu."

Ia terhenti. Berbalik. Kembali menatap lelaki itu.

"Terima kasih. Saya sungguh berterima kasih."

Terima kasih? Ia makin tak mengerti, tambah tak mengerti saat lelaki itu menjulurkan tangan menyalami. Ia masih tegak di pintu, masih bingung akan apa yang sebenarnya terjadi. Saat punggung lelaki itu lenyap ditelan pintunya sendiri, saat lorong koridor kembali menjelma sepi, barulah ia tersadar dan buru-buru menutup pintu, berbalik, dan bergegas melangkah ke teras.

Dan, begitulah semua berawal. Dan begitulah hidupnya berubah. Di teras itu, di lantai terasnya, kelopak-kelopak mawar tergeletak bagai terhampar, berbaris, dari mulut pintu sampai ke jendela kaca.

Ia menggigil, gemetar, ingat tiba-tiba mimpi celaka.

Ia tiba-tiba tahu, dan sadar, kenapa si lelaki tersenyum lega. [Fenny Lim / Palembang / Tionghoanews]

BENTUK HIDUNG MENCERMINKAN KEPRIBADIAN ANDA

Posted: 22 Sep 2011 01:07 AM PDT

Ahli kepribadian percaya bahwa bentuk hidung dapat mengungkap kepribadian Anda. Simon Brown, penulis buku The Secrets of Face Reading, mencoba menganalisis apa kata bentuk hidung mengenai Anda.

TURNED UP

Ciri-ciri : Tulang hidung panjang, lekukan jelas hampir seperti cekungan, dan mencuat di ujung tulang hidung.

Analisis : Tipe hidung yang imut ini menandakan Anda orang yang baik hati, optimis, dan perhatian. Pribadi Anda juga penuh dengan antusiasme dan sangat suportif pada keluarga dan teman. Tidak lupa Anda juga menyimpan jiwa petualang dalam seks.

Contohnya : Aktris Nicole Kidman, Marilyn Monroe, dan Victoria Beckham.

ROMAN

Ciri-ciri : Tipe hidung ini memiliki benjolan kecil mulai dari pertengahan tulang hidung yang mengarah ke ujung bawah hidung.

Analisis : Tipe ini merupakan sinyal kepribadian yang kuat, tapi tidak selalu impulsif. Anda orang yang memotivasi orang lain, berpengaruh dan penuh perhitungan.

Contohnya : Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, Penyanyi Bono (U2).

GREEK

Ciri-ciri : Tulang hidung panjang, lurus, dan terkesan kuat. Jika dilihat sudut yang terbentuk antara ujung hidung dan bibir atas membentuk sekitar 80 derajat, atau mendekati sudut siku-siku.

Analisis : Anda adalah orang yang efisien, pekerja keras, dan orang yang menjaga emosi sehingga sulit untuk dimengerti. Anda adalah orang yang dicari saat terjadi krisis.

Contohnya : Mantan perdana menteri Tony Blair, Margaret Thatcher.

HAWK

Ciri-ciri : Tipe hidung ini menyerupai kaitan atau paruh burung elang yang melengkung di punggung hidung.

Karakter : Tipe ini yang paling peduli dengan apa yang dikatakan orang lain tentang Anda. Berjiwa pemberontak, tidak membutuhkan persetujuan orang lain, dan paling bahagia ketika mengejar tujuan pribadi.

Contohnya : Paris Hilton, dan penyair Dante Alighieri.

SNUB

Ciri –ciri : Tipe ini sama dengan hidung pesek. Bertulang pendek, dan tidak ada bagian yang menonjol.

Karakter : Tipe hidung ini biasanya cerdas dan bijaksana daripada orang kebanyakan. Mereka bereaksi dengan cepat, atau terlalu cepat, sehingga terkesan agresif.

Contohnya : Penyanyi Lily Allen, dan aktor Johnny Depp.

NUBIA

Ciri-ciri : Bertulang pendek dan lebar, tapi tidak menonjol. Tipe ini lazim ditemui kelompok etnis tertentu.

Karakter : Tipe ini mencerminkan kreativitas dan gairah. Ia juga karismatik, mudah menarik perhatian orang banyak.

Contohnya : Presiden AS, Barrack Obama, model Naomi Campbell, dan aktor Will Smith. [Susi Ng / Balikpapan / Tionghoanews]

BERHENTI MEROKOK BERKAITAN DENGAN KEMAMPUAN MENINGKATKAN KEPRIBADIAN

Posted: 22 Sep 2011 12:36 AM PDT

Remaja yang telah berhenti merokok lebih sedikit melakukan tindakan impulsif (bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu) dan neurotik (kecemasan akibat ketakutan pada apa yang dibayangkannya sendiri) dibandingkan mereka yang merokok, menurut sebuah studi baru yang akan diterbitkan dalam jurnal Nicotine and Tobacco Research.

"Data menunjukkan bahwa kaum remaja yang merokok adalah impulsif," kata Andrew Littlefield dari University of Missouri dalam siaran pers. "Itu berarti bahwa para remaja berusia sekitar 18 tahun itu seringkali bertindak tanpa banyak berpikir, dan mereka tidak peduli terhadap konsekuensi negatif jangka panjang dari tindakan mereka itu.

"Meskipun para remaja itu menyadari bahwa merokok buruk bagi kesehatan mereka, namun kebanyakan dari mereka cenderung tetap merokok. Dan, mereka yang menunjukkan penurunan besar dalam impulsifitas, adalah mereka yang memilih untuk berhenti merokok.

"Jika kita dapat memberitahukan efek dari berhenti merokok terhadap penurunan gejala impulsifitas itu, mungkin dapat membuat mereka (remaja) berpikir untuk mulai berhenti merokok," kata Littlefield.

Para peneliti melakukan perbandingan pada orang rentang usia 18-35 tahun yang merokok, dengan orang-orang dalam kelompok usia yang sama yang telah berhenti merokok.

Mereka menemukan bahwa perokok memiliki impulsifitas dan tingkat neurotisisme yang lebih tinggi, dan juga bahwa orang berusia 18-25 tahun yang berhenti merokok menunjukkan perubahan terbesar dalam perilaku. Namun pada orang yang lebih tua (di atas 25 tahun), perubahan kepribadian secara relatif tidak hanya dipengaruhi oleh rokok, namun juga faktor-faktor lain yang telah membentuk kebiasaan.

"Efek dari merokok biasanya akan muncul belakangan dalam rentang usia yang memengaruhi kebiasaan, keinginan, kehilangan kontrol dan toleransi," tambah Littlefield. [Yenny Jie / Palangkaraya / Tionghoanews]

KEKAYAAN YANG TAK TERLIHAT

Posted: 22 Sep 2011 12:33 AM PDT

Hidup tidak selamanya mulus. Kesulitan, kerisauan dan kegagalan kerap akan ditemui. Jika berhasil mempertahankan optimisme, murah hati dan percaya diri saat menghadapi kegagalan, maka hari-hari akan penuh dengan vitalitas hidup, hidup terasa rileks dan tenang, bahkan masa kelam dianggap sebagai kenangan yang manis dan berharga.

Penelitian ilmiah juga telah membuktikan, orang yang berlapang dada, murah hati dan berpandangan luas, batin mereka bersih dan tenang, hidup mereka bersahaja, sehat dan panjang umur. Dua dokter dari fakultas kedokteran John Hopkins Amerika Serikat pernah melakukan survei kepada 127 orang siswa lulusan tahun 1949 – 1964. Ke 127 orang tersebut dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan sifat dan karakter mereka.

Orang dari kelompok pertama mempunyai sifat dan karakter yang berhati-hati, penyesuaian diri pada lingkungan mereka sangat kurang, semangat berpetualang tidak ada. Kelompok kedua memiliki karakter terbuka, optimistis, murah hati dan berpandangan luas. Setelah diteliti, kelompok pertama memiliki risiko terserang penyakit dengan rasio tinggi, rasio kematian juga tinggi. Dalam kurun waktu 15 tahun, sudah 13 orang dari kelompok pertama yang meninggal. Sedangkan orang dalam kelompok kedua memiliki hidup sehat. Penelitian ini membuktikan bahwa sifat terbuka dan sedih berhubungan erat dengan rasio terserang penyakit, serta berpengaruh langsung terhadap panjang pendeknya usia seseorang. 
Dalam cerita Tiga Negara (Sam Kok), ketika pasukan Cao Cao mengalami kekalahan dalam peperangan di Chi Bi, hampir dari seluruh pasukannya yang berjumlah 830 ribu tewas di tangan Zhou Yu karena serangan api. Namun setelah mengalami berbagai kesulitan dan bahaya dia tetap masih bisa tertawa terbahak-bahak. Akhirnya dengan tekad kuat dia memimpin sisa pasukannya berjalan keluar dari lumpur kegagalan.

Pada bulan Desember 1914, laboratorium Thomas Alfa Edison juga hangus dalam sebuah kebakaran. Malam itu hasil jerih payah seumur hidup Edison hampir seluruhnya ludes dalam kobaran api yang ganas. Meski laboratorium itu sudah diasuransikan sebesar 238 ribu dolar, tetapi diperkirakan kerugian aktual dari insiden berkisar lebih dari 2 juta dolar AS. Melihat puing reruntuhan keesokan pagi, Edison hanya berkata, "Bencana pasti memiliki nilainya sendiri, kesalahan-kesalahan yang dulu pernah saya buat terbakar habis oleh kobaran api. Bersyukur kepada Tuhan, kali ini saya boleh mulai lagi dari awal." Kobaran api itu tidak membakar habis antusiasme temuan Edison. Baru selang tiga minggu bencana kebakaran, Edison telah mengeluarkan penemuan gramophon pertama di dunia.     

Kegagalan tentu membawa rasa kecewa dan putus asa, namun bersamaan juga membawa kesempatan untuk bangkit kembali dari kekalahan. Ketika mengalami kegagalan dalam perjalanan hidup, jangan bersikap pasrah dan menyesali kegagalan karena hal itu tidak akan membuahkan apapun. Segeralah bangkit dengan gagah berani barulah benar-benar seorang yang tangguh! Walau api besar telah membakar habis seluruh harta dan materi Edison, tetapi api tidak dapat membakar habis optimistis dan kemurahan hati Edison. Segala pemikiran dan langkah masih melekat dalam benak Edison, ia bisa memulainya kembali sewaktu-waktu!

Kebanyakan orang terlalu terikat dengan materi yang terlihat, sehingga akan mengabaikan kekuatan yang tak terlihat. Orang demikian akan sangat sulit berjalan keluar dari lumpur kegagalan. Dengan rasa optimis, murah hati dan berpandangan luas akan membawa orang menatap hidup baru dengan positif. Ini adalah kekayaan tak terlihat dan paling berharga dalam hidup kita. [Yenny Jie / Palangkaraya / Tionghoanews]

NUKEKUBI, MONSTER BERWUJUD MANUSIA DALAM LEGENDA JEPANG

Posted: 21 Sep 2011 08:01 PM PDT

Nukekubi (抜首) adalah monster dalam cerita rakyat Jepang. Pada siang hari, nukekubi berwujud manusia biasa. Pada malam hari, kepala mereka terlepas dan terbang utnuk mencari mangsa berupa manusia. Setelah menemukan korban, kepala ini akan menjerit lalu menggigit korbannya.

Sementara kepalanya terlepas, tubuh nukekubi menjadi benda mati. Dalam beberapa legenda, ini merupakan salah satu kelemahan nukekubi; jika kepala nukekubi tak bisa menemukan badannyanya sampai matahari terbit, maka nukekubi itu akan mati.

Pada siang hari, nukekubi berusaha membaur dalam masyarakat. Terkadang mereka hidup berkelompok, berpura-pura sebagai suatu keluarga. Satu-satunya ciri nukekubi adalah adanya garis merah di lehernya yang merupakan tempat terlepasnya kepalanya, dan nukekubi sering menyembunyikan tanda ini.

Dalam karyanya yang berjudul Kwaidan, Lafcadio Hearn salah mengidentifikasikan nukekubi sebagai Rokuro-Kubi, sebuah kesalahan yang juga muncul dalam buku fantasi aksi, Sword of the Samurai, dan dalam novel The Art of Arrow-Cutting karangan Stephen Dedman. Rokuro-kubi mirip dengan Nukekubi namun merupakan makhluk yang berbeda; Rokuro-kubi tidak melepaskan kepalanya melainkan memanjangkan lehernya.

Nukekubi juga muncul dalam komik Hellboy tahun 1998 berjudul Heads. Tujuh nukekubi muncul dalam film animasi Hellboy: Sword of Storms. [Janet Ong / Singapore / Tionghoanews]

PENAWARAN IMPORT BORONGAN TERBARU DARI PAKARNYA

Posted: 21 Sep 2011 05:21 PM PDT

Kami menawarkan ongkos jasa import borongan terbaru efektif mulai berlaku hari ini, dengan ongkos yang lebih murah, cepat dan aman, sebagai berikut:

SINGAPORE-JABODETABEK
Minimum: 50 Kgs
Jangka Waktu: 4-7 hari
Berangkat Setiap: Senin
Ongkos: Rp.40.000 per kgs
Gudang: Pasir Panjang

JOHOR BARUH-JABODETABEK
Minimum: 100 Kgs
Jangka Waktu: 4-7 hari
Berangkat Setiap: Jumat
Ongkos: Rp.50.000 per kgs
Gudang: Pasir Gudang

GUANGZHOU-JABODETABEK
Minimum: 1 m3
Berangkat Setiap: Rabu
Jangka Waktu: 3-4 Minggu
Ongkos: Rp.3.800.000 per m3
Gudang: Zeng Bao

KETERANGAN
1. Pembayaran ongkos pengiriman COD (Cash on delivery).
2. Setiap kotak kiriman harus diberi label marking code "TCI" kemudian kode masing-masing pelanggan.
3. Pelanggan cukup menyediakan dokumen 'Packing List & Performa Invoice' untuk kami.
4. Ongkos di atas belum termasuk permintaan layanan trucking jemput kiriman dari alamat Shipper.
5. Kontak kami untuk mengetahui ongkos import borongan khusus kontainer 20", 40", 40"HC atau Refer Containers.
6. Balas email ini untuk mendapatkan penjelasan lebih lengkap tentang layanan import borongan kami ini.

Demikian email penawaran ini kami sampaikan dan atas perhatian serta pertimbangannya, maka kami tidak lupa mengucapkan terima kasih.

Hormat Kami,
Ayen - Hp. 021 97909682
Sales Rep

Kantor,
PT. TRANSWAY CARGO INTITAMA
Address: Jl. Pesanggrahan No.#02-33 Jakarta Barat, DKI, Indonesia.
T: +62-21-26264750
F: +62-21-26264760
M: +62-856-755 0123
Y: transway.cargo@yahoo.co.id
E: pttci@yahoo.co.id
W: transwaycargo.com

HARI JADI 'SENG ONG KENG CU' DOAKAN LELUHUR

Posted: 21 Sep 2011 04:53 PM PDT

Ratusan orang warga masyarakat Tionghoa khususnya umat Buddha di Kota Tanjungbalai memperingati hari jadi Seng Ong Keng Cu di Jalan Ade Irma Suryani Tanjungbalai Selatan, Selasa (20/9). Peringatan hari jadi tersebut digelar dalam rangka mendoakan para leluhur yang merupakan tradisi yang dilaksanakan setiap tahunnya khususnya dikalangan warga masyarakat Tiong Hoa.

Pantauan MedanBisnis, puncak peringatan hari jadi Seng Ong Keng Cu kali ini yang dipimpin langsung Suhu Tony, juga dihadiri sejumlah tokoh masyarakat Tinghoa seperti DR (HC) Suwardi Salim yang akrab disapa Abie Besok, serta beberapa tokoh lainnya.

Meski diperingati secara sederhana, tetapi kelihatannya berjalan sukses dan lancar serta mendapat pengawalan dari aparat kepolisian serta OKP di antaranya Pemuda Pancasila di bawah pimpinan Ketuanya Muhammad Rasyid Ridho.

Tokoh masyarakat Thionghoa Tanjungbalai, Suwardi Salim menyatakan, peringatan hari jadi Seng Ong keng Cu atau Ma Co Pho tepatnya diperingati tangal 23 bulan 3 tahun 2562 sesuai kalender Tionghoa. Namun, kegiatan tersebut hanya diisi dengan ritual sembahyang sesuai dengan kepercayaan yang dianut dan sekaligus menyampaikan doa kepada para leluhur.

"Sebagai tokoh masyarakat, saya berterima kasih karena banyak dukungan dan partisipasi dari berbagai etnis yang ada di daerah Tanjungbalai, sehingga puncak hari jadi Seng Ong Keng Cu tahun ini dapat berjalan sukses dan lancar. Melalui kegiatan ini ke depan akan memberikan manfaat dan dampak posisitif terhadap kemajuan pembangunan serta kesejahteraan warga masayarakat khususnya di Kota Kerang ini," ujarnya. [Angelina Lim / Medan / Tionghoanews]

BUKU TAGIHAN HUTANG PARA DEWA

Posted: 21 Sep 2011 04:38 PM PDT

Pada dinasti Qing di kota Ming Xian ada seorang pejabat bermarga Wang, selalu memakai penanya menjatuhkan hukuman orang, orangnya picik dan serakah. Tetapi setiap dia melakukan korupsi, maka suatu hal aneh akan terjadi menghabiskan uang yang dikorupsinya.

Pada suatu hari dikuil Ming Xian ada seorang murid pendeta Tao, pada malam hari sedang tertidur di koridor di kuil. Tiba-tiba dia mendengar percakapan antara 2 orang dewa, seperti membahas sebuah masalah, membuka buku tagihan hutang mereka sambil berkata, "Pada tahun ini orang ini terlalu banyak korupsi dan serakah pada harta, dengan cara apakah supaya dia kehilangan harta tersebut?" Dewa yang satu lagi menjawab, "Dengan Cuiyun sudah cukup!, tidak usah memikirkan cara yang lain lagi."

Pendeta Tao kecil ini sudah mengetahui di kuil ini sering terjadi hal-hal yang supranatural, dia sudah tidak heran lagi, tetapi dia tidak tahu dewa menginginkan pejabat Wang kehilangan hartanya dan siapakah Cuiyun itu?"

Tidak lama kemudian dia mendengar desas-desus, "Pejabat Wang mencintai seorang pelacur bernama Cuiyun, menghabiskan banyak hartanya, sekarang sudah hampir bangkrut." Pendeta Tao cilik dengan menjerit "Wah" sekarang  semuanya menjadi jelas "Rupanya demikian!".

Tidak berapa lama kemudian dia mendengar lagi, "Pejabat Wang menderita penyakit ganas, tidak ada uang untuk biaya pengobatan, kehidupannya sangat susah, dia sudah dipecat dari jabatannya." Dia menjadi bahan desas-desus di masyarakat seperti, "Dia telah mencelakai terlalu banyak orang, telah mengkorupsi puluhan ribu emas dan lain sebagainya."

Yang terakhir terdengar bahwa pejabat Wang telah menjadi gila dan mati di jalanan. Tidak ada yang menguburkannya. [Vina Koh / Pangkal Pinang / Bangka / Tionghoanews]

No comments:

Post a Comment